Rabu, 01 Juni 2016

MAKALAH ILMU HAMA TANAMAN
FAKTOR LINGKUNGAN YANG MEMPENGARUHI HAMA





Oleh  :
Gilar (14104010)
Muhammad Alvian Murti (14104010)
Sigit Prasetyo (1410401023)
Ulfi Setyaningrum (14104010)
Putra Eko (1310401013)
Siti Hadiyanti Arifah        (1410401037)


PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS TIDAR
2015


BAB I
PENDAHULUAN

Kurang lebih 1 juta serangga telah dideskripsi  (dikenal dalam ilmu pengetahuan), dan hal ini merupakan petunjuk bahwa serangga merupakan makhluk hidup yang mendominasi bumi. Diperkirakan, masih ada sekitar 10 juta spesies serangga yang belum dideskripsi.
Peranan serangga sangat besar dalam menguraikan bahan-bahan tanaman dan binatang dalam rantai makanan ekosistem dan sebagai bahan makanan makhluk hidup lain. Serangga memiliki kemampuan luar biasa dalam beradaptasi dengan keadaan lingkungan yang ekstrem, seperti di padang pasir dan Antartika.
Walaupun ukuran badan serangga relatif kecil dibandingkan dengan vertebrata, kuantitasnya yang demikian besar menyebabkan serangga sangat berperan dalam biodiversity (keragaman makhluk hidup) dan dalam siklus energi dalam suatu habitat.
Oleh karena itu, pada kesempatan ini kelompok kami akan membahas tentang faktor lingkungan yang mempengaruhi kehidupan hama.








   

BAB II
FAKTOR LINGKUNGAN YANG MEMPENGARUHI HAMA

A.    FAKTOR ABIOTIS

1.    Iklim

a.    Suhu
Setiap serangga mempunyai kisaran suhu tertentu, dimana pada suhu terendah ataupun suhu tertinggi, serangga tersebut masih dapat bertahan hidup. Serangga tergolong hewan yang berdarah dingin(poikilotermal) suhu badannya naik turun mengikuti suhulingkungannya. Kisaran suhu untuk kehidupan serangga 15-500C.
Contoh pertumbuhan populasi Myzus persicae Sulz dalam 15 hari tampak meningkat dengan cepat pada keadaan kisaran suhu 15,4 0C -33,7 0C dengan rata-rata 28,4 0C, pertumbuhan populasi menjadi tertekan lebih rendah. Selanjutnya pada kisaran suhu tinggi 14,3 0C – 41,7 0C dengan rata-rata 300C pertumbuhan populasi menjadi sangat tertekan.
Serangga dapat dibedakan 5 daerah (zone) :
1.    Daerah suhu maksimum
 daerah suhu dimana seranggatidak lagi dapat bertahan/menyesuaikan diri akibatnyaserangga mati.
2.    Daerah suhu tinggi in aktif (zone estivasi)
 daerah suhu dimana serangga masihbertahan tetapi tidak lagi aktif /bergerak dan tidak pula mati karena fisiologisorgan-organ didalam tubuhnya masih bekerja.Gejala yang demikian disebut estivasi ataudiapauseyang berarti tidur atau istirahat.jika suhu menurun sampai titik tertentu maka seranggaitu akan aktif kembali dan selanjutnya hidup secaranormal.
3.    Daerah suhu optimum atau efektif
Daerahsuhu dimana serangga hidup secara normal serta
segala aktivitas berlangsung secara optimal .
4.    Daerah suhu rendah inaktif (zone hibernasi)
daerah suhu dimana serangga masihdapat bertahan hidup tetapi tidak lagi aktifmaupun bergerak dan tidak pula mati karena
organ didalam tubuh masih bekerja. Gejalanya disebut hibernasi, jika suhu meningkatsampai titik tertentu maka serangga aktif kembalidan hidup secara normal.
5.    Daerah suhu minimum
 darah suhu dimana serangga tidak dapat bertahan mau
pun menyesuaikan diri lagi sehingga mati karena kedinginan.
Serangga yang memiliki kisaran suhu luas digolongkan serangga eurythermal dan yang memiliki kisaran suhu sempit di sebut stenothermal.
Pengaruh suhu terhadap kehidupan serangga :
1.    Perkembangan dan pertumbuhan serangga.
Pada suhu optimal kecepatan proses metabolisme serangga berbanding lurus dengan kenaikan suhu lingkungan. Apabila suhu naik maka prosesmetabolisme bertambah cepat , waktu yangdibutuhkan untuk menyelesaikan perkembanganserangga akan pendek.
2. Aktivitas perpindahan (migrasi) dan perkembangan serangga.
Apabila suhumenurun atau naik dari suhu optimal maka aktivitasperpindahan dan perkembangan serangga menjadi berkurang.
3. Pengambilan makanan
Apabila suhu naik atau turun dari suhu opt
maka akan berpengaruh terhadap pengambilan makanan bagi serangga.
4. Perkembangbiakan serangga
Naik turunnya suhu akan mempengaruhi jumlahtelur yang diletakkan.

