Minggu, 17 Desember 2017

BAB I
Pendahuluan
Fisiologi tumbuhan adalah ilmu yang memperajari tentang proses metabolisme yang terjadi didalam tubuh tumbuhan yang menyebabkan tumbuhan tersebut dapat hidup. Laju proses metabolisme dipengaruhi oleh faktor-faktor lingkungan mikro disekitar tumbuhan tersebut.
Dengan mempelajari fisiologi kita akan memperoleh gambaran serta wawasan yang luas terhadap banyak hal yang terjadi di dalam suatu organisme. Ratusan macam reaksi kimia terjadi di dalam setiap sel hidup untuk mengubah dan menghasilkan bahan-bahan yang penting bagi pertumbuhan dan perkembangan organisme. Dalam fisiologi juga dipelajari tentang bagaimana lingkungan mempengaruhi kehidupan suatu organisme.

       Fisiologi   tumbuhan   adalah   suatu   bidang   ilmu   yang   mengkaji   fenomena-fenomena penting di dalam tumbuhan, meliputi:
  1. Aktivitas hidup yang dilakukan oleh tumbuhan. 
  2. Proses dan fungsi yang menyangkut tanggapan tumbuhan terhadap perubahan lingkungan, dan pertumbuhan serta perkembangannya sebagai hasil dari respon tersebut. 
  3. Fungsi setiap jenis organ, jaringan, sel, dan organel sel dalam tumbuhan serta fungsi setiap komponen kimia (ion, molekul atau makromolekul.
    Tumbuhan adalah tonggak dari sebagian besar ekosistem terestrial. Beberapa hal penting tentang tumbuhan adalah sebagai berikut:
  1. Sebagai mahluk hidup, tumbuhan menunjukkan sejumlah aktivitas, yaitu:
  • Bertukar  senyawa   kimia   dengan   lingkungannya,   tanpa   banyak   kehilangan senyawa kimia penyusun tubuhnya. 
  • Menyerap dan menggunakan energi dari luar. 
  • Mensintesis bahan kimia yang diperlukan serta mengganti bahan yang hilang ke lingkungan atau rusak.
  • Sebagian selnya megadakan pembelahan atau penggabungan, kalau tidak akan mati.
    2. Beberapa sifat khas tumbuhan adalah melakukan proses fiisiologi yang  berbeda dengan mahluk lain, misalnya:
  • Merupakan mahluk autotrof dalam metabolisme karbon. 
  • Tidak dapat berpindah dan hanya mencapai daerah yang sempit, sehingga hanya mampu menggunakan sebagian kecil lingkungan. 
  • Sangat tergantung kepada bahan mineral dari tanah, sehingga kebutuhan hara tidak banyak jenisnya.
     3. Seluruh fungsi tumbuhan dapat dipahami dengan dasar prinsip fisika dan kimia. Metode-metode yang digunakan dalam fisiologi tumbuhan umumnya diturunkan dari kima dan fisika. Selain itu, anatomi tumbuhan juga dipakai dalam mernpelajari fisiologi tumbuhan. Sekarang ini, biologi molekuler mulai merevolusi kajian tentang tumbuhan, contohnya para ahli tumbuhan telah menemukan beberapa gen yang mengontroi perkembangan bunga dan telah mempelajari fungsi-fungsi gen tersebut.
  
  4. Pada organisme hidup, struktur sangat erat kaitannya dengan fungsi. Takkan ada fungsi kehidupan tanpa adanya struktur gen, enzim, molekul lain, organel, sel, jaringan, dan organ. Tumbuhan adalah struktur yang tumbuh sendiri. Melalui proses perkembangan yang meliputi: pembelahan sel, pembesaran sel, serta spesialisasi sel atau diferensiasi, suatu tumbuhan bermula dari 1 sel tunggal kemudian menjadi organisme multiseluler. Selanjutnya, tumbuhan terus tumbuh dan    berkembang   sepanjang    hidupnya    dengan adanya    daerah    embrionik (meristem).

    5. Tumbuhan tumbuh dan berkembang di lingkungan dan berinteraksi dengan lingkungan
melalui banyak cara, misainya: perkembangan tumlbuhan dipengaruhi oleh suhu, cahaya, gravitasi, angin, dan kelembaban.

   Cabang- cabang fisiologi yang mengkaji proses metabolisme pada tumbuhan. Karena setiap tumbuhan mengharafkan hasilnya yang dapat dimanfaat olah manusia, maka sepatutnyalah fisiologi tanaman lebih mengarah pada proses metabolisme yang berkaitan dengan  pembantukan dan perkembangan organ oleh sebab itu, proses yang berkaitan dengan produksi merupakan yang penting untuk ditelah atau di pelajari dalam ilmu fesiologi tumbuhan.
Mengapa Kita Perlu Mempelajari Fisiologi Tumbuhan?
•          Tumbuhan mempunyai peran luar biasa bagi kehidupan ini.
–        Sumber Pangan
–        Sandang
–        Papan
–        Obat dan Kosmetik
–        Bahan Industri
–        Keindahan
–        Daur Hidrologi
–        Paru-paru dunia













Acara 1,Melihat letak daerah tumbuh tanaman
A. Tinjuan pustaka
Pertumbuhan adalah suatu pertambahan dalam ukuran pertambahan dalam ukuran. Karena bersifat multi sel maka pertumbuhan bukan saja dalam voume tetapi juga pertambahan dalam hal bobot, jumlah sel, banyaknya proto plasma, dan tingkat kerumitan.Proses pertumbuhan sebagian besar terjadi dalam fase pembelahan dan pendewasaan sel.
Umumya daerah pertumbuhan terletak pada bagian bawah mesitem apical dari tunas akar.Pada rerumputan dan monokotil lainnya daerah pertumbuhan terletak di bagian atas tiap-tiap buku atau nodus. Pertumbuhan jiga terjadi pada bagian-bagian lainnya misalnya pada daun sel-sel akan membesar pada batas tertentu. Pertumbuhan lateral terjadi dengan membesarnya sel-sel yang terletak pada sisi-sisi jaringan cambium.Pertumbuhan bagian pucuk dan akar disebabkan adanya pembentukan sel-sel baru oleh jaringan meristematik (embrionik) pada titk tumbuh diikuti dengan pertumbuhan dan differensiasi sel-selnya,bila mana tumbuhan mencapai ukuran dewasa maka terbentuk bunga.
Pertumbuhan dan perkembangan tanaman merupakan proses yang penting dalam kehidupan dan pekembang biakan suatu species.Pertumbuhan dan perkembangan berlangsung secara terus-menerus sepanjang daur hidup,tergantung pada tersedianya merisitem,hasil asimilasi,hormone dan substansi pertumbuhan lainnya,serta lingkungan yang mendukung.
Secara empiris,pertumbuhan tanaman dapat dikatakan sebagai suatu fungsi dari genotype X lingkungan (internal dan eksternal).
Pertumbuhan itu lebih mudah digambarkan dari pada di defenisikan.Pertumbuhan berarti pembelahan sel dan pembesaran sel.Kedua proses ini memerlukan sintesis protein dan merupakan proses yang tidak dapat berbalik.Proses differensiasi seringkali dianggap pertumbuhan. Pertumbuhan tanaman memerlukan proses differensiasi.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan secara luas dapat di kategorikan sebagai factor eksternal (lingkungan) dan factor internal (genetic)
B.Maksud dan Tujuan
1.      Untuk mengetahui daerah letak tumbuh calon akar dan batang
2.      Mengamati daerah tumbuh pada akar dan batang
3.      Menentukan letak daerah perpanjangan sel pada akar.
4.      Menentukan letak daerah perpanjangan sel pada tunas
     C.Alat dan bahan
·         Biji kacang merah
·         Tinta cina
·         Tanah
·         Kertas saring
·         Bak perkecambahan
·         Plat kaca ukuran 10x7,5 cm
·         Gelas piala 1000 ml
·         Gelas arloji
·         Pinset
·         Karet gelang
·         Polibag
·         Cetok