b.    Kelembaban udara
Kelembaban Udara mempengaruhi kehidupan serangga langsung atau tidak langsung. Serangga yanghidup di lingkungan yang kering mempunyai cara tersendiri untuk mengenfisienkan penggunaan air sepertimenyerap kembali air yang terdapat pada feces yang akan dibuang dan menggunakan kembali air metabolik
tersebut, contohnya serangga rayap. Oleh karena itu kelembaban harus dilihat sebagai keadaan lingkungan dankelembaban sebagai bahan yang dibutuhkan organisme untuk melangsungkan proses fisiologis dalamtubuh. Sebagai unsur lingkungan, tindak kelembaban sangat menonjol sebagai faktor modifikasi suhu lewat reduksievapotranspirasi.
Selanjutnya tidak ada organisme yang dapat hidup tanpa air karena sebagian besar jaringan tubuh dan kesempurnaan seluruh proses vital dalam tubuh akan membutuhkan air. Serangga akan selalu mengkonsumsiair dari lingkungannya dan sebaliknya secara terus menerus akan melepaskan air tubuhnya melalui prosespenguapan dan ekskresi. Dalam hal ini kebutuhan air bagi serangga sangat dipengaruhi oleh lingkungan hidupnyaterutama kelembaban udara.
Cara serangga memperoleh air.
a.    Melalui makanan
 merupakan yang lazim karena setiap makanan mengandung air dalam jumlah tertentu. serangga yang memakan makanan yang basah (yg banyak mengandung air) maka kadar airnya tinggi dan sebaliknya.
b.    Langsung mengisap air ;
ada berapa jenis serangga dilengkapi dengan alat pengisap air yang khusus . Ada berapa serangga tanah dapat mengisap air melalui kulit badannya dg cara menempelkan pada dinding tanah. Lepidoptera dan diptera dewasa mengisap air langsung dg menggunakan alat mulutnya
c.    Melalui kulit luar mengisap uap air.
Apabila uap air telah mencapai keadaan jenuh sehingga tubuh serangga dapat mengisap langsung dari udara. Ini sangat penting pada serangga di padang pasir dan juga serangga tanah
d.Melalui proses oksidasi integument yang terkandung dalam bahan-bahan simpanan didalam tubuh atau dari makan , misal pada serangga-serangga gudang mendapat suplai air dari proses oksidasi asam amino atau metabolisme.
Cara serangga kehilangan air.
a. Proses penguapan melalui kulit luar dan lubang pernafasan
b. Melalui penglepasan
Hilangnya air dari tubuh serangga berbanding terbalik dengan tingkat kelembaban udara nisbi Kelembaban udara nisbi yang tinggi berakibat penyusutan berat badan yang kecil dan berlangsung secara lambat, sebaliknya kelembaban udara nisbi yang rendah susut berat badan yang besar dan berlangsung cepat.
Kelembaban udara mempengaruhi ;
1. Pertumbuhan dan perkembangan serangga kelembaban udara yang baik untuk pertumbuhan dan perkembangan serangga umumnya mendekati kelembaban udara maksimum 80-90 %
2. Perkembangbiakan (reproduksi ) serangga
3. Aktivitas serangga
                 c. Curah hujan
Hujan secara langsung dapat mempengaruhi populasi serangga hama apabila hujan besar serangga hama banyak yang mati, berpengaruh terutama pada pertumbuhan dan keaktifan serangga. Unsur yang penting dalam analisis hujan adalah curah hujan, jumlah hari dan kelebatan hujan.
Pengaruh hujan pada kehidupan serangga bisa bersifat langsung secara mekanik atau secara tidak langsung terhadap keadaan udara dan tanah. Pengaruh mekanik dimaksudkan sebagai hentakan butir hujan pada serangga atau pada tempat hidupnya. Pada kutu daun berada di bagian batang yang tidak terlindungi hujan.
Hujan yang sangat lebat dapat mengakibatkan banyak kutu daun yang jatuh kemudian mati sehingga menyebabkan berkurangnya populasi dalam besaran yang cukup berarti. Sebaran hujan disepanjang tahun di suatu tempat memiliki pola tertentu. Sebaran tersebut menunjukkan panjang pendeknya periode hujan dengan curah hujan banyak (bulan basah) dan periodik bulan dengan curah hujan sedikit (bulan kering). Keadaan kelembaban udara dan tanah yang berbeda antara periode bulan basah dan bulan kering dapat meningkat,menghambat, atau merangsang kehidupan serangga.
Unsur-unsur penting dalam hubungan dg kehidupan serangga adalah
1. Jumlah hari hujan
2. Kelebatan hujan
3. Intensitas hujan
Pengerek batang padi Tryporizainnotata yang sedang berdiapause akan teransang oleh curah hujan mencapai 10 mm dan turun secara teratur.  Curah hujan yang tinggi dapat membunuh lansung serangga kecil seperti kutu daun.
d.    Cahaya dan radiasi matahari
Sumber cahaya danpanas yang utama di alam adalah radiasi surya. Radiasi dalam hal ini radiasi langsung yang bersumber dari suryadan radiasi baur yang berasal dari atmosfir secara keseluruhan. Untuk menjelaskan sifat radiasi di bedakan antara
panjang gelombang cahaya dan intensitas cahaya atau radiasi.
Pengaruh cahaya terhadap perilaku serangga berbeda antara serangga yang aktif siang hari dengan yangaktif pada malam hari. Pada siang hari keaktifan serangga dirangsang oleh keadaan intensitas maupun panjanggelombang cahaya di sekitarnya. Sebaliknya ada serangga pada keadaan cahaya tertentu justru menghambatkeaktifannya.
Pada umumnya radiasi yang berpengaruh terhadap serangga adalah radiasi infra merah, dalam hal iniberpengaruh untuk memanaskan tubuh serangga.Walaupun demikian panas tubuh suatu organisme tidakhanya ditentukan oleh jumlah radiasi jenis ini karena secara fisik setiap foton yang menimpa tubuh seranggaakan memperbesar energi kinetis molekul tubuh tersebut.
Suhu serangga yang terkena radiasi dengan cepat berubah dari 27,6°C menjadi 42,7°C, sedangkan padaserangga yang tetap dalam naungan Suhu tubuhnya tidak berubah banyak. Serangga akan mencoba mengatasi panastubuhnya dengan berlindung ke tempat yang teduh. Sebenarnya serangga yang berlindung dalam naungan jugatidak luput dari radiasi karena radioaktif benda dengan suhu lebih dari 00C organisme sendiri memancarkan energimaka bisa terjadi keseimbangan antara organisme dengan lingkungannya. Keseimbangan ini bersifat dinamisdan bisa mengambil tanda positif atau negatif sesuai dengan selisih panas antara organisme dengan lingkungannya.

Secara singkat dapat dikatakan bahwa energi dari panas radiasi disekitar organisme ikut mengatur suhu tubuh serangga melalui pengaruhnya terhadap pertumbuhan tanaman. Perubahan intensitas cahaya disekitarpertanaman mungkin akan mempengaruhi keaktifan pengambilan makanan dari perkembangan kutu daun. Gejala virusyang ditunjukkan pada tanaman akibat penularan oleh adanya kola daun juga bergantung pada intensitas cahaya disekitar pertanaman.
Sumber cahaya dari matahari, bulan,dan lampu Cahaya akan mempengaruhi ;
1. aktivitas serangga: aktivitas siang hari (diurnal), malam hari (nocturnal)
2. pertumbuhan dan perkembangan serangga ada serangga yang membutuhkan cahayaterang /gelap
                      e. Angin dan gerakan udara
    Angin mempengaruhi metabolisme serangga, serangga kecil mobilitasnya dipengaruhi oleh angin,serangga yang demikian dapat terbawa sejauh mungkin oleh gerakan angin. Pengaruhnya terhadap aktivitas serangga terutama dalam penyebaran serangga.
2.    TOPOGRAFIS
    Topografis suatu daerah mengambarkan situasi alam berupa laut, sungai, gunung, bukit, padang pasir atau padang rumput. Unsur topografis kerapkali menghambat /menghalangi pemencaran, dari suatu daerah ke daerah lain Unsur edafik seperti sifat fisis dan kimia mempunyai efek langsung terhadap kecocokan lingkungan tertentu bagi jenis serangga. Jenis tanah akan menentukan kecocokan tanaman yang tumbuh. Tanaman yang tumbuh baik akan mempengaruhi serangga yang makan tanamantersebut.
B.    FAKTOR BIOTIS