      D.Langkah kerja
1.      Buatlah bahan tanaman dengan mengecambahkanbiji kacang merah pada kertas yang digulung sebanyak 10 biji dengan posisi kertas tidak boleh terbalik
2.      Tutup dengan kertas merang basah,gulung hati-hati agar kertas tidak sobek ,biarkan 3-4 hari.Tanda biji sudah berkecambah adalah sudah keluar akarnya + 2,5cm,pilih akar yang lurus sebagai bahan tanam
3.      Ambil gelas piala, pada sekeliling sis bagian dalam diberi kertas filter
4.      Bungkus plat kaca dengan kertas merang kemudian masukkan kedalam air
5.      Pilh 4 buah kecambah yang berakar lurus sebanyak 6 buah
6.      Tandai 4 buah akar dengan tinta cina sepanjang 2cm mulai dari ujung akar dengan interval 2mm
7.      Pilih 2 kecambah untuk control akarnya ditandai dengan satu garis pada jarak 20mm dari ujungnya
8.      Usahakan kecambah tidak kering dan letakkan pada plat kaca dengan memakai pinset dan masukkan ke dalam gelas piala dan ditutup dengan gelas arloji
9.      Ukur jarak antar masing-masing garis pada tiap-tiap akar setelah 48jam kemudian hitung panjang rata-rata dari tiap interval demikian juga pada control mulai pada ujung akar dan buat grafiknya

E.Hasil pengamatan
Akar
NO INTERVAL
PANJANG MULA-MULA(mm)
Pan
Jang
Peng
matan
Ke



1
2
3
4
5
Rata-rata
1
2
3,2
3,9
4,8
5,9
6,8
4,92
2
2
3,1
3,8
4,6
5,7
6,8
4,8
3
2
3
3,7
4,4
5,7
6,7
4,7
4
2
3
3,6
4,3
5,2
6,3
4,48
5
2
2,9
3,5
4,3
5
6,2
4,38
6
2
2,9
3,4
4
4,9
6,1
4,26
7
2
2,8
3,3
4
4,8
6
4,18
8
2
2,7
3,3
3,9
4,7
6
4,12
9
2
2,6
3,2
3,9
4,7
6
4,08
10
2
2,5
3
3,5
4,6
5,9
3,9
Control

32
40
46
60
69
49,4

Keterangan:interval 1 adalah interval yang dekat dengan ujung akar

Batang
NO INTERVAL
PANJANG MULA-MULA(mm)
Pan
Jang
Peng
Matan
Ke



1
2
3
4
5
Rata-rata
1
2
3,3
4,2
5,2
6,3
7,4
5,28
2
2
3,2
4,1
5,2
6,1
7,1
5,14
3
2
3,2
4
5,1
6
7
5,06
4
2
3,1
4
5
6
7
5,02
5
2
3,1
4
5
6
6,9
5
6
2
3
3,9
4,8
6
6,9
4,92
7
2
3
3,9
4,8
5,9
6,9
4,9
8
2
3
3,8
4,7
5,8
6,8
4,82
9
2
2,9
3,7
4,7
5,9
6,8
4,8
10
2
2,7
3,7
4,6
5,7
6,8
4,7
Control

3,4
43
52
63
75
47,28

Keteranagan : interval 1 adalah yang dekat epikotil
F.Pembahasan
Pada percobaan ini, bahan yang digunakan yaitu kecambah kacang ijo Phaseolus radiatus. Kacang hijau ini diamati lokus pertumbuhannya pada akar dan batang. Tinta yang digunakan untuk memberi garis pada batang maupun akar kecambah berfungsi sebagai tanda dan berguna pada saat pengamatan selanjutnya. Tinta cina digunakan karena tinta ini tidak luntur pada saat terkena air sehingga garis pada batang maupun akar kecambah tetap ada. Karet gelang yang digunakan berfungsi agar kecambah tidak jatuh pada saat diletakkan di atas lempeng kaca karena lempeng kaca ini akan dimasukkan ke dalam toples dalam keadaan tegak. Sedangkan air yang digunakan berfungsi sebagai sumber makanan bagi kecambah sehingga kecambah dapat bertambah panjang.
Hasil panjang rataan tiap interval pada batang mula-mula berkisar pada 2 mm sampai 47,28 mm. sedangkan hasil panjang rataan tiap interval pada akar mula-mula berkisar pada 2 mm sampai rata-ratanya 49,4 mm. Dari tabel pengamatan, baik akar maupun batang pada kecambah kacang ijo selalu mengalami perpanjangan. Hal ini dapat disebabkan oleh faktor luar maupun faktor dalam pada kecambah tersebut. Faktor luar dapat meliputi iklim sedangkan faktor dalam meliputi gen serta hormon pada kecambah tersebut.

G.Kesimpulan
        Adapun kesimpulan dari percobaan ini yaitu :
1.      daerah tumbuh dari batang dan akar dari kecambah kacang merah Phaseolus radiatus adalah pada bagian ujung batang dan ujung akar. Karena adanya meristem apikal tepatnya meristem apeks pada bagian tumbuhan tersebut.
2.daerah perpanjangan kecambah terdapat pada meristem apikal. Pada batang daerah pemanjangan terdapat di pangkal batang sedangkan daerah pemanjangan pada akar terdapat di ujung akar.
3.faktor-faktor yang mempengaruhinya meliputi faktor luar yang berupa iklim dan faktor dalam yang berupa gen dan hormon pada kecambah tersebut.