1.    Musuh alami
a.    Predator
•    Serangga atau hewan yg memangsa serangga hama.
•    Ukuran tubuh lebih besar dari mangsa
•    Memakan secara langsung
•    Lincah, hidup bebas
•    Pradewasa dan dewasanya memangsa
•    Perlu lebih dari satu individu mangsa
•    Alat mulut dan tungkai kokoh dan kuat
•    Contohnya: burung hantu,kumbang,belalangsembah,laba-laba

    Predator biasanya berukuran lebih besar dan perkembangannya lebih lama prey (inangnya). Predator tidak spesifik terhadap pemilihan mangsa. Oleh karena itu predator adalah serangga atau hewanlain yang memakan serangga hama secara langsung. Untuk perkembangan larva menjadi dewasa dibutuhkan banyak
mangsa.
    Predator yang monophagous menggunakan serangga hama sebagai makanan utamanya. Predator seperti ini biasanya efektif tetapi mempunyai kelemahan, yaitu apabila populasi hama yang rnenjadi hama mangsanya lebihbiasanya predator yang dapat bertahan hidup. Pada umumnya predator tidak bersifat monophagous, contoh: Kumbangfamili Coccinellidae, belalang sembah dan lain sebagainya.

b.    Parasitoid
•    Serangga yang memarasit serangga lain.
•    Yang bersifat parasitoid adalah larva, sedangkandewasa hidup bebas makan nektar.
•    Untuk menyelesaikan satu siklus hidupparasitoid perlu satu inang.
•    Serangga inang yang diparasitoid tidak langsungmati.

    Parasitoid berukuran lebih kecil dan mempunyai waktu perkembangan lebih pendek dari hostnya sera menumpang hidup pada atau di dalam tubuh serangga hama. Dalam tubuh host/inang tersebut, parasitoid mengisapcairan tubuh atau memakan jaringan bagian dalam tubuh inang. Parasitoid yang hidup di dalam tubuh inang disebutendoparasitoid dan yang menempel di luar tubuh inang disebut ectoparasitoid.
    Tidak seluruh kehidupan parasitoid didalam atau pada serangga hama. Stadium larva hidup sebagai parasitoid sedangkan stadium dewasa hidup bebas dengan memakan nekta, embun madu atau cairan lain. Parasitoid umumnya mempunyai inang yang lebih spesifik, sehingga dalam keadaan tertentu parasitoid lebih efektif mengendalikan hama. Kelemahan dari parasitoid itu karena adanya parasitoid tertentu yang dapat terkena parasit lagi oleh parasitoid lain. Kejadian seperti diatas disebuthiperparasitisme dan parasitoid lain tersebut disebut parasit sekunder.Bila parasit sekunder ini terkena parasit lagi disebut parasit tertier. Parasit sekunder dan parasit tertier disebut sebagai hyperparasit.

    Berdasarkan fase hidup inangnya:
– Parasitoid telur,hidup pd telur inang
– Parasitoid larva, hidup pd larva inang
– Parasitoid pupa, hidup pd pupa inang

    Faktor-faktor yang mendukung efektifitas parsitoid dalam menekan populasi inangnya.
1. Daya kelangsungan hidup (survival) baik
2. Hanya satu atau sedikit individu inang diperlukan utk melengkapi daur hidupnya.
3. Populasi parasitoid dpt tetap bertahan meskipun pada aras populasi inang rendah
4. Sebagian besar parasitoid monofag/olygofag sehingga memiliki kisaran inang sempit sehingga populasi parasitoid memiliki respon yang baikterhadap penambahan populasi inang.

Beberapa kelemahan parasitoid untuk mengendalikan populasi inang :
1. Daya cari parasitoid seringkali dipengaruhi oleh keadaan cuaca atau faktor lingkunganlainya yang sering berubah-ubah
2. Serangga betina yg berperan melakukan pencarian inang untuk meletakan telur
3. Parasitoid yg memiliki daya cari tinggi biasanya menghasilkan telur sedikit

c.    Entomopatogen
    Mikroorganisme yang menginveksi serangga hama
hingga menimbulkan gejala sakit dan akhirnya mati
patogen terdiri. Entomopatogen meliputi cendawan, bakteri, virus, nematoda atau hewan mikro lainnya yang dapat
merupengaruhi kehidupan serangga hama. Entomopatogen sudah muiar dikembangkan sebagai pestisida alarm untuk
mengendalikan sere ngga hama.

Contoh :
- Bakteri :Bacillus thuringiensis (bt) yang menginveksi larva Lepidoptera dan Coleoptera
- Virus : NPV (Nuclear Polyhidrosis Virus)
- Jamur/cendawan : Beaveria bassiana, Metharhizium anisoplae, Nomuraea rileyi
- Nematoda: masuk ketubuh serangga melalui lubang alami seperti mulut, spiracel, anus kemudian menuju ke selpencernaan dan menyebar dalam tubuh serangga.






2.    Kompetisi
Kebutuhan yg dimanfaatkan bersama-sama oleh dua atau lebih organisme /spesies serangga,materiyang dibutuhkan mencakup :

1.Makanan
2.Ruang gerak
3.Tempat berlindung
4. Pasangan
Macam –macam kompetisi :
1. Intraspesifik
    kompetisi yang terjadi diantara populasi species yang sama kerena membutuhkanmakanan dan ruang yang sama.Serangga holometabola : memiliki strategiutk menghindari persaingan dg berbedanyamorfologi dan ekologi antara stadia larva dan
imago. Larva makan tanaman dan imago makan nektar/embun madu.
2. Interspesifik;
     kompetisi yang terjadi antara populasi yang berbeda spesiesnya tetapimembutuhkan materi ruang atau kondisisejenis.
Cth: Sithopylus oryzae dan Rhizoperta dominica S.oryzae dapat mengeliminasi R.dominica padasuhu 290C, R.dominica akan mengeliminasi S.oryzae pada suhu 320C