Acara 2,Curve sigmoid pertumbuhan
A. Tinjuan pustaka
Tanaman mengalami pertumbuhan dan perkembangan sebagai akibat dari aktivitas pembelahan,pengembangan dan diferensiasi sel. Pertumbuhan pada tanaman dapat diamati dengan adanya kenaikan ukuran misalnya panjang, lebar dan luas daun, dan sebagainya pada tanaman atau bagian-bagian tanaman seperti batang, daun, akar, dan lain-lain.
Pertumbuhan pada tanaman mula-mula terjadi sangat lambat (Lag phase), kemudian dipercepat (log phase), pertumbuhan diperlambat atau menurun (Decreasing Growth Rate) dan pada akhirnya tetap atau tidak mengalami pertumbuhan (Steady Stage). Pola pertumbuhan setiap tanaman mempunyai pola yang tetap dan terjadi berulang-ulang pada tanaman tahunan.
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Dan Perkembangan Tumbuhan
Pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan dipengaruhi oleh tiga faktor, yaitu faktor interseluler (gen), faktor interseluler (hormon), dan faktor luar (misalnya lingkungan).
A. Hormon
Tumbuhan menghasilkan beberapa jenis hormon, diantaranya auksin, giberelin, gas etilen, sitokinin dan asam absitat.
1. Auksin
Hormon ini ditemukan pada titik tumbuh batang (koleoptil) dan akar (kolioriza). Aktivitas auksin akan terhambat oleh sinar yang berlebihan. Hormon auksin berfungsi sebagai berikut:
 Pembentangan sel
Ø
 Pembelahan sel
Ø
 Merangsang pembentukan buah dan bunga
Ø

2. Giberelin
Giberelin terdapat pada bagian batang dan bunga. Fungsi hormon ini adalah sebagai berikut:
 Menyebabkan tanaman berbunga sebelum waktunya
Ø
 Menyebabkan tanaman tumbuh tinggi
Ø
 Memacu aktivitas kambium
Ø
 Menghasilkan buah yang tidak berbiji
Ø
 Membantu perkecambahan biji
Ø
3. Gas etilen
Fungsi utama gas etilen ini adalah sebagai berikut:
 Mempercepat pemasakan buah
Ø
 Pengguguran bunga
Ø
4. Sitokinin
Sitokinin merupakan hormon tumbuh yang terdapat pada tumbuhan. Fungsi hormon ini adalah sebagai berikut:
 Merangsang pertumbuhan akar sehingga lebih capat memanjang
Ø
 Mempercepat pelebaran daun
Ø
 Merangsang pertumbuhan tanaman ke arah samping dan pucuk tanaman
Ø
 Merangsang aktivitas pembelahan sel
Ø
 Membantu perkecambahan biji

B.Maksud dan Tujuan
1.      Untuk mengetahui laju pertumbuhan tanaman dan besarnya daun serta sigmoid pertumbuhan
2.      untuk mengamati laju tumbuh daun sejak dari embrio dalam biji hingga daun mencapai ukuran tetap pada tanaman  kacang merah Phaseolus vulgaris.

C.Alat dan bahan
1.    Biji kacang merah
3.      Polibag
4.      Tanah
5.      Alat tulis


D.Langkah kerja
1.      Ambil 5 biji kacang merah yang sudah direndam kemudian di pecah
2.      Ukur daun embrionya ,catat dan hitung rata-ratanya
3.      Pilih 25 biji kacang merah yang sudah direndam ,tanam dalam polibag
4.      Setelah 2 hari ambil 5 biji kacang merah,ukur daun lembaganya.Kalau belum tumbuh galilah bij tersebut
5.      Pengukuran berikutnya setelah tanaman berumur 4 hari dengan mengambil 5 biji dengan mencabutnya dan ukur daun lembaganya
6.      Selanjutnya pada umur 6 hari ,5 tanaman dari sisanya diukur daunnnya dan jangan dicabut .Bibit ini seterusnya dapat digunakan untuk pengukuran berikutnya pada umur 8,10,12 dan 14 hari
7.      Catat dalam table dan dirata-rata

E.Hasil
Tabel
HARI





PAN
JAG
DAUN

(mm)







ULA
NGAN
1



ULA
NGAN
2



1
2
3
4
5
RATA-RATA
1
2
3
4
5
RATA-RATA
0
4
3
3
4
3
3,4
3
4
4
4
3
3,6
2
6
5
6
6
5
5,6
5
6
6
5
5
5,6
4
10
8
9
8
7
8,4
7
8
9
6
7
7,4
6
15
12
13
13
12
13
11
14
15
10
12
12,4
8
20
18
19
19
17
18,5
18
18
20
18
17
18,2
10
26
24
25
23
21
23,8
25
22
21
23
22
22,6
12
35
30
29
30
28
30,4
33
30
29
28
25
29
14
46
40
45
43
39
42,6
45
43
40
42
40
42

Grafik
                            


F.Pembahasan
Dari hasil pengamatan pada ulangan 1 didapatkan bahwa panjang daun lembaga dari hari 1 sampai hari ke 6 dari rata-rata mencapai 3,4 cm sampai 13 cm,dan pada ulangan 2 didapatkan panjang daun lembaga dari hari ke 1 sampai hari ke 6 dari rata-rata mencapai 3,6 sampai 12,4,hal ini memperlihatkan pertumbuhan yang terus-menerus sampai batas-batas tertentu, hal tersebut merupakan akibat adanya imbibisi air sehingga aktifitas metabolisme membesar dan sel-sel embrio membesar.
Dari meletakkan kecambah pada tempat yang berbeda akan menghasilkan atau memperlihatkan panjang daun yang berbeda pula. Untuk kecambah yang diletakkan pada tempat yang keadaan gelap memperlihatkan angka yang lebih kecil dari pada yang diletakkan pada tempat yang kondisi terang.
Hal seperti Ini membuktikan bahwa pertumbuhan yang diletakkan pada tempat terang tersebut cukup menunjang pertumbuhan perkecambahan, dengan kata lain cahaya yang mengenai tanaman tidak terlampau berlebihan atau kekurangan. Sehingga pertumbuhan kecambah tersebut berjalan dengan baik. Selain dari cahaya juga faktor-faktor tumbuh yang lain terpenuhi.
Pada kecambah yang diletakkan di tempat yang keadaan gelap memperlihatkan angka yang lebih kecil dari tempat yang kondisi terang, Hal ini disebabkan oleh faktor-faktor tumbuh yang kurang mendukung dalam pertumbuhan, salah satunya adalah cahaya. Padahal cahaya sangat diperlukan dalam memecah air yang diserap oleh tanaman.
Pengaruh suhu juga dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan kecambah dalam kondisi lingkungan yang terlalu extrim sangat tidak baik dalam mendukung perkembangan kecambah, dan suhu yang baik diperoleh kecambah sebaiknya lebih kurang dari 27
 karena suhu sudah seperti suhu ruangan yang normal.