3.    Makanan
    Berdasarkan kebiasaan cara serangga makan dibedakan atas;
1. Herbifor; serangga yg biasa makan dan hidup pada bagian tumbuhan spt pada daun ,bunga, buah dll
2. Karnifor ; serangga hidup melalui berburu dan makan binatang atau serangga hiduplainnya (predator)
3.Saprofor ; serangga hidup pada sisasisa bahan organik yang berasal daritanaman atau binatang dan kotoranhewan
4.Omnifor; serangga yang memakan tanaman dan hewan secara silihberganti
    Berdasarkan variasi makanan serangga dpt dibedakan:
1. Polyfag; serangga yang memakan/merusak beberapa sp tan dalam berbagai famili. MisalSpodoptera litura menyerang berbagai fam sptCrusiferae, solanoceae, graminae
2. Olygofag serangga memakan/merusak bbrp spesies tan pada famili yang sama atau 1 familimisal Crocidolonia pavonana yang menyerangfamili crucifera spt kubis,kol bunga, brokoli dll
3. Monofag serangga yg memakan/merusak satu spesies tan mis hama pengerek batang padi.

    dipilihnya jenis makanan oleh serangga tertentu tergantung pada;
- faktor genetis (kromosom) yg diturunkan
- latihan oleh induknya (Parental training)
-pengalaman yang diperoleh spesies itu sendiri.
    Hal-hal yang menyangkut makanan antara lain
1. tipe dari makan
2. enak tidaknya rasa makanan
3. ketersediaan makanan
4. mudah tidaknya makanan diambil
    Unsur yang menentukan dlm hal faktor makanan secara keseluruhan adalah
1. Kwantitas makanan
2. Kwalitas makanan
    Kwantitas makanan ; banyak sedikitnya suplai makanan sangat mempengaruhi dan menentukan besarnya populasi .Dalam kondisi makanan berlimpah ,sedangkan populasi serangga rendah maka populasi itu akan tumbuh dan meningkat dg cepat.
    Pada saat populasi mencapai puncaknya jumlah suplai makanan relatif kurang akan terjadi peristiwa kompetisi sehingga mortalitas meningkat dan populasi menurun Makanan merupakan salah satu faktor bertautan padat (density dependent factor) yg bekerjanya akan meningkat atau menurun mengikuti tingkatpopulasi.
Kwalitas makanan Akan menentukan taraf perkembangan populasi gizi makanan berpengaruh terutama pada pertumbuhan ,perkembangan, kesuburan, mortalitas maupun keperidian serangga. Selain gizi yang berpengaruh adalah kadar air, fisik , fisiologi, dan kandungan kimia tanaman.





















BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
    Faktor lingkungan yang mempengaruhi hama meliputi :
1.    Faktor abiotis dan biotis.
2.    Faktor abiotis terdiri dari :
a.     Iklim, yang mencakup tentang suhu, kelembaban udara, curah hujan, angin dan gerakan udara serta cahaya dan radiasi surya.
b.    Topografi , mencakup tentang keadaan tempat tinggal hama.
3.    Faktor biotis terdiri dari :
a.    Musuh alami, yang mencakup tentang predator, parasitoid dan entomopatogen.
b.    Kompetisi, mencakup tentang kompetisi antar hama.
c.    Makanan, mencakup tentang kriteria makanan pada hama.












   
DAFTAR PUSTAKA

Andrewartha, H. G and L. C Buch. 1954. The Distribution and Abundance of Animals. UniversityofChicago Press. Chicago. First Edition. 680p.

Blantaran de Rozari. M. 1973. Effect of Temperature on the Survival and Development of the European CornBorrer, O. mubiaksi. Thesis Iowa State University America. 58pp

Critech Field, H.J. 1979. General Climatologi. Third edition. Prenticea Hallof India. New Delhi. 446p

Kalshoven, L.G. 1981. Pest of Crops in Indonesia. PT. Ichiar Baru Van Hoeve. Jakarta. 71p

Krebs, C.J. 1978. Ecology The Experimental Analysis of Distribution and Abundeance. Second Edition.

Harper and Row. New YorkMessenger, P.S. 1959. Bloclimatic Studies with Insects An. Rev. Ent. 4:183-206

Suksino, H. 1961. Peramalan Penyerangan Hama Beluk di Jawa dan Madura. Tahun 1961-1962. MakalahPenataran Pejabat Diperta

Sosromarsono, S. 1979. Pengaruh Iklim Terhadap Perkembangan Serangga Hama. Simposium MeteorologiPertanian Bogor.

Sunjaya, P. 1970. Dasar-dasar Ekologi Serangga. IPB. Bogor 135 p

Unarov, B.P.1931. Insect and Climate. Ent. Soc. London. 79:1-247Wiggles Worth, V. B. 1953. The Principles of Insecta Physiology. Menshem and Company Ltd. London. 546p




Metamorfosis Pada Serangga
 
Metamorfosis adalah suatu proses biologi di mana hewan secara fisik mengalami perkembangan biologis setelah dilahirkan atau menetas, melibatkan perubahan bentuk atau struktur melalui pertumbuhan sel dan differensiasi sel.

Metamorphosis berasal dari bahasa Yunani yaitu:
         “meta” (diantara, sekitar, setelah); 
         “morphe” ( bentuk); dan
         “osis” (bagian dari).

Pada serangga terdapat dua macam metamorfosis utama, yaitu hemimetabola dan holometabola.

*****

Hemimetabola disebut juga sebagai metamorfosis tidak sempurna. Tahapan perkembangannya sebagai berikut:
•    Telur
•    Nimfa, ialah serangga muda yang mempunyai sifat dan bentuk sama dengan dewasanya. Dalam fase ini serangga muda mengalami pergantian kulit (ekdisis). Tiap tahapan diantara pergantian kulit disebut instar. Tergantung dari spesiesnya, bisa terdapat 8-17 instar. Nimfa bisa memerlukan waktu dari mulai 4 minggu sampai dengan beberapa tahun untuk terus berkembang sampai cukup besar untuk berubah menjadi dewasa.
•    Imago (dewasa), ialah fase yang ditandai telah berkembangnya semua organ tubuh dengan baik, termasuk alat perkembangbiakan serta sayapnya.
Biasanya metamorfosis ini terjadi pada serangga seperti capung, belalang, jangkrik dan lainnya. Berikut adalah contoh proses metamorfosis tidak sempurna pada capung :

  
*****

Holometabola disebut juga sebagai metamorfosis sempurna. Tahapan dari metamorfosis sempurna ini adalah:
•    Telur
•    Larva, serangga muda yang bentuk dan sifatnya berbeda dengan dewasa.
•    Pupa, atau chrysalis. Pupa adalah kepompong dimana pada saat itu serangga tidak melakukan kegiatan apa-apa. Di dalam pupa, serangga akan mengeluarkan cairan pencernaan, untuk menghancurkan tubuh larva, menyisakan sebagian sel saja. Sebagian sel itu kemudian akan tumbuh menjadi dewasa menggunakan nutrisi dari hancuran tubuh larva. Proses kematian sel disebut histolisis, dan pertumbuhan sel lagi disebut histogenesis.
•    Imago, fase dewasa atau fase perkembangbiakan.
Contoh metamorphosis sempurna terjadi pada katak dan kupu-kupu. Berikut adalah proses metamorfosis sempurna pada kupu-kupu monarki:

  
*****

Lama serangga menghabiskan waktunya pada fase dewasa atau pada fase remajanya tergantung pada spesies serangga itu. Misalnya mayfly yang hanya hidup pada fase dewasa hanya satu hari, dan cicada, yang fase remajanya hidup di bawah tanah selama 13 hingga 17 tahun. Kedua spesies ini melakukan metamorfosis tidak sempurna.

  
referensi:
•    id.wikipedia.org/wiki/Metamorfosis
•    www.crayonpedia.org/mw/Metamorfosis_7.1
•    biologigonz.blogspot.com/2010/01/serangga-insecta.html
•    www.naturenorth.com/dragonfly/DOM/Page02_Life_Cycle.html
•    www.fs.fed.us/monarchbutterfly/biology/index.shtml
•    johnbokma.com/mexit/2007/07/04/butterflies-spiders-el-chico-veracruz.html
•    whyevolutionistrue.wordpress.com/2011/04/07/the-earliest-fossil-of-a-flying-insect/mayfly1-2/



Tidak ada komentar:

Posting Komentar