G.Kesimpulan
1.      Pemanjangan daun pada kecambah baik ditempat yang terang maupun ditempat gelap, mula-mula secara berangsur-angsur, selanjutnya setelah mencapai batas tertentu kecepatannya bertambah (optimum). Kemudian kembali lagi berangsur-angsur samapi batas maksimum pertumbuhan daun.
2.      Pertumbuhan daun sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor tersebut antara lain : cahaya, suhu dan lain-lain.
3.      Tanaman yang diletakkan pada tempat yang kurang optimum dalam memberikan cahaya untuk perkecambahan menghasilkan tanaman yang lebih pendek dari yang cukup cahaya.
Tanaman yang ditempatkan terus-menerus kekurangan cahaya atau berlebihan cahaya akan mengalamai kematian dalam waktu tertentu

Acara 3,Jalan pengangkutan air
A. Tinjuan pustaka
Transportasi pada tumbuhan melibatkan jaringan-jaringan pengangkut, seperti xylem dan floem. Jika seandainya jaringan pengangkut xylem dan floem tidak ada pada tumbuhan, maka dapat dipastikan transportasi pada tumbuhan tidak akan terjadi. Pertama sekali, jaringan xylem memiliki dua fungsi dalam tanaman. Fungsi pertama adalah untuk mengangkut air dan juga mineral-mineral dari dalam tanah ke batang dan juga daun-daun. Fungsi kedua xylem adalah untuk menyangga tanaman itu sendiri sehingga ia tidak mudah jatuh atau roboh.
 Jaringan kedua yang berperan penting dalam proses pengangkutan dalam tanaman ialah floem. Floem mengangkut gula sukrosa dan juga asam amino dari organ-organ tumbuhan yang berwarna hijau, terutama sekali daun, ke bagian-bagian lain dalam tumbuhan. Berbeda dari xylem, floem memiliki sel-sel yang bernama sieve tube sel, dan transportasi gula sukrosa dan asam amino dapat dilakukan melalui difusi dan juga aktif transport dari sel ke sel dalam floem. Oleh karena itu, makanan-makanan ini dapat menjangkau organ-organ tanaman dalam waktu yang sangat singkat agar mereka bisa melakukan respirasi dan berkembang.

B.Maksud dan Tujuan
1.      Untuk mengetahui jalan pengangkutan air di dalam tubuh tanaman.
C.Alat dan bahan
1.pucuk tanaman
2.kapas
3.vaselin
4.air/aquades
5.botol cuka
6.gelas ukur
7.pisau
8.penggaris

D.Langkah kerja
1.      Isilah botol cuka dengan aquades masing-masing 75ml dan tandai permukannya
2.      Ambil 4 pucuk tanaman,sayat bagian kulit batang diluar xylem kira-kira 3cm dari bawah
3.      Tutup bagian xylem( bagian tengah ) pada batang pucuk dan tutup bagian floem ( bagian atas dan bawah/pojok sayatan ) pada 2 batang pucuk tanaman dengan vaselin
4.      Letakkan dalam botol + 1cm dari dasar botol dan bagian atas diberi kapas 
5.      Catat jumlah pemakaian air dan keadaan tanaman setelah 1,3,5,dan 7 hari buat rata-rata dari 2pucuk tanaman tersebut

E.Hasil pengamatan
Tabel
Bagian yang di tutup


Kebutuhan air (ml)




1
3
5
7
Xylem
1
6.5
4.7
6.0
6.0

2
6.0
5.0
5.5
6.0
Rata-rata

6.25
4.85
5.57
6.00
Keadaan tanaman

Segar
segar
segar
Segar
Floem
1
5.8
5.0
5.0
5.0

2
6.1
4.5
5.2
6.2
Rata-rata

5.95
4.75
5.1
6
Keadaan tanaman

Segar
segar
Agak layu
Agak layu
F.Pembahasan
Xylem ditutup
Setelah dilakukan pengamatan pada tanaman mangga dengan perlakuan xylemnya yang ditutup. Pada pengamatan hari ke-1 serapan air rata-rata /hari adalah sebanyak 6,25 ml dan catatan morfologi adalah tanaman nampak segar dengan ciri-ciri daun tanaman mangga segar dan daun-daunnya hijau. Sedangkan pada pengamata pada hari ke-7 tanaman mangga tersebut nampak masih sangat segar,berarti penyerapan air masih berlangsung. Dari keterangan tersebut telah dapat membuktikan jaringan pengangkutan unsure hara yang ada di air dilakukan oleh jaringan xylem. Berarti dengan adanya jeringan xylem mengangkut unsure hara ke daun.
Floem ditutup
Uantuk tanaman mangga dengan pelakuan yang berbeda lagi yakni pada bagian floemnya yang ditutup pada pengamatan pada hari ke-3 rata-rata air yan diserap /hari adalah 4,75 ml dengan morfologi tanaman mangga pada hari ke-4 tersebut tanaman tetap segar dengan kata lain tanaman tersebut masih tumbuh dengan baik. Sedangkan pada pengamatan pada hari ke-5 rata-rata tanaman alamanda menyerap air /hari nya adalah 6 ml. sedangkan untuk pengamatan morfologisnya pada hari ke-7 tanaman mangga tersebut agak layu namun pada daun bagian bawah menguning. Hal ini menunjukkan bahwa tanaman yang bagian floemnya di tutup dengan vaselin masih tetap dapat hidup karena yang paling berperan dalam proses penyerapan unsure hara adalah jaringan xylem sedangkan jeringan floem hanya menebarkan makannya yang dihasilkan dari proses fotosintesis keseluruh bagian tanaman, sehingga tidak terlalu berpengaruh bersar dalam peruses pertumbuhan.

G.Kesimpulan
1. jaringan pengangkutan pada tanaman tingkat tinggi adalah xylem dan floem
2. pada system pengankutan unsure hara dari luar bagian tanaman diserap oleh akar dan di angkut oleh jeringa xylem untuk di masak di daun
3. jaringan floem dalam pengangkuata air dan unsure hara tidak terlalu berperan namun jaringan floen ini berperan dalam penyebaran hasil fotosintesis dari daun keseluruh bagian tanaman.
4. tanaman dapat tumbuh dengan baik jika tidak ada factor-faktor penghambat atau pun hambatan pada jaringan pengangkutan



















Acara 4,Transpirasi
A.Tinjuan pustaka
Transpirasi adalah proses hilangnya air dalam bentuk uap air dari jaringan hidup tanaman yang terletak di atas permukaan tanah melewati stomata, lubang kutikula, dan lentisel. Transpirasi merupakan pengeluaran berupa uap H2O dan CO2, terjadi siang hari saat panas, melaui stomata (mulut daun) dan lentisel (celah batang). Transpirasi berlangsung melalui bagian tumbuhan yang berhubungan dengan udara luar, yaitu melalui pori-pori daun seperti stomata, lubang kutikula, dan lentisel oleh proses fisiologi tanaman.
Transpirasi adalah terlepasnya air dalam bentuk uap air melalui stomata dan kutikula ke udara bebas (evaporasi). Jadi semakin cepat laju transpirasi berarti semakin cepat pengangkutan air dan zat hara terlarut, demikian pula sebaliknya. Alat untuk mengukur besarnya laju transpirasi melalui daun disebut fotometer atau transpirometer.
Transpirasi dalam tanaman atau terlepasnya air melalui kutikula hanya 5-10% dari jumlah air yang ditranspirasikan. Air sebagian besar menguap melalui stomata, sekitar 80% air ditranspirasikan berjalan melewati stomata, sehingga jumlah dan bentuk stomata sangat mempengaruhi laju transpirasi. Selain itu transpirasi juga terjadi melalui luka dan jaringan epidermis pada daun, batang, cabang, ranting, bunga, buah dan akar.
Tidak semua tumbuhan mengalami proses transpirasi. Sedangkan pada tumbuhan yang mengalami proses ini, transpirasi terkadang terjadi secara berlebihan sehingga mengakibatkan tumbuhan kehilangan banyak air dan lama kelamaan layu sebelum akhirnya mati.

B.Maksud dan tujuan
1.      Untuk mengetahui besarnya transpirasi pada tanaman
C.Bahan dan alat
·         Daun tanaman hijau
·         Kertas cobalt
·         Larutan cobalt chloride 3%
·         Bubuk kalsium khlorida anhydrous
·         Pinset
·         Petridis
·         Stopwatch
D.Langkah kerja
1.   ambil 6 potong kertas cobalt,tetesi 2-3 tetes larutan cobalt chloride 3% kemudian masukkan dalam botol yang berisi bubuk kalsium klorida anhydrous
2.      Simpan dalam petridish tertutup
3.      Letakkan dan cepitlah paperdis pada permukaan atas dan bawah daun, buat 3 ulangan
4.       Catat waktu yang diperlukan untuk perubahan warna yang terjadi dari biru menjadi merah jambu dan di rata-rata
E.Hasil pengamatan
Jenis tanaman
Permukaan daun
  
Waktu yang diperlukan (menit)

Rata-rata


1
2
3

Mangga
Atas
67
85
92
81.4

Bawah
55
60
67
60.7

F.Pembahasan
Pada praktikum ini digunakan bahan berupa tumbuhan mangga yang kokoh untuk mengukur kecepatan transpirasi daun secara tidak langsung dengan mengukur kecepatan absorpsi airnya. Dengan adanya penambahan vaselin, maka akan menghambat pembukaan stomata. Semakin sedikit jumlah stomata yang terbuka, maka laju transpirasi semakin berkurang.
Pada perlakuan di bawah cahaya matahari ( di olesi vaselin pada bagian atas dan bawah daun ). tetapi pada perlakuan ini permukaan daun yang tertutup vaselin, semakin luas sehingga jumlah stomata yang terbuka semakin sedikit dan transpirasi juga semakin lambat bila di bandingkan dengan perlakuan keempat. Bahwa jumlah difusi keluarnya uap air dari stomata tergantung pada tingkat kecuraman gradien konsentrasi uap air. Lapisan pembatas yang tebal memiliki gradien yang lebih rendah dan lapisan pembatas yang tipis memiliki gradien yang lebih curam. Oleh karena itu, transpirasi melalui lapis pembatas yang tebal lebih lambat dari pada yang tipis.

G.Kesimpulan
1.      Transpirasi ialah suatu proses kehilangan air dari tumbuh-tumbuhan ke atmosfer dalam bentuk uap air. Proses hilangnya air dalam bentuk uap air dari jaringan hidup tanaman yang terletak di atas permukaan tanah melewati stomata, lubang kutikula, dan lentisel 80% air yang ditranspirasikan berjalan melewati lubang stomata, paling besar peranannya dalam transpirasi.
2.      Perlakuan di bawah cahaya matahari (di olesi vaselin pada bagian atas dan bawah daun). Pemberian vaseline pada permukaan daun merupakan salah satu cara untuk mengurangi terjadinya transpirasi karena pada permukaan daun banyak ditemukan stomata. Vaselin yang terdapat didaun akan mempengaruhi pembukaan stomata. Oleh karena itu, transpirasi melalui lapis pembatas yang tebal lebih lambat dari pada yang tipis.











Acara 5,Pengaruh osmotic dari kadar garam pada penyerapan air dan pertumbuhan tanaman
A.Tinjuan pustaka
Didalam tubuh tanaman, lebih dari 90% air yang diserap oleh akar dikeluarkan lagi ke udara sebagai uap air. Penyerapan air oleh tanaman sebagian besar melalui rambut-rambut akar, yang menyediakan permukaan untuk penyerapan yang amat luas. Pada beberapa tanaman, ketika akar menyerap air dari tanah dan mengangkutnya ke dalam xylem akar, air dalam xylem akan membentuk tekanan positif atau tekanan akar. Intensitas transpirasi sangat dipengaruhi oleh kadar karbondioksida di dalam ruangan interseluler, cahaya, suhu, kelembaban udara, kecepatan angin, dan keadaan air dalam tanah.
Sekitar 99 persen, yang masuk kedalam tumbuhan meninggalkan daun dan batang sebagai uap air. Proses tersebut dinamakan transpirasi.Kemungkinan kehilangan air dari jaringan tanaman melalui bagian tanaman yang lain dapat saja terjadi, tetapi porsi kehilangna tersebut sangat kecil dibanding dengan yang hilang melalui stomata. Sebagian besar dari jaringan yang terdapat dalam daun secara langsung terlibat dalam transpirasi. Pada waktu transpirasi, air menguap dari permukaan sel palisade dan mesofil bunga karang ke dalam ruang antar sel. Dari ruang tersebut uap air berdifusi melalui stomata ke udara. Air yang hilang dari dinding sel basah ini diisi air dan protoplas. Persediaan air dari protoplas, pada gilirannya, biasanya diperoleh dari gerakan air dari sel-sel sekitarnya, dan akhirnya tulang daun, yang merupakan bagian dari sistem pembuluh yang meluas ke tempat persediaan air dalam tanah. Sebatang tumbuhan yang tumbuh di tanah dapat dibayangkan sebagai dua buah sistem percabangan, satu di bawah dan satu lagi di atas permukaan tanah. Kedua sistem ini dihubungkan oleh sebuah sumbu utama yang sebagian besar terdapat di atas tanah. Sistem yang ada dalam tanah terdiri atas akar yang bercabang-cabang menempati hemisfer tanah yang besar.

B.Maksud dan tujuan
Untuk mengetahui pengaruh osmotic dari kadar garam pada penyerapan air dan pertumbuhan tanaman

C.Bahan dan alat
·         Tanaman kacang merah umur 6 hari
·         aquades
·         larutan CaCl 0.01,0.02,0.03,0.04,0.05,0.10,0.20 M
·         botol cuka
·         gelas ukur
·         kapas penggaris
D.Langkah kerja
1.isi botol cuka dengan larutan CaCl2 sesuai konsentrasi aquades
2.setelah tanaman dibersihkan masukkan ke dalam botol yang telah diberi larutan dan atasnya diberi perantara kapas ( 1 botol 1 tanaman )
3.ukur panjang batang di tas keeping biji tandai permukaan botol
4.ukur panjang batang dari atas keping lembaga pada hari ke-3, catat permukaan ciran dalam botol, bila turun tambahkan dengan larutan yang sesuai seperti semula dan catat penambahannya
5.setelah 7 hari ukur kembali panjang batang,banyaknya cairan tambahan dan keadaan tanaman,catat dalam table
  
E.Hasil pengamatan
Kadar larutan CaCl
Panjang batang
Setelah umur (Hari)

Pertambahan panjang
Jumlah pemakaian (ml)
Keadaan tanaman


Mula-mula








3
7


3
7








0.01
5.0
5.5
6.1
0.5
1.0
Segar
Segar
0.02
5.3
6.0
6.8
0.8
0.8
Segar
Segar
0.03
5.0
5.2
5.4
0.2
1.3
Agak layu
Agak layu
0.05
4.0
4.5
5.2
0.7
1.0
Agak layu
Agak layu
0.10
2.5
2.6
3.2
0.5
1.2
Segar
Segar
0.20
4.5
6.8
6.2
0.4
1.3
Segar
Segar
Aquadest
4.0
4.8
5.6
0.8
1.2
segar
Segar

F.Pembahasan
Kebutuhan tanaman terhadap penyerapan air untuk melangsungkan kehidupannya sangat besar, Tumbuhan dapat mengabsorbsi air karena adanya perbedaan potensial air di akar dan diluar akar. Besarnya potensial air ini dipengaruhi oleh potensial osmotik. Potensial osmotik disebabkan adanya bahan terlarut seperti garam didalam air sehingga dapat menurunkan energi bebas.
Berdasarkan hasil praktikum dapat dilihat pengaruh konsentrasi garam (osmotik) terhadap kemampuan tanaman untuk mengabsorbsi air yang merupakan pelarut dari garam tersebut. Keberadaan garam-garam terlarut dengan konsentrasi yang berbeda-beda pada botol percobaan dapat mempengaruhi pertumbuhan kecambah. batang kecambah kacang merah yang diletakkan di dalam toples pada garam dengan konsentrasi 0.01 , 0.02 M  tanaman masih Nampak segar, sedangkan pada larutan CaCL 0.03 , dan 0.05 tanaman mengalami kelayuan pada Kecambah terjadi karena konsentrasi garam terlarut dapat menurunkan konsentrasi air didalam botol sehingga potensial atau konsentrasi air di toples menjadi lebih rendah dari pada potensial atau konsentrasi air didalam tubuh tumbuhan.
Garam memiliki sifat higroskopik atau memiliki kemampuan menyerap air disekelilingnya. Semakin tinggi konsentrasi garam yang dilarutkan dalam air maka semakin rendah konsentrasi air sehingga semakin cepat memicu terjadinya stress garam hingga kekeringan fisiologis pada kecambah.
  
G.Kesimpulan
1.      Perbedaan konsentrasi garam mempengaruhi kemampuan tanaman dalam mengasorbsi air karena garam menarik dan mengikat molekul air
2.      Semakin tinggi konsentrasi garam menyebabkan terjadinya potensial osmotik semakin tinggi sehingga memicu pada kekeringan fisiologis.


















Acara 6,Pengaruh suhu terhadap kecepatan respirasi aerob
A.Tinjuan pustaka
      Respirasi merupakan proses katabolisme atau penguraian senyawa organik menjadi senyawa anorganik. Respirasi sebagai proses oksidasi bahan organik yang terjadi didalam sel dan berlangsung secara aerobik maupun anaerobik. Dalam respirasi aerob diperlukan oksigen dan dihasilkan karbondioksida serta energi. Sedangkan dalam respirasi anaerob dimana oksigen tidak atau kurang tersedia dan dihasilkan senyawa selain karbondiokasida, seperti alkohol, asetaldehida atau asam asetat dan sedikit energi. Secara umum, respirasi karbohidrat dapat dituliskan sebagai berikut:
C6H12O6   +   O2     →    6CO2   +   H2O   +   energi
        Proses respirasi diawali dengan adanya penangkapan O2 dari lingkungan. Proses transport gas-gas dalam tumbuhan secara keseluruhan berlangsung secara difusi. Oksigen yang digunakan dalam respirasi masuk ke dalam setiap sel tumbuhan dengan jalan difusi melalui ruang antar sel, dinding sel, sitoplasma dan membran sel. Demikian juga halnya dengan CO2 yang dihasilkan respirasi akan berdifusi ke luar sel dan masuk ke dalam ruang antar sel. Hal ini karena membran plasma dan protoplasma sel tumbuhan sangat permeabel bagi kedua gas tersebut. Setelah mengambil O2 dari udara, O2 kemudian digunakan dalam proses respirasi dengan beberapa tahapan, diantaranya yaitu glikolisis, dekarboksilasi oksidatif, siklus krebs, dan transpor elektron.
Proses yang terjadi didalam respirasi sel adalah pemecahan ikatan-ikatan dalam molekul organik, terutama ikatan antara atom karbon dengan atom yang menyimpan energi dalam jumlah besar. Ada beberapa cara dimana energi kimia dilepaskan. Salah satu cara yang paling penting adalah pengeluaran hidrogen dari suatu bahan bakar yang dikenal dengan istilah dehidrogenasi. Pada proses dehidrogenasi diperlukan penerima atau akseptor hidrogen
B.Maksud dan tujuan
1.      untuk mengetahui berapa besar pengaruh suhu terhadap kecepatan respirasi
C. Bahan dan alat
·         kecambah kacang hijau
·         larutan NaOH 0.2 N, HCL 0.1 N, BaCl2 0.01 M
·         indicator PP
·         vaselin
·         kain kasa
·         botol reagent bermulut besar
·         buret
·         erlemeyer
·         timbangan
·         gelas ukur
·         corong gelas
·         pipet
·         oven
·         kulkas
·         thermometer
·         alat tulis
D. Langkah kerja
1.      timbang 4 kelomopk kecambah kacang hijau yang masing-masing beratnya 10 gram
2.      ambil 4 botol reagent,isi dengan 50 ml NaOH 0.2 N dan tutup segera
3.      bungkus 3 kelompok kecambah dengan kain kasa dan masukkan kedalam botol tersebut dan jangan sampai menyentuh larutan (bungkusan kecambah digantungkan ke dalam botol)
4.      tutup dan segel dengan vaselin tipis masing-masing botol diletakkan dalam suhu 5. Dan juga satu botol untuk control diamkan semuanya selama 24 jam
5.      sisa kecambah dibungkus kertas dan dikeringkan dengan suhu 105 selama 24 jam,digunakan untuk control berat kering
6.      setelah 24 jam kecambah diambil dari masing-masing botol dan keringkan dengan oven
7.      pada saat tersebut ambil NaOH umur 24 jam sebanyak 10 ml pada masing-masing botol tambahkan BaCL2,5ml dan indicator PP 2 tetes kemudian tetrasi dengan HCl 0.1 N sampai warnanya tepat hilang.Catat hasilnya dan ulangi 3 kali kemudian dirata-rata
8.      tiga kelompok kecambah dikeringkan setelah 24 jam timbang dan catat berat keringnya,buat table shingga dapat diketahui CO2 yan dihasilkan selama 24 jam pada masing-masing suhu yang besarnya sama dengan banyaknya HCl hasil tetrasi dikalikan 5

E. Hasil pengamatan
   Suhu (

Berat
kecambah

  Volume HCl
      ( ml )
 CO2 bebas

Mula-mula
   (gram)
Setelah perlakuan
Berat kering
     (gram)




  (gram)



5
10
10.0
4.2
9.5
47.5
25
10
10.1
3.7
8.0
40.0
40
10
10.5
3.8
12.5
62.5
Control
10
10.0
4.2
18.0
90.0

F. Hasil pengamatan
Respirasi dalam arti luas adalah pertukaran gas antara organisme dengan lingkungannya, sedangkan dalam arti yang khusus yaitu adanya pengambilan gas Oksigen dan pelepasan gas Karbondioksida. Pengambilan Oksigen ini ada yang secara langsung melalui udara dan ada yang mengambil melalui medium cair yang berada disekeliling mereka. Respirasi terbagi atas yaitu  Respirasi Eksternal, yang merupakan pertukaran udara yang terjadi antara organisme dengan udara disekeliling mereka dan Respirasi Internal, merupakan pertukaran udara yang terjadi antara sel dengan organ didalamnya.
Faktor-faktor yang mempengaruhi respirasi adalah ketersediaan substrat yang dimana laju respirasi daun sering lebih cepat segera setelah matahari tenggelam saat kandungan gula tinggi. Daun bagian bawah ternaungi respirasi lebih lambat dari daun sebelah atas yang terkena cahaya matahari berhubung kandungan pati dan gula, ketersediaan O2, pada akar, batang, dan daun sedikit mempengaruhi respirasi karena sitokrom oksidase mempunyai afinitas yang tinggi terhadap oksigen biarpun konsentrasi hanya 0,05 %, suhu ; peningkatan suhu sampai 40 ºC atau lebih menurunkan respirasi, karena enzim mengalami denaturasi (rusaknya bentuk tiga dimensi enzim yang menyebabkan enzim tidak dapat  lagi berikatan dengan subtratnya) untuk mencegah metabolik yang semestinya terjadi, jenis dan umur tanaman,umunya bakteri, fungi, dan ganggang berespirasi lebih cepat dibandingkan dengan tumbuhan berbiji
       Berdasarkan hasil pengamatan dapat dilihat bahwa suhu turut berpengaruh terhadap laju respirasi aerob. Pada suhu 5  mula-mula berat kecambah 10 g, suhu 25 mula-mula 10, suhu 40 mula-mula 10 g, setelah itu, Kecambah dibungkus dengan kain kasa,karena kain kasa ini memiliki pori-pori yang cukup besar, sehingga kain kasa ini berfungsi sebagai pemberi ruang atau celah yang dapat dilewati oleh oksigen dan karbon dioksida pada saat proses respirasi. Kecambah dimasukkan kedalam botol dan ditutup rapat. Penutupan rapat ini bertujuan agar tidak ada gangguan dari luar yang dapat mempengaruhi hasil pengamatan seperti oksigen dari luar yang masuk kedalam botol dan tidak ada karbon dioksida yang keluar dari botol. Larutan didalam botol merupakan larutan basa kuat yaitu NaOH, NaOH berfungsi sebagai larutan yang dapat berikatan dengan Karbon dioksida hasil dari respirasi kecambah.
       Larutan yang awalnya berwarna bening kemudian berubah menjadi keruh hal ini disebabkan karena terbentuk endapan putih dari hasil penambahan larutan dengan BaCl. Kemudian larutan dititrasi dengan asam kuat yaitu HCl dengan menggunakan pipet tetes hingga larutan berubah warna menjadi bening kembali. Warna dapat kembali bening menunjukkan bahwa larutan basa telah bereaksi sempurna dengan asam sehingga larutan menjadi netral. Persamaan reaksinya sebagai berikut
       Jumlah karbon dioksida yang dilepaskan oleh kecambah pada proses repirasi aerob berbanding lurus dengan jumlah HCl yang diteteskan ketika titrasi dengan kata lain semakin banyak karbon dioksida yang dilepaskan maka semakin banyak HCl yang diperlukan saat titrasi, dan begitu pula sebaliknya. Hcl berfungsi sebagai peniter (zat penitrasi) dalam penitrasi ini

G. Kesimpulan
1.      Perbedaan konsentrasi garam mempengaruhi kemampuan tanaman dalam mengasorbsi air karena garam menarik dan mengikat molekul air
2.      Semakin tinggi konsentrasi garam menyebabkan terjadinya potensial osmotik semakin tinggi sehingga memicu pada kekeringan fisiologis.




















Acara 7,Pengaruh kadar larutan terhadap proses imbibisi
A.Tinjuan pustaka
         Imbibisi adalah penyerapan air (absorpsi) oleh benda-benda yang padat (solid) atau agak padat (semi solid) karena benda-benda tersebut mempunyai zat penyusun dari bahan yang berupa koloid.  Ada banyak hal yang merupakan proses penyerapan air yang terjadi pada makhluk hidup, misalnya penyerapan air dari dalam tanah oleh akar tanaman.  Namun, penyerapan yang dimaksudkan di sini yaitu penyerapan air oleh biji kering.  Hal ini banyak kita jumpai di kehidupan kita sehari-hari yaitu pada proses pembibitan tanaman padi, pembuatan kecambah tauge, biji kacang hijau terlebih dahulu direndam dengan air.  Pada peristiwa perendaman inilah terjadi proses imbibisi oleh kulit biji tanaman tersebut.  Tidak hanya itu, proses imbibisi juga memiliki kecepatan penyerapan air yang berbeda-beda untuk setiap jenis biji tanaman.
         Perkecambahan adalah proses pertumbuhan embrio dan komponen-komponen biji yang memiliki kemampuan untuk tumbuh secara normal menjadi tanaman baru.  Komponen biji adalah struktur lain di dalam biji yang merupakan bagian kecambah, seperti calon akar (radicula), calon daun, batang (plumule) dan sebagainya.  Pada proses perkecambahan, biji membutuhkan air dalam jumlah minimum dalam tubuhnya.  Jika kandungan air benih kurang dari batas tersebut akan menyebabkan proses perkecambahan terganggu.  Fungsi utama cadangan makanan dalam biji adalah memberi makan pada embrio atau tanaman yang masih muda sebulum tanaman itu dapat memproduksi sendiri zat makanan, hormone, dan protein.
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Imbibisi
Di dalam batas tertentu, makin rendah kadar air benih makin lama daya hidup benih tersebut.  Kadar air optimum dalam penyimpanan bagi sebagian besar benih adalah antara 6% - 8%.  Kadar air yang terlalu tinggi dapat menyebabkan benih berkecambah sebelum ditanam.  Sedang dalam penyimpanan menyebabkan naiknya aktifitas pernapasan yang dapat berakibat terkuras habisnya bahan cadangan makanan dalam benih.  Selain itu merangsang perkecambahan cendawan patogen di dalam tempat penyimpanan.  Tetapi perlu diingat bahwa kadar air yang terlalu rendah akan menyebabkan kerusakan pada embrio 
B.Maksud dan tujuan
1.untuk mengetahui pengaruh kadar larutan terhadap proses imbibisi

C.Bahan dan alat
·         biji jagung kering
·         larutan NaCl 0.1,0.3,0.5,0.7,1.0,2.0,4.0
·         aquades
·         cup plastic
·         gelas ukur
·         timbangan

D.Langkah kerja
1.      masukkan 20 biji jagung
2.      masukkan 20 ml NaCl 0.1,0.3,0.5,0.7,1.0,2.0,4.0 M dan aquades dalam cup plastic
3.      masukkan jagung, tutup dan biarkan 48 jam
4.      setelah 48 jam timbang lagi
5.      hitung berat air yang berimbibisi
6.      hitung TO larutan = TO= 22.4 MT
                                                              273
                               M=kadar larutan
                                T=suhu
E. Hasil pengamatan
Kadar larutan NaCl              (M)
Berat biji jagung mula-mula
Berat biji jagung setelah di rendam
Berat biji yang berimbibisi
TO larutan
Aquadest
3.5
6.2
2.7
-
0.1
4.5
8
3.5
2.46
0.3
4.5
7.5
3.0
7.83
0.5
4
5.5
1.5
12.30
0.7
4.5
6.0
2.5
17.23
1.0
4
5.5
1.5
24.61
2.0
4
6.2
2.2
49.29
4.0
4
5.5
1.5
98.46

E.1 perhitungan TO
1.      22,4 x 0,1 x ( 273 + 27 ) = 672 = 2,461  
                       273                        273

2.      22,4 x 0,3 x ( 273 + 27 ) = 2016 = 7,384
                                 273                        273
3.      22,4 x 0,5 x ( 273 + 27 ) = 3360 = 12,30
                               273                         273
4.      22,4 x 0,7 x ( 273 + 27 ) = 4704 = 17,23
273                         273

5.      22,4 x 1,0 x ( 273 + 27 ) = 6720 = 24,615
                             273                            273
6.      22,4 x 2,0 x ( 273 + 27 ) = 13440 = 49,230
                     273                              273
7.      22,4 x 4,0 x ( 273 + 27 ) = 26880 = 98,46
273                              273


F.Pembahasan
Pada pengamatan perendaman biji dengan menggunakan larutan NaCl 0,1 M, berat awal mula-mula adalah 6,2 g dan berat akhirnya 2,7 dan larutan  NaCl 0,5 M, yang berat awal 4 g pada berat akhirnya menjadi 1,5 g, sedangkan pada larutan NaCl 1,0 M berat awanya yaitu 4 g menjadi 1,5 g.  Diketahui bahwa penurunannya masing-masing berbeda hasil, hal ini menandakan bahwa terjadi proses imbibisi dalam biji dan juga ditandai dengan tingginya persentase air yang masuk ke dalam biji. 
Sehingga dapat disimpulkan bahwa proses imbibisi air ke dalam biji lebih rendah dibandingkan pada biji kacang hijau yang di rendam dengan larutan NaCl.  Hal ini dapat disebabkan karena tingginya daya tarik menarik antara NaCl dengan biji. 
Imbibisi merupakan penyerapan air oleh imbiban.  Contohnya penyerapan air oleh benih, proses awal perkecambahan benih yaitu dengan masuknya air ke dalam benih maka benih akan membesar kemudian kulit benih pecah dan perkecambahan ditandai oleh keluarnya radikula dari dalam benih

G.Kesimpulan
1.      Proses imbibisi dapat terjadi jika ada gaya tarik menarik antara biji dengan larutan yang digunakan.
2.      Imbibisi terjadi pada benda-benda  yang  permukaannya  terdiri  dari  bagian-bagian  yang  dapat mengikat  molekul  air,  sehingga    bagian-bagian  tersebut  menjadi renggang dan mengembang.
3.      Semakin tinggi konsentrasi larutan yang digunakan maka proses imbibisi pada biji tidak akan terjadi.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar