BAB I
Pendahuluan
Fisiologi tumbuhan adalah ilmu yang
memperajari tentang proses metabolisme yang terjadi didalam tubuh tumbuhan yang
menyebabkan tumbuhan tersebut dapat hidup. Laju proses metabolisme dipengaruhi
oleh faktor-faktor lingkungan mikro disekitar tumbuhan tersebut.
Dengan
mempelajari fisiologi kita akan memperoleh gambaran serta wawasan yang luas
terhadap banyak hal yang terjadi di dalam suatu organisme. Ratusan macam reaksi
kimia terjadi di dalam setiap sel hidup untuk mengubah dan menghasilkan
bahan-bahan yang penting bagi pertumbuhan dan perkembangan organisme. Dalam
fisiologi juga dipelajari tentang bagaimana lingkungan mempengaruhi kehidupan
suatu organisme.
Fisiologi tumbuhan adalah suatu
bidang ilmu yang mengkaji fenomena-fenomena penting
di dalam tumbuhan, meliputi:
- Aktivitas
hidup yang dilakukan oleh tumbuhan.
- Proses
dan fungsi yang menyangkut tanggapan tumbuhan terhadap perubahan lingkungan,
dan pertumbuhan serta perkembangannya sebagai hasil dari respon
tersebut.
- Fungsi
setiap jenis organ, jaringan, sel, dan organel sel dalam tumbuhan serta
fungsi setiap komponen kimia (ion, molekul atau makromolekul.
Tumbuhan adalah tonggak dari sebagian besar ekosistem terestrial. Beberapa hal
penting tentang tumbuhan adalah sebagai berikut:
- Sebagai
mahluk hidup, tumbuhan menunjukkan sejumlah aktivitas, yaitu:
- Bertukar
senyawa kimia dengan lingkungannya,
tanpa banyak kehilangan senyawa kimia penyusun
tubuhnya.
- Menyerap
dan menggunakan energi dari luar.
- Mensintesis
bahan kimia yang diperlukan serta mengganti bahan yang hilang ke
lingkungan atau rusak.
- Sebagian
selnya megadakan pembelahan atau penggabungan, kalau tidak akan mati.
2. Beberapa sifat khas tumbuhan adalah melakukan proses fiisiologi yang
berbeda dengan mahluk lain, misalnya:
- Merupakan
mahluk autotrof dalam metabolisme karbon.
- Tidak
dapat berpindah dan hanya mencapai daerah yang sempit, sehingga hanya
mampu menggunakan sebagian kecil lingkungan.
- Sangat
tergantung kepada bahan mineral dari tanah, sehingga kebutuhan hara tidak
banyak jenisnya.
3. Seluruh fungsi tumbuhan dapat dipahami dengan dasar prinsip fisika dan
kimia. Metode-metode yang digunakan dalam fisiologi tumbuhan umumnya diturunkan
dari kima dan fisika. Selain itu, anatomi tumbuhan juga dipakai dalam
mernpelajari fisiologi tumbuhan. Sekarang ini, biologi molekuler mulai
merevolusi kajian tentang tumbuhan, contohnya para ahli tumbuhan telah
menemukan beberapa gen yang mengontroi perkembangan bunga dan telah mempelajari
fungsi-fungsi gen tersebut.
4. Pada organisme hidup, struktur sangat erat kaitannya dengan fungsi. Takkan
ada fungsi kehidupan tanpa adanya struktur gen, enzim, molekul lain, organel,
sel, jaringan, dan organ. Tumbuhan adalah struktur yang tumbuh sendiri. Melalui
proses perkembangan yang meliputi: pembelahan sel, pembesaran sel, serta
spesialisasi sel atau diferensiasi, suatu tumbuhan bermula dari 1 sel tunggal
kemudian menjadi organisme multiseluler. Selanjutnya, tumbuhan terus tumbuh dan
berkembang sepanjang hidupnya
dengan adanya daerah embrionik (meristem).
5. Tumbuhan tumbuh dan berkembang di lingkungan dan berinteraksi dengan
lingkungan
melalui
banyak cara, misainya: perkembangan tumlbuhan dipengaruhi oleh suhu, cahaya,
gravitasi, angin, dan kelembaban.
Cabang- cabang fisiologi yang mengkaji
proses metabolisme pada tumbuhan. Karena setiap tumbuhan mengharafkan hasilnya
yang dapat dimanfaat olah manusia, maka sepatutnyalah fisiologi tanaman lebih
mengarah pada proses metabolisme yang berkaitan dengan pembantukan dan perkembangan organ oleh sebab
itu, proses yang berkaitan dengan produksi merupakan yang penting untuk ditelah
atau di pelajari dalam ilmu fesiologi tumbuhan.
Mengapa
Kita Perlu Mempelajari Fisiologi Tumbuhan?
•
Tumbuhan mempunyai peran luar biasa bagi kehidupan ini.
–
Sumber Pangan
–
Sandang
–
Papan
–
Obat dan Kosmetik
–
Bahan Industri
–
Keindahan
–
Daur Hidrologi
–
Paru-paru dunia
Acara 1,Melihat
letak daerah tumbuh tanaman
A.
Tinjuan pustaka
Pertumbuhan adalah suatu pertambahan dalam ukuran
pertambahan dalam ukuran. Karena bersifat multi sel maka pertumbuhan bukan saja
dalam voume tetapi juga pertambahan dalam hal bobot, jumlah sel, banyaknya
proto plasma, dan tingkat kerumitan.Proses pertumbuhan sebagian besar terjadi
dalam fase pembelahan dan pendewasaan sel.
Umumya
daerah pertumbuhan terletak pada bagian bawah mesitem apical dari tunas
akar.Pada rerumputan dan monokotil lainnya daerah pertumbuhan terletak di
bagian atas tiap-tiap buku atau nodus. Pertumbuhan jiga terjadi pada bagian-bagian
lainnya misalnya pada daun sel-sel akan membesar pada batas tertentu.
Pertumbuhan lateral terjadi dengan membesarnya sel-sel yang terletak pada
sisi-sisi jaringan cambium.Pertumbuhan bagian pucuk dan akar disebabkan adanya
pembentukan sel-sel baru oleh jaringan meristematik (embrionik) pada titk
tumbuh diikuti dengan pertumbuhan dan differensiasi sel-selnya,bila mana
tumbuhan mencapai ukuran dewasa maka terbentuk bunga.
Pertumbuhan dan perkembangan tanaman merupakan proses yang penting dalam kehidupan dan pekembang biakan suatu species.Pertumbuhan dan perkembangan berlangsung secara terus-menerus sepanjang daur hidup,tergantung pada tersedianya merisitem,hasil asimilasi,hormone dan substansi pertumbuhan lainnya,serta lingkungan yang mendukung.
Secara empiris,pertumbuhan tanaman dapat dikatakan sebagai suatu fungsi dari genotype X lingkungan (internal dan eksternal).
Pertumbuhan itu lebih mudah digambarkan dari pada di defenisikan.Pertumbuhan berarti pembelahan sel dan pembesaran sel.Kedua proses ini memerlukan sintesis protein dan merupakan proses yang tidak dapat berbalik.Proses differensiasi seringkali dianggap pertumbuhan. Pertumbuhan tanaman memerlukan proses differensiasi.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan secara luas dapat di kategorikan sebagai factor eksternal (lingkungan) dan factor internal (genetic)
Pertumbuhan dan perkembangan tanaman merupakan proses yang penting dalam kehidupan dan pekembang biakan suatu species.Pertumbuhan dan perkembangan berlangsung secara terus-menerus sepanjang daur hidup,tergantung pada tersedianya merisitem,hasil asimilasi,hormone dan substansi pertumbuhan lainnya,serta lingkungan yang mendukung.
Secara empiris,pertumbuhan tanaman dapat dikatakan sebagai suatu fungsi dari genotype X lingkungan (internal dan eksternal).
Pertumbuhan itu lebih mudah digambarkan dari pada di defenisikan.Pertumbuhan berarti pembelahan sel dan pembesaran sel.Kedua proses ini memerlukan sintesis protein dan merupakan proses yang tidak dapat berbalik.Proses differensiasi seringkali dianggap pertumbuhan. Pertumbuhan tanaman memerlukan proses differensiasi.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan secara luas dapat di kategorikan sebagai factor eksternal (lingkungan) dan factor internal (genetic)
B.Maksud
dan Tujuan
1. Untuk
mengetahui daerah letak tumbuh calon akar dan batang
2. Mengamati daerah tumbuh pada akar
dan batang
3. Menentukan letak daerah perpanjangan
sel pada akar.
4. Menentukan letak daerah perpanjangan
sel pada tunas
C.Alat dan bahan
·
Biji kacang merah
·
Tinta cina
·
Tanah
·
Kertas saring
·
Bak perkecambahan
·
Plat kaca ukuran 10x7,5
cm
·
Gelas piala 1000 ml
·
Gelas arloji
·
Pinset
·
Karet gelang
·
Polibag
·
Cetok
D.Langkah kerja
1. Buatlah
bahan tanaman dengan mengecambahkanbiji kacang merah pada kertas yang digulung
sebanyak 10 biji dengan posisi kertas tidak boleh terbalik
2. Tutup
dengan kertas merang basah,gulung hati-hati agar kertas tidak sobek ,biarkan
3-4 hari.Tanda biji sudah berkecambah adalah sudah keluar akarnya +
2,5cm,pilih akar yang lurus sebagai bahan tanam
3. Ambil
gelas piala, pada sekeliling sis bagian dalam diberi kertas filter
4. Bungkus
plat kaca dengan kertas merang kemudian masukkan kedalam air
5. Pilh
4 buah kecambah yang berakar lurus sebanyak 6 buah
6. Tandai
4 buah akar dengan tinta cina sepanjang 2cm mulai dari ujung akar dengan
interval 2mm
7. Pilih
2 kecambah untuk control akarnya ditandai dengan satu garis pada jarak 20mm
dari ujungnya
8. Usahakan
kecambah tidak kering dan letakkan pada plat kaca dengan memakai pinset dan
masukkan ke dalam gelas piala dan ditutup dengan gelas arloji
9. Ukur
jarak antar masing-masing garis pada tiap-tiap akar setelah 48jam kemudian
hitung panjang rata-rata dari tiap interval demikian juga pada control mulai
pada ujung akar dan buat grafiknya
E.Hasil
pengamatan
Akar
NO INTERVAL
|
PANJANG MULA-MULA(mm)
|
Pan
|
Jang
|
Peng
|
matan
|
Ke
|
|
|
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
Rata-rata
|
1
|
2
|
3,2
|
3,9
|
4,8
|
5,9
|
6,8
|
4,92
|
2
|
2
|
3,1
|
3,8
|
4,6
|
5,7
|
6,8
|
4,8
|
3
|
2
|
3
|
3,7
|
4,4
|
5,7
|
6,7
|
4,7
|
4
|
2
|
3
|
3,6
|
4,3
|
5,2
|
6,3
|
4,48
|
5
|
2
|
2,9
|
3,5
|
4,3
|
5
|
6,2
|
4,38
|
6
|
2
|
2,9
|
3,4
|
4
|
4,9
|
6,1
|
4,26
|
7
|
2
|
2,8
|
3,3
|
4
|
4,8
|
6
|
4,18
|
8
|
2
|
2,7
|
3,3
|
3,9
|
4,7
|
6
|
4,12
|
9
|
2
|
2,6
|
3,2
|
3,9
|
4,7
|
6
|
4,08
|
10
|
2
|
2,5
|
3
|
3,5
|
4,6
|
5,9
|
3,9
|
Control
|
|
32
|
40
|
46
|
60
|
69
|
49,4
|
Keterangan:interval
1 adalah interval yang dekat dengan ujung akar
Batang
NO INTERVAL
|
PANJANG MULA-MULA(mm)
|
Pan
|
Jang
|
Peng
|
Matan
|
Ke
|
|
|
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
Rata-rata
|
1
|
2
|
3,3
|
4,2
|
5,2
|
6,3
|
7,4
|
5,28
|
2
|
2
|
3,2
|
4,1
|
5,2
|
6,1
|
7,1
|
5,14
|
3
|
2
|
3,2
|
4
|
5,1
|
6
|
7
|
5,06
|
4
|
2
|
3,1
|
4
|
5
|
6
|
7
|
5,02
|
5
|
2
|
3,1
|
4
|
5
|
6
|
6,9
|
5
|
6
|
2
|
3
|
3,9
|
4,8
|
6
|
6,9
|
4,92
|
7
|
2
|
3
|
3,9
|
4,8
|
5,9
|
6,9
|
4,9
|
8
|
2
|
3
|
3,8
|
4,7
|
5,8
|
6,8
|
4,82
|
9
|
2
|
2,9
|
3,7
|
4,7
|
5,9
|
6,8
|
4,8
|
10
|
2
|
2,7
|
3,7
|
4,6
|
5,7
|
6,8
|
4,7
|
Control
|
|
3,4
|
43
|
52
|
63
|
75
|
47,28
|
Keteranagan :
interval 1 adalah yang dekat epikotil
F.Pembahasan
Pada
percobaan ini, bahan yang digunakan yaitu kecambah kacang ijo Phaseolus radiatus. Kacang hijau ini diamati
lokus pertumbuhannya
pada akar dan batang. Tinta yang digunakan untuk memberi garis pada batang
maupun akar kecambah berfungsi sebagai tanda dan berguna pada saat pengamatan
selanjutnya. Tinta cina digunakan karena tinta ini tidak luntur pada saat
terkena air sehingga garis pada batang maupun akar kecambah tetap ada. Karet
gelang yang digunakan berfungsi agar kecambah tidak jatuh pada saat diletakkan
di atas lempeng kaca karena
lempeng kaca ini akan dimasukkan ke dalam
toples dalam keadaan tegak. Sedangkan air yang
digunakan berfungsi sebagai sumber makanan bagi kecambah sehingga kecambah
dapat bertambah panjang.
Hasil
panjang rataan tiap interval pada batang
mula-mula berkisar pada 2 mm sampai 47,28 mm. sedangkan hasil panjang rataan tiap interval pada akar
mula-mula berkisar pada 2 mm sampai rata-ratanya
49,4 mm. Dari tabel pengamatan,
baik akar maupun batang pada kecambah kacang ijo selalu mengalami perpanjangan.
Hal ini dapat disebabkan oleh faktor luar maupun faktor dalam pada kecambah tersebut. Faktor luar dapat meliputi iklim sedangkan faktor dalam meliputi
gen serta hormon
pada kecambah tersebut.
G.Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari percobaan ini yaitu :
1.
daerah tumbuh dari batang dan akar dari kecambah kacang merah Phaseolus radiatus adalah
pada bagian ujung batang dan ujung akar. Karena adanya meristem apikal tepatnya
meristem apeks pada bagian tumbuhan tersebut.
2.daerah perpanjangan
kecambah terdapat pada meristem apikal. Pada batang
daerah pemanjangan terdapat di pangkal batang sedangkan daerah pemanjangan pada akar
terdapat di ujung akar.
3.faktor-faktor yang mempengaruhinya meliputi faktor
luar yang berupa iklim dan faktor
dalam yang berupa gen dan hormon
pada kecambah tersebut.
Acara 2,Curve
sigmoid pertumbuhan
A. Tinjuan
pustaka
Tanaman mengalami pertumbuhan dan perkembangan sebagai
akibat dari aktivitas pembelahan,pengembangan dan diferensiasi sel. Pertumbuhan
pada tanaman dapat diamati dengan adanya kenaikan ukuran misalnya panjang,
lebar dan luas daun, dan sebagainya pada tanaman atau bagian-bagian tanaman
seperti batang, daun, akar, dan lain-lain.
Pertumbuhan pada tanaman mula-mula
terjadi sangat lambat (Lag phase), kemudian dipercepat (log phase), pertumbuhan
diperlambat atau menurun (Decreasing Growth Rate) dan pada akhirnya tetap atau
tidak mengalami pertumbuhan (Steady Stage). Pola pertumbuhan setiap tanaman
mempunyai pola yang tetap dan terjadi berulang-ulang pada tanaman tahunan.
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Pertumbuhan Dan Perkembangan Tumbuhan
Pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan dipengaruhi oleh tiga faktor, yaitu faktor interseluler (gen), faktor interseluler (hormon), dan faktor luar (misalnya lingkungan).
A. Hormon
Tumbuhan menghasilkan beberapa jenis hormon, diantaranya auksin, giberelin, gas etilen, sitokinin dan asam absitat.
1. Auksin
Hormon ini ditemukan pada titik tumbuh batang (koleoptil) dan akar (kolioriza). Aktivitas auksin akan terhambat oleh sinar yang berlebihan. Hormon auksin berfungsi sebagai berikut:
Pembentangan selØ
Pembelahan selØ
Merangsang pembentukan buah dan bungaØ
2. Giberelin
Giberelin terdapat pada bagian batang dan bunga. Fungsi hormon ini adalah sebagai berikut:
Menyebabkan tanaman berbunga sebelum waktunyaØ
Menyebabkan tanaman tumbuh tinggiØ
Memacu aktivitas kambiumØ
Menghasilkan buah yang tidak berbijiØ
Membantu perkecambahan bijiØ
3. Gas etilen
Fungsi utama gas etilen ini adalah sebagai berikut:
Mempercepat pemasakan buahØ
Pengguguran bungaØ
4. Sitokinin
Sitokinin merupakan hormon tumbuh yang terdapat pada tumbuhan. Fungsi hormon ini adalah sebagai berikut:
Merangsang pertumbuhan akar sehingga lebih capat memanjangØ
Mempercepat pelebaran daunØ
Merangsang pertumbuhan tanaman ke arah samping dan pucuk tanamanØ
Merangsang aktivitas pembelahan selØ
Membantu perkecambahan biji
Pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan dipengaruhi oleh tiga faktor, yaitu faktor interseluler (gen), faktor interseluler (hormon), dan faktor luar (misalnya lingkungan).
A. Hormon
Tumbuhan menghasilkan beberapa jenis hormon, diantaranya auksin, giberelin, gas etilen, sitokinin dan asam absitat.
1. Auksin
Hormon ini ditemukan pada titik tumbuh batang (koleoptil) dan akar (kolioriza). Aktivitas auksin akan terhambat oleh sinar yang berlebihan. Hormon auksin berfungsi sebagai berikut:
Pembentangan selØ
Pembelahan selØ
Merangsang pembentukan buah dan bungaØ
2. Giberelin
Giberelin terdapat pada bagian batang dan bunga. Fungsi hormon ini adalah sebagai berikut:
Menyebabkan tanaman berbunga sebelum waktunyaØ
Menyebabkan tanaman tumbuh tinggiØ
Memacu aktivitas kambiumØ
Menghasilkan buah yang tidak berbijiØ
Membantu perkecambahan bijiØ
3. Gas etilen
Fungsi utama gas etilen ini adalah sebagai berikut:
Mempercepat pemasakan buahØ
Pengguguran bungaØ
4. Sitokinin
Sitokinin merupakan hormon tumbuh yang terdapat pada tumbuhan. Fungsi hormon ini adalah sebagai berikut:
Merangsang pertumbuhan akar sehingga lebih capat memanjangØ
Mempercepat pelebaran daunØ
Merangsang pertumbuhan tanaman ke arah samping dan pucuk tanamanØ
Merangsang aktivitas pembelahan selØ
Membantu perkecambahan biji
B.Maksud dan
Tujuan
1. Untuk
mengetahui laju pertumbuhan tanaman dan besarnya daun serta sigmoid pertumbuhan
2. untuk mengamati laju tumbuh daun
sejak dari embrio dalam biji hingga daun mencapai ukuran tetap pada tanaman
kacang merah Phaseolus vulgaris.
C.Alat dan bahan
1. Biji kacang merah
3. Polibag
4. Tanah
5. Alat
tulis
D.Langkah kerja
1. Ambil
5 biji kacang merah yang sudah direndam kemudian di pecah
2. Ukur
daun embrionya ,catat dan hitung rata-ratanya
3. Pilih
25 biji kacang merah yang sudah direndam ,tanam dalam polibag
4. Setelah
2 hari ambil 5 biji kacang merah,ukur daun lembaganya.Kalau belum tumbuh
galilah bij tersebut
5. Pengukuran
berikutnya setelah tanaman berumur 4 hari dengan mengambil 5 biji dengan
mencabutnya dan ukur daun lembaganya
6. Selanjutnya
pada umur 6 hari ,5 tanaman dari sisanya diukur daunnnya dan jangan dicabut
.Bibit ini seterusnya dapat digunakan untuk pengukuran berikutnya pada umur
8,10,12 dan 14 hari
7. Catat
dalam table dan dirata-rata
E.Hasil
Tabel
HARI
|
|
|
|
|
PAN
JAG
|
DAUN
|
(mm)
|
|
|
|
|
|
|
|
ULA
|
NGAN
|
1
|
|
|
|
ULA
|
NGAN
|
2
|
|
|
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
RATA-RATA
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
RATA-RATA
|
0
|
4
|
3
|
3
|
4
|
3
|
3,4
|
3
|
4
|
4
|
4
|
3
|
3,6
|
2
|
6
|
5
|
6
|
6
|
5
|
5,6
|
5
|
6
|
6
|
5
|
5
|
5,6
|
4
|
10
|
8
|
9
|
8
|
7
|
8,4
|
7
|
8
|
9
|
6
|
7
|
7,4
|
6
|
15
|
12
|
13
|
13
|
12
|
13
|
11
|
14
|
15
|
10
|
12
|
12,4
|
8
|
20
|
18
|
19
|
19
|
17
|
18,5
|
18
|
18
|
20
|
18
|
17
|
18,2
|
10
|
26
|
24
|
25
|
23
|
21
|
23,8
|
25
|
22
|
21
|
23
|
22
|
22,6
|
12
|
35
|
30
|
29
|
30
|
28
|
30,4
|
33
|
30
|
29
|
28
|
25
|
29
|
14
|
46
|
40
|
45
|
43
|
39
|
42,6
|
45
|
43
|
40
|
42
|
40
|
42
|
Grafik
![]() |
|||||||||
|
|||||||||
F.Pembahasan
Dari
hasil pengamatan pada ulangan 1 didapatkan bahwa panjang daun lembaga dari hari
1 sampai hari ke 6 dari rata-rata mencapai 3,4 cm sampai 13 cm,dan pada ulangan
2 didapatkan panjang daun lembaga dari hari ke 1 sampai hari ke 6 dari
rata-rata mencapai 3,6 sampai 12,4,hal ini memperlihatkan pertumbuhan yang
terus-menerus sampai batas-batas tertentu, hal tersebut merupakan akibat adanya
imbibisi air sehingga aktifitas metabolisme membesar dan sel-sel embrio
membesar.
Dari meletakkan kecambah pada tempat yang berbeda akan menghasilkan atau memperlihatkan panjang daun yang berbeda pula. Untuk kecambah yang diletakkan pada tempat yang keadaan gelap memperlihatkan angka yang lebih kecil dari pada yang diletakkan pada tempat yang kondisi terang.
Hal seperti Ini membuktikan bahwa pertumbuhan yang diletakkan pada tempat terang tersebut cukup menunjang pertumbuhan perkecambahan, dengan kata lain cahaya yang mengenai tanaman tidak terlampau berlebihan atau kekurangan. Sehingga pertumbuhan kecambah tersebut berjalan dengan baik. Selain dari cahaya juga faktor-faktor tumbuh yang lain terpenuhi.
Pada kecambah yang diletakkan di tempat yang keadaan gelap memperlihatkan angka yang lebih kecil dari tempat yang kondisi terang, Hal ini disebabkan oleh faktor-faktor tumbuh yang kurang mendukung dalam pertumbuhan, salah satunya adalah cahaya. Padahal cahaya sangat diperlukan dalam memecah air yang diserap oleh tanaman.
Pengaruh suhu juga dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan kecambah dalam kondisi lingkungan yang terlalu extrim sangat tidak baik dalam mendukung perkembangan kecambah, dan suhu yang baik diperoleh kecambah sebaiknya lebih kurang dari 27
karena suhu sudah seperti suhu ruangan yang
normal.
Dari meletakkan kecambah pada tempat yang berbeda akan menghasilkan atau memperlihatkan panjang daun yang berbeda pula. Untuk kecambah yang diletakkan pada tempat yang keadaan gelap memperlihatkan angka yang lebih kecil dari pada yang diletakkan pada tempat yang kondisi terang.
Hal seperti Ini membuktikan bahwa pertumbuhan yang diletakkan pada tempat terang tersebut cukup menunjang pertumbuhan perkecambahan, dengan kata lain cahaya yang mengenai tanaman tidak terlampau berlebihan atau kekurangan. Sehingga pertumbuhan kecambah tersebut berjalan dengan baik. Selain dari cahaya juga faktor-faktor tumbuh yang lain terpenuhi.
Pada kecambah yang diletakkan di tempat yang keadaan gelap memperlihatkan angka yang lebih kecil dari tempat yang kondisi terang, Hal ini disebabkan oleh faktor-faktor tumbuh yang kurang mendukung dalam pertumbuhan, salah satunya adalah cahaya. Padahal cahaya sangat diperlukan dalam memecah air yang diserap oleh tanaman.
Pengaruh suhu juga dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan kecambah dalam kondisi lingkungan yang terlalu extrim sangat tidak baik dalam mendukung perkembangan kecambah, dan suhu yang baik diperoleh kecambah sebaiknya lebih kurang dari 27

G.Kesimpulan
1. Pemanjangan
daun pada kecambah baik ditempat yang terang maupun ditempat gelap, mula-mula
secara berangsur-angsur, selanjutnya setelah mencapai batas tertentu
kecepatannya bertambah (optimum). Kemudian kembali lagi berangsur-angsur samapi
batas maksimum pertumbuhan daun.
2. Pertumbuhan
daun sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor tersebut antara lain :
cahaya, suhu dan lain-lain.
3. Tanaman
yang diletakkan pada tempat yang kurang optimum dalam memberikan cahaya untuk
perkecambahan menghasilkan tanaman yang lebih pendek dari yang cukup cahaya.
Tanaman yang ditempatkan terus-menerus kekurangan cahaya atau berlebihan cahaya akan mengalamai kematian dalam waktu tertentu
Tanaman yang ditempatkan terus-menerus kekurangan cahaya atau berlebihan cahaya akan mengalamai kematian dalam waktu tertentu
Acara 3,Jalan
pengangkutan air
A. Tinjuan
pustaka
Transportasi pada
tumbuhan melibatkan jaringan-jaringan pengangkut, seperti xylem dan floem. Jika
seandainya jaringan pengangkut xylem dan floem tidak ada pada tumbuhan, maka
dapat dipastikan transportasi pada tumbuhan tidak akan terjadi. Pertama
sekali, jaringan xylem memiliki dua fungsi dalam tanaman. Fungsi pertama adalah
untuk mengangkut air dan juga mineral-mineral dari dalam tanah ke batang dan
juga daun-daun. Fungsi kedua xylem adalah untuk menyangga tanaman itu sendiri
sehingga ia tidak mudah jatuh atau roboh.
Jaringan kedua yang berperan penting dalam proses
pengangkutan dalam tanaman ialah floem. Floem mengangkut gula sukrosa dan juga
asam amino dari organ-organ tumbuhan yang berwarna hijau, terutama sekali daun,
ke bagian-bagian lain dalam tumbuhan. Berbeda dari xylem, floem memiliki
sel-sel yang bernama sieve tube sel, dan transportasi gula sukrosa dan asam
amino dapat dilakukan melalui difusi dan juga aktif transport dari sel ke sel
dalam floem. Oleh karena itu, makanan-makanan ini dapat menjangkau organ-organ
tanaman dalam waktu yang sangat singkat agar mereka bisa melakukan respirasi
dan berkembang.
B.Maksud dan
Tujuan
1. Untuk
mengetahui jalan pengangkutan air di dalam tubuh tanaman.
C.Alat dan bahan
1.pucuk
tanaman
2.kapas
3.vaselin
4.air/aquades
5.botol
cuka
6.gelas
ukur
7.pisau
8.penggaris
D.Langkah kerja
1. Isilah
botol cuka dengan aquades masing-masing 75ml dan tandai permukannya
2. Ambil
4 pucuk tanaman,sayat bagian kulit batang diluar xylem kira-kira 3cm dari bawah
3. Tutup
bagian xylem( bagian tengah ) pada batang pucuk dan tutup bagian floem ( bagian
atas dan bawah/pojok sayatan ) pada 2 batang pucuk tanaman dengan vaselin
4. Letakkan
dalam botol + 1cm dari dasar botol dan bagian atas diberi kapas
5. Catat
jumlah pemakaian air dan keadaan tanaman setelah 1,3,5,dan 7 hari buat
rata-rata dari 2pucuk tanaman tersebut
E.Hasil
pengamatan
Tabel
Bagian yang di tutup
|
|
|
Kebutuhan air (ml)
|
|
|
|
|
1
|
3
|
5
|
7
|
Xylem
|
1
|
6.5
|
4.7
|
6.0
|
6.0
|
|
2
|
6.0
|
5.0
|
5.5
|
6.0
|
Rata-rata
|
|
6.25
|
4.85
|
5.57
|
6.00
|
Keadaan tanaman
|
|
Segar
|
segar
|
segar
|
Segar
|
Floem
|
1
|
5.8
|
5.0
|
5.0
|
5.0
|
|
2
|
6.1
|
4.5
|
5.2
|
6.2
|
Rata-rata
|
|
5.95
|
4.75
|
5.1
|
6
|
Keadaan tanaman
|
|
Segar
|
segar
|
Agak layu
|
Agak layu
|
F.Pembahasan
Xylem ditutup
Setelah dilakukan pengamatan pada tanaman mangga dengan perlakuan xylemnya yang ditutup. Pada pengamatan hari ke-1 serapan air rata-rata /hari adalah sebanyak 6,25 ml dan catatan morfologi adalah tanaman nampak segar dengan ciri-ciri daun tanaman mangga segar dan daun-daunnya hijau. Sedangkan pada pengamata pada hari ke-7 tanaman mangga tersebut nampak masih sangat segar,berarti penyerapan air masih berlangsung. Dari keterangan tersebut telah dapat membuktikan jaringan pengangkutan unsure hara yang ada di air dilakukan oleh jaringan xylem. Berarti dengan adanya jeringan xylem mengangkut unsure hara ke daun.
Setelah dilakukan pengamatan pada tanaman mangga dengan perlakuan xylemnya yang ditutup. Pada pengamatan hari ke-1 serapan air rata-rata /hari adalah sebanyak 6,25 ml dan catatan morfologi adalah tanaman nampak segar dengan ciri-ciri daun tanaman mangga segar dan daun-daunnya hijau. Sedangkan pada pengamata pada hari ke-7 tanaman mangga tersebut nampak masih sangat segar,berarti penyerapan air masih berlangsung. Dari keterangan tersebut telah dapat membuktikan jaringan pengangkutan unsure hara yang ada di air dilakukan oleh jaringan xylem. Berarti dengan adanya jeringan xylem mengangkut unsure hara ke daun.
Floem ditutup
Uantuk tanaman mangga dengan pelakuan yang berbeda lagi yakni pada bagian floemnya yang ditutup pada pengamatan pada hari ke-3 rata-rata air yan diserap /hari adalah 4,75 ml dengan morfologi tanaman mangga pada hari ke-4 tersebut tanaman tetap segar dengan kata lain tanaman tersebut masih tumbuh dengan baik. Sedangkan pada pengamatan pada hari ke-5 rata-rata tanaman alamanda menyerap air /hari nya adalah 6 ml. sedangkan untuk pengamatan morfologisnya pada hari ke-7 tanaman mangga tersebut agak layu namun pada daun bagian bawah menguning. Hal ini menunjukkan bahwa tanaman yang bagian floemnya di tutup dengan vaselin masih tetap dapat hidup karena yang paling berperan dalam proses penyerapan unsure hara adalah jaringan xylem sedangkan jeringan floem hanya menebarkan makannya yang dihasilkan dari proses fotosintesis keseluruh bagian tanaman, sehingga tidak terlalu berpengaruh bersar dalam peruses pertumbuhan.
Uantuk tanaman mangga dengan pelakuan yang berbeda lagi yakni pada bagian floemnya yang ditutup pada pengamatan pada hari ke-3 rata-rata air yan diserap /hari adalah 4,75 ml dengan morfologi tanaman mangga pada hari ke-4 tersebut tanaman tetap segar dengan kata lain tanaman tersebut masih tumbuh dengan baik. Sedangkan pada pengamatan pada hari ke-5 rata-rata tanaman alamanda menyerap air /hari nya adalah 6 ml. sedangkan untuk pengamatan morfologisnya pada hari ke-7 tanaman mangga tersebut agak layu namun pada daun bagian bawah menguning. Hal ini menunjukkan bahwa tanaman yang bagian floemnya di tutup dengan vaselin masih tetap dapat hidup karena yang paling berperan dalam proses penyerapan unsure hara adalah jaringan xylem sedangkan jeringan floem hanya menebarkan makannya yang dihasilkan dari proses fotosintesis keseluruh bagian tanaman, sehingga tidak terlalu berpengaruh bersar dalam peruses pertumbuhan.
G.Kesimpulan
1. jaringan
pengangkutan pada tanaman tingkat tinggi adalah xylem dan floem
2. pada system pengankutan unsure hara dari luar bagian tanaman diserap oleh akar dan di angkut oleh jeringa xylem untuk di masak di daun
3. jaringan floem dalam pengangkuata air dan unsure hara tidak terlalu berperan namun jaringan floen ini berperan dalam penyebaran hasil fotosintesis dari daun keseluruh bagian tanaman.
4. tanaman dapat tumbuh dengan baik jika tidak ada factor-faktor penghambat atau pun hambatan pada jaringan pengangkutan
2. pada system pengankutan unsure hara dari luar bagian tanaman diserap oleh akar dan di angkut oleh jeringa xylem untuk di masak di daun
3. jaringan floem dalam pengangkuata air dan unsure hara tidak terlalu berperan namun jaringan floen ini berperan dalam penyebaran hasil fotosintesis dari daun keseluruh bagian tanaman.
4. tanaman dapat tumbuh dengan baik jika tidak ada factor-faktor penghambat atau pun hambatan pada jaringan pengangkutan
Acara
4,Transpirasi
A.Tinjuan
pustaka
Transpirasi
adalah proses hilangnya air dalam bentuk uap air dari jaringan hidup tanaman
yang terletak di atas permukaan tanah melewati stomata, lubang kutikula, dan
lentisel. Transpirasi merupakan pengeluaran berupa uap H2O dan CO2, terjadi
siang hari saat panas, melaui stomata (mulut daun) dan lentisel (celah batang).
Transpirasi berlangsung melalui bagian tumbuhan yang berhubungan dengan udara
luar, yaitu melalui pori-pori daun seperti stomata, lubang kutikula, dan
lentisel oleh proses fisiologi tanaman.
Transpirasi adalah terlepasnya air dalam bentuk uap air melalui stomata dan kutikula ke udara bebas (evaporasi). Jadi semakin cepat laju transpirasi berarti semakin cepat pengangkutan air dan zat hara terlarut, demikian pula sebaliknya. Alat untuk mengukur besarnya laju transpirasi melalui daun disebut fotometer atau transpirometer.
Transpirasi dalam tanaman atau terlepasnya air melalui kutikula hanya 5-10% dari jumlah air yang ditranspirasikan. Air sebagian besar menguap melalui stomata, sekitar 80% air ditranspirasikan berjalan melewati stomata, sehingga jumlah dan bentuk stomata sangat mempengaruhi laju transpirasi. Selain itu transpirasi juga terjadi melalui luka dan jaringan epidermis pada daun, batang, cabang, ranting, bunga, buah dan akar.
Tidak semua tumbuhan mengalami proses transpirasi. Sedangkan pada tumbuhan yang mengalami proses ini, transpirasi terkadang terjadi secara berlebihan sehingga mengakibatkan tumbuhan kehilangan banyak air dan lama kelamaan layu sebelum akhirnya mati.
Transpirasi adalah terlepasnya air dalam bentuk uap air melalui stomata dan kutikula ke udara bebas (evaporasi). Jadi semakin cepat laju transpirasi berarti semakin cepat pengangkutan air dan zat hara terlarut, demikian pula sebaliknya. Alat untuk mengukur besarnya laju transpirasi melalui daun disebut fotometer atau transpirometer.
Transpirasi dalam tanaman atau terlepasnya air melalui kutikula hanya 5-10% dari jumlah air yang ditranspirasikan. Air sebagian besar menguap melalui stomata, sekitar 80% air ditranspirasikan berjalan melewati stomata, sehingga jumlah dan bentuk stomata sangat mempengaruhi laju transpirasi. Selain itu transpirasi juga terjadi melalui luka dan jaringan epidermis pada daun, batang, cabang, ranting, bunga, buah dan akar.
Tidak semua tumbuhan mengalami proses transpirasi. Sedangkan pada tumbuhan yang mengalami proses ini, transpirasi terkadang terjadi secara berlebihan sehingga mengakibatkan tumbuhan kehilangan banyak air dan lama kelamaan layu sebelum akhirnya mati.
B.Maksud dan
tujuan
1. Untuk
mengetahui besarnya transpirasi pada tanaman
C.Bahan dan alat
·
Daun tanaman hijau
·
Kertas cobalt
·
Larutan cobalt chloride
3%
·
Bubuk kalsium khlorida
anhydrous
·
Pinset
·
Petridis
·
Stopwatch
D.Langkah kerja
1. ambil 6 potong kertas cobalt,tetesi 2-3
tetes larutan cobalt chloride 3% kemudian masukkan dalam botol yang berisi
bubuk kalsium klorida anhydrous
2. Simpan
dalam petridish tertutup
3. Letakkan
dan cepitlah paperdis pada permukaan atas dan bawah daun, buat 3 ulangan
4. Catat waktu yang diperlukan untuk perubahan
warna yang terjadi dari biru menjadi merah jambu dan di rata-rata
E.Hasil
pengamatan
Jenis tanaman
|
Permukaan daun
|
|
Waktu yang diperlukan (menit)
|
|
Rata-rata
|
|
|
1
|
2
|
3
|
|
Mangga
|
Atas
|
67
|
85
|
92
|
81.4
|
|
Bawah
|
55
|
60
|
67
|
60.7
|
F.Pembahasan
Pada
praktikum ini digunakan bahan berupa tumbuhan mangga yang kokoh untuk mengukur
kecepatan transpirasi daun secara tidak langsung dengan mengukur kecepatan
absorpsi airnya. Dengan adanya penambahan vaselin, maka akan menghambat
pembukaan stomata. Semakin sedikit jumlah stomata yang terbuka, maka laju
transpirasi semakin berkurang.
Pada
perlakuan di bawah cahaya matahari ( di olesi vaselin pada bagian atas dan
bawah daun ). tetapi pada perlakuan ini permukaan daun yang tertutup vaselin,
semakin luas sehingga jumlah stomata yang terbuka semakin sedikit dan
transpirasi juga semakin lambat bila di bandingkan dengan perlakuan keempat.
Bahwa jumlah difusi keluarnya uap air dari stomata tergantung pada tingkat
kecuraman gradien konsentrasi uap air. Lapisan pembatas yang tebal memiliki
gradien yang lebih rendah dan lapisan pembatas yang tipis memiliki gradien yang
lebih curam. Oleh karena itu, transpirasi melalui lapis pembatas yang tebal
lebih lambat dari pada yang tipis.
G.Kesimpulan
1. Transpirasi ialah suatu proses
kehilangan air dari tumbuh-tumbuhan ke atmosfer dalam bentuk uap air. Proses
hilangnya air dalam bentuk uap air dari jaringan hidup tanaman yang terletak di
atas permukaan tanah melewati stomata, lubang kutikula, dan lentisel 80% air
yang ditranspirasikan berjalan melewati lubang stomata, paling besar peranannya
dalam transpirasi.
2. Perlakuan di bawah cahaya matahari
(di olesi vaselin pada bagian atas dan bawah daun). Pemberian vaseline pada
permukaan daun merupakan salah satu cara untuk mengurangi terjadinya
transpirasi karena pada permukaan daun banyak ditemukan stomata. Vaselin yang
terdapat didaun akan mempengaruhi pembukaan stomata. Oleh karena itu,
transpirasi melalui lapis pembatas yang tebal lebih lambat dari pada yang
tipis.
Acara 5,Pengaruh
osmotic dari kadar garam pada penyerapan air dan pertumbuhan tanaman
A.Tinjuan
pustaka
Didalam tubuh tanaman, lebih dari
90% air yang diserap oleh akar dikeluarkan lagi ke udara sebagai uap air.
Penyerapan air oleh tanaman sebagian besar melalui rambut-rambut akar, yang
menyediakan permukaan untuk penyerapan yang amat luas. Pada beberapa tanaman,
ketika akar menyerap air dari tanah dan mengangkutnya ke dalam xylem akar, air
dalam xylem akan membentuk tekanan positif atau tekanan akar. Intensitas
transpirasi sangat dipengaruhi oleh kadar karbondioksida di dalam ruangan
interseluler, cahaya, suhu, kelembaban udara, kecepatan angin, dan keadaan air
dalam tanah.
Sekitar 99 persen, yang masuk kedalam tumbuhan meninggalkan
daun dan batang sebagai uap air. Proses tersebut dinamakan
transpirasi.Kemungkinan kehilangan air dari jaringan tanaman melalui bagian
tanaman yang lain dapat saja terjadi, tetapi porsi kehilangna tersebut sangat
kecil dibanding dengan yang hilang melalui stomata. Sebagian besar dari
jaringan yang terdapat dalam daun secara langsung terlibat dalam transpirasi.
Pada waktu transpirasi, air menguap dari permukaan sel palisade dan mesofil
bunga karang ke dalam ruang antar sel. Dari ruang tersebut uap air berdifusi
melalui stomata ke udara. Air yang hilang dari dinding sel basah ini diisi air
dan protoplas. Persediaan air dari protoplas, pada gilirannya, biasanya
diperoleh dari gerakan air dari sel-sel sekitarnya, dan akhirnya tulang daun,
yang merupakan bagian dari sistem pembuluh yang meluas ke tempat persediaan air
dalam tanah. Sebatang tumbuhan yang tumbuh di tanah dapat dibayangkan sebagai
dua buah sistem percabangan, satu di bawah dan satu lagi di atas permukaan
tanah. Kedua sistem ini dihubungkan oleh sebuah sumbu utama yang sebagian besar
terdapat di atas tanah. Sistem yang ada dalam tanah terdiri atas akar yang
bercabang-cabang menempati hemisfer tanah yang besar.
B.Maksud dan
tujuan
Untuk
mengetahui pengaruh osmotic dari kadar garam pada penyerapan air dan
pertumbuhan tanaman
C.Bahan dan alat
·
Tanaman kacang merah
umur 6 hari
·
aquades
·
larutan CaCl
0.01,0.02,0.03,0.04,0.05,0.10,0.20 M
·
botol cuka
·
gelas ukur
·
kapas penggaris
D.Langkah kerja
1.isi
botol cuka dengan larutan CaCl2 sesuai konsentrasi aquades 

2.setelah
tanaman dibersihkan masukkan ke dalam botol yang telah diberi larutan dan
atasnya diberi perantara kapas ( 1 botol 1 tanaman )
3.ukur
panjang batang di tas keeping biji tandai permukaan botol
4.ukur
panjang batang dari atas keping lembaga pada hari ke-3, catat permukaan ciran
dalam botol, bila turun tambahkan dengan larutan yang sesuai seperti semula dan
catat penambahannya
5.setelah
7 hari ukur kembali panjang batang,banyaknya cairan tambahan dan keadaan
tanaman,catat dalam table
E.Hasil
pengamatan
Kadar larutan CaCl
|
Panjang batang
|
Setelah umur (Hari)
|
|
Pertambahan panjang
|
Jumlah pemakaian (ml)
|
Keadaan tanaman
|
|
|
Mula-mula
|
|
|
|
|
|
|
|
|
3
|
7
|
|
|
3
|
7
|
|
|
|
|
|
|
|
|
0.01
|
5.0
|
5.5
|
6.1
|
0.5
|
1.0
|
Segar
|
Segar
|
0.02
|
5.3
|
6.0
|
6.8
|
0.8
|
0.8
|
Segar
|
Segar
|
0.03
|
5.0
|
5.2
|
5.4
|
0.2
|
1.3
|
Agak layu
|
Agak layu
|
0.05
|
4.0
|
4.5
|
5.2
|
0.7
|
1.0
|
Agak layu
|
Agak layu
|
0.10
|
2.5
|
2.6
|
3.2
|
0.5
|
1.2
|
Segar
|
Segar
|
0.20
|
4.5
|
6.8
|
6.2
|
0.4
|
1.3
|
Segar
|
Segar
|
Aquadest
|
4.0
|
4.8
|
5.6
|
0.8
|
1.2
|
segar
|
Segar
|
F.Pembahasan
Kebutuhan tanaman terhadap
penyerapan air untuk melangsungkan kehidupannya sangat besar, Tumbuhan dapat
mengabsorbsi air karena adanya perbedaan potensial air di akar dan diluar akar.
Besarnya potensial air ini dipengaruhi oleh potensial osmotik. Potensial
osmotik disebabkan adanya bahan terlarut seperti garam didalam air sehingga
dapat menurunkan energi bebas.
Berdasarkan hasil praktikum dapat
dilihat pengaruh konsentrasi garam (osmotik) terhadap kemampuan tanaman untuk
mengabsorbsi air yang merupakan pelarut dari garam tersebut. Keberadaan
garam-garam terlarut dengan konsentrasi yang berbeda-beda pada botol percobaan
dapat mempengaruhi pertumbuhan kecambah. batang kecambah kacang merah yang diletakkan di dalam toples pada garam dengan
konsentrasi 0.01 , 0.02 M tanaman masih
Nampak segar, sedangkan pada larutan CaCL 0.03 , dan 0.05 tanaman mengalami
kelayuan pada Kecambah terjadi karena konsentrasi garam terlarut dapat
menurunkan konsentrasi air didalam botol sehingga potensial atau konsentrasi
air di toples menjadi lebih rendah dari pada potensial atau konsentrasi air
didalam tubuh tumbuhan.
Garam memiliki sifat higroskopik
atau memiliki kemampuan menyerap air disekelilingnya. Semakin tinggi
konsentrasi garam yang dilarutkan dalam air maka semakin rendah konsentrasi air
sehingga semakin cepat memicu terjadinya stress garam hingga kekeringan
fisiologis pada kecambah.
G.Kesimpulan
1.
Perbedaan konsentrasi garam mempengaruhi kemampuan tanaman dalam mengasorbsi
air karena garam menarik dan mengikat molekul air
2.
Semakin tinggi konsentrasi garam menyebabkan terjadinya potensial osmotik
semakin tinggi sehingga memicu pada kekeringan fisiologis.
Acara 6,Pengaruh
suhu terhadap kecepatan respirasi aerob
A.Tinjuan
pustaka
Respirasi merupakan proses katabolisme
atau penguraian senyawa organik menjadi senyawa anorganik. Respirasi sebagai
proses oksidasi bahan organik yang terjadi didalam sel dan berlangsung secara
aerobik maupun anaerobik. Dalam respirasi aerob diperlukan oksigen dan
dihasilkan karbondioksida serta energi. Sedangkan dalam respirasi anaerob
dimana oksigen tidak atau kurang tersedia dan dihasilkan senyawa selain
karbondiokasida, seperti alkohol, asetaldehida atau asam asetat dan sedikit
energi. Secara umum, respirasi karbohidrat dapat dituliskan sebagai berikut:
C6H12O6 + O2 → 6CO2 + H2O + energi
Proses respirasi diawali dengan adanya penangkapan O2 dari lingkungan. Proses transport gas-gas dalam tumbuhan secara keseluruhan berlangsung secara difusi. Oksigen yang digunakan dalam respirasi masuk ke dalam setiap sel tumbuhan dengan jalan difusi melalui ruang antar sel, dinding sel, sitoplasma dan membran sel. Demikian juga halnya dengan CO2 yang dihasilkan respirasi akan berdifusi ke luar sel dan masuk ke dalam ruang antar sel. Hal ini karena membran plasma dan protoplasma sel tumbuhan sangat permeabel bagi kedua gas tersebut. Setelah mengambil O2 dari udara, O2 kemudian digunakan dalam proses respirasi dengan beberapa tahapan, diantaranya yaitu glikolisis, dekarboksilasi oksidatif, siklus krebs, dan transpor elektron.
C6H12O6 + O2 → 6CO2 + H2O + energi
Proses respirasi diawali dengan adanya penangkapan O2 dari lingkungan. Proses transport gas-gas dalam tumbuhan secara keseluruhan berlangsung secara difusi. Oksigen yang digunakan dalam respirasi masuk ke dalam setiap sel tumbuhan dengan jalan difusi melalui ruang antar sel, dinding sel, sitoplasma dan membran sel. Demikian juga halnya dengan CO2 yang dihasilkan respirasi akan berdifusi ke luar sel dan masuk ke dalam ruang antar sel. Hal ini karena membran plasma dan protoplasma sel tumbuhan sangat permeabel bagi kedua gas tersebut. Setelah mengambil O2 dari udara, O2 kemudian digunakan dalam proses respirasi dengan beberapa tahapan, diantaranya yaitu glikolisis, dekarboksilasi oksidatif, siklus krebs, dan transpor elektron.
Proses yang terjadi didalam respirasi sel adalah
pemecahan ikatan-ikatan dalam molekul organik, terutama ikatan antara atom
karbon dengan atom yang menyimpan energi dalam jumlah besar. Ada beberapa cara
dimana energi kimia dilepaskan. Salah satu cara yang paling penting adalah
pengeluaran hidrogen dari suatu bahan bakar yang dikenal dengan istilah
dehidrogenasi. Pada proses dehidrogenasi diperlukan penerima atau akseptor
hidrogen
B.Maksud dan
tujuan
1. untuk
mengetahui berapa besar pengaruh suhu terhadap kecepatan respirasi
C. Bahan dan
alat
·
kecambah kacang hijau
·
larutan NaOH 0.2 N, HCL
0.1 N, BaCl2 0.01 M
·
indicator PP
·
vaselin
·
kain kasa
·
botol reagent bermulut
besar
·
buret
·
erlemeyer
·
timbangan
·
gelas ukur
·
corong gelas
·
pipet
·
oven
·
kulkas
·
thermometer
·
alat tulis
D. Langkah kerja
1. timbang
4 kelomopk kecambah kacang hijau yang masing-masing beratnya 10 gram
2. ambil
4 botol reagent,isi dengan 50 ml NaOH 0.2 N dan tutup segera
3. bungkus
3 kelompok kecambah dengan kain kasa dan masukkan kedalam botol tersebut dan
jangan sampai menyentuh larutan (bungkusan kecambah digantungkan ke dalam
botol)
4. tutup
dan segel dengan vaselin tipis masing-masing botol diletakkan dalam suhu 5
.
Dan juga satu botol untuk control diamkan semuanya selama 24 jam

5. sisa
kecambah dibungkus kertas dan dikeringkan dengan suhu 105
selama 24 jam,digunakan untuk control berat
kering

6. setelah
24 jam kecambah diambil dari masing-masing botol dan keringkan dengan oven
7. pada
saat tersebut ambil NaOH umur 24 jam sebanyak 10 ml pada masing-masing botol
tambahkan BaCL2,5ml dan indicator PP 2 tetes kemudian tetrasi dengan HCl 0.1 N
sampai warnanya tepat hilang.Catat hasilnya dan ulangi 3 kali kemudian
dirata-rata
8. tiga
kelompok kecambah dikeringkan setelah 24 jam timbang dan catat berat
keringnya,buat table shingga dapat diketahui CO2 yan dihasilkan selama 24 jam
pada masing-masing suhu yang besarnya sama dengan banyaknya HCl hasil tetrasi
dikalikan 5
E. Hasil
pengamatan
Suhu (
![]() |
|
Berat
kecambah
|
|
Volume HCl
( ml )
|
CO2 bebas
|
|
Mula-mula
(gram)
|
Setelah perlakuan
|
Berat kering
(gram)
|
|
|
|
|
(gram)
|
|
|
|
5
|
10
|
10.0
|
4.2
|
9.5
|
47.5
|
25
|
10
|
10.1
|
3.7
|
8.0
|
40.0
|
40
|
10
|
10.5
|
3.8
|
12.5
|
62.5
|
Control
|
10
|
10.0
|
4.2
|
18.0
|
90.0
|
F. Hasil
pengamatan
Respirasi
dalam arti luas adalah pertukaran gas antara organisme dengan lingkungannya,
sedangkan dalam arti yang khusus yaitu adanya pengambilan gas Oksigen dan
pelepasan gas Karbondioksida. Pengambilan Oksigen ini ada yang secara langsung
melalui udara dan ada yang mengambil melalui medium cair yang berada
disekeliling mereka. Respirasi terbagi atas yaitu Respirasi Eksternal, yang merupakan
pertukaran udara yang terjadi antara organisme dengan udara disekeliling mereka
dan Respirasi Internal, merupakan pertukaran udara yang terjadi antara sel
dengan organ didalamnya.
Faktor-faktor yang mempengaruhi respirasi adalah ketersediaan substrat yang dimana laju respirasi daun sering lebih cepat segera setelah matahari tenggelam
saat kandungan gula tinggi. Daun bagian bawah ternaungi respirasi lebih lambat
dari daun sebelah atas yang terkena cahaya matahari berhubung kandungan pati
dan gula, ketersediaan O2, pada akar, batang, dan daun sedikit mempengaruhi respirasi karena sitokrom
oksidase mempunyai afinitas yang tinggi terhadap oksigen biarpun konsentrasi
hanya 0,05 %, suhu ; peningkatan suhu sampai 40 ºC atau lebih menurunkan
respirasi, karena enzim mengalami denaturasi (rusaknya
bentuk tiga dimensi enzim yang menyebabkan enzim tidak dapat lagi berikatan dengan subtratnya) untuk mencegah metabolik yang semestinya terjadi, jenis dan umur
tanaman,umunya bakteri, fungi, dan ganggang berespirasi lebih cepat
dibandingkan dengan tumbuhan berbiji
Berdasarkan hasil pengamatan dapat
dilihat bahwa suhu turut berpengaruh terhadap laju respirasi aerob.
Pada suhu 5
mula-mula berat kecambah 10 g, suhu 25
mula-mula 10, suhu 40
mula-mula 10 g, setelah itu, Kecambah dibungkus dengan kain kasa,karena kain kasa
ini memiliki pori-pori yang cukup besar, sehingga kain kasa ini berfungsi
sebagai pemberi ruang atau celah yang dapat dilewati oleh oksigen dan karbon
dioksida pada saat proses respirasi. Kecambah dimasukkan kedalam botol dan
ditutup rapat. Penutupan rapat ini bertujuan agar tidak ada gangguan dari luar
yang dapat mempengaruhi hasil pengamatan seperti oksigen dari luar yang masuk
kedalam botol dan tidak ada karbon dioksida yang keluar dari botol. Larutan didalam
botol merupakan larutan basa kuat yaitu NaOH, NaOH berfungsi sebagai larutan
yang dapat berikatan dengan Karbon dioksida hasil dari respirasi kecambah.



Larutan yang awalnya berwarna bening kemudian berubah
menjadi keruh hal
ini disebabkan karena terbentuk endapan putih dari hasil penambahan larutan
dengan BaCl2. Kemudian larutan dititrasi dengan asam kuat yaitu HCl dengan menggunakan
pipet tetes hingga larutan berubah warna menjadi bening kembali. Warna dapat
kembali bening menunjukkan bahwa larutan basa telah bereaksi sempurna dengan
asam sehingga larutan menjadi netral. Persamaan reaksinya sebagai berikut
Jumlah karbon dioksida yang
dilepaskan oleh kecambah pada proses repirasi aerob berbanding lurus dengan
jumlah HCl yang diteteskan ketika titrasi dengan kata lain semakin banyak
karbon dioksida yang dilepaskan maka semakin banyak HCl yang diperlukan saat
titrasi, dan begitu pula sebaliknya. Hcl berfungsi sebagai peniter (zat
penitrasi) dalam penitrasi ini
G. Kesimpulan
1. Perbedaan
konsentrasi garam mempengaruhi kemampuan tanaman dalam mengasorbsi air karena
garam menarik dan mengikat molekul air
2.
Semakin tinggi konsentrasi garam menyebabkan terjadinya potensial osmotik
semakin tinggi sehingga memicu pada kekeringan fisiologis.
Acara 7,Pengaruh
kadar larutan terhadap proses imbibisi
A.Tinjuan
pustaka
Imbibisi adalah penyerapan air (absorpsi) oleh benda-benda yang padat (solid)
atau agak padat (semi solid) karena benda-benda tersebut mempunyai zat penyusun
dari bahan yang berupa koloid. Ada banyak hal yang merupakan proses
penyerapan air yang terjadi pada makhluk hidup, misalnya penyerapan air dari
dalam tanah oleh akar tanaman. Namun, penyerapan yang dimaksudkan di sini
yaitu penyerapan air oleh biji kering. Hal ini banyak kita jumpai di
kehidupan kita sehari-hari yaitu pada proses pembibitan tanaman padi, pembuatan
kecambah tauge, biji kacang hijau terlebih dahulu direndam dengan air.
Pada peristiwa perendaman inilah terjadi proses imbibisi oleh kulit biji
tanaman tersebut. Tidak hanya itu, proses imbibisi juga memiliki
kecepatan penyerapan air yang berbeda-beda untuk setiap jenis biji tanaman.
Perkecambahan adalah proses pertumbuhan embrio dan komponen-komponen biji yang
memiliki kemampuan untuk tumbuh secara normal menjadi tanaman baru.
Komponen biji adalah struktur lain di dalam biji yang merupakan bagian
kecambah, seperti calon akar (radicula), calon daun, batang (plumule) dan
sebagainya. Pada proses perkecambahan, biji membutuhkan air dalam jumlah
minimum dalam tubuhnya. Jika kandungan air benih kurang dari batas
tersebut akan menyebabkan proses perkecambahan terganggu. Fungsi utama
cadangan makanan dalam biji adalah memberi makan pada embrio atau tanaman yang
masih muda sebulum tanaman itu dapat memproduksi sendiri zat makanan, hormone,
dan protein.
Faktor-Faktor
Yang Mempengaruhi Imbibisi
Di dalam batas tertentu, makin rendah kadar air benih makin
lama daya hidup benih tersebut. Kadar air optimum dalam penyimpanan bagi
sebagian besar benih adalah antara 6% - 8%. Kadar air yang terlalu tinggi
dapat menyebabkan benih berkecambah sebelum ditanam. Sedang dalam penyimpanan
menyebabkan naiknya aktifitas pernapasan yang dapat berakibat terkuras habisnya
bahan cadangan makanan dalam benih. Selain itu merangsang perkecambahan
cendawan patogen di dalam tempat penyimpanan. Tetapi perlu diingat bahwa
kadar air yang terlalu rendah akan menyebabkan kerusakan pada embrio
B.Maksud dan
tujuan
1.untuk
mengetahui pengaruh kadar larutan terhadap proses imbibisi
C.Bahan
dan alat
·
biji jagung kering
·
larutan NaCl
0.1,0.3,0.5,0.7,1.0,2.0,4.0
·
aquades
·
cup plastic
·
gelas ukur
·
timbangan
D.Langkah
kerja
1. masukkan
20 biji jagung
2. masukkan
20 ml NaCl 0.1,0.3,0.5,0.7,1.0,2.0,4.0 M dan aquades dalam cup plastic
3. masukkan
jagung, tutup dan biarkan 48 jam
4. setelah
48 jam timbang lagi
5. hitung
berat air yang berimbibisi
6. hitung
TO larutan = TO= 22.4 MT
273
M=kadar larutan
T=suhu
E. Hasil
pengamatan
Kadar larutan NaCl (M)
|
Berat biji jagung mula-mula
|
Berat biji jagung setelah di rendam
|
Berat biji yang berimbibisi
|
TO larutan
|
Aquadest
|
3.5
|
6.2
|
2.7
|
-
|
0.1
|
4.5
|
8
|
3.5
|
2.46
|
0.3
|
4.5
|
7.5
|
3.0
|
7.83
|
0.5
|
4
|
5.5
|
1.5
|
12.30
|
0.7
|
4.5
|
6.0
|
2.5
|
17.23
|
1.0
|
4
|
5.5
|
1.5
|
24.61
|
2.0
|
4
|
6.2
|
2.2
|
49.29
|
4.0
|
4
|
5.5
|
1.5
|
98.46
|
E.1 perhitungan
TO
1. 22,4
x 0,1 x ( 273 + 27 ) = 672 =
2,461
273 273
2. 22,4
x 0,3 x ( 273 + 27 ) = 2016 = 7,384
273 273
3. 22,4
x 0,5 x ( 273 + 27 ) = 3360 = 12,30
273 273
4. 22,4
x 0,7 x ( 273 + 27 ) = 4704 = 17,23
273 273
5. 22,4
x 1,0 x ( 273 + 27 ) = 6720 = 24,615
273 273
6. 22,4
x 2,0 x ( 273 + 27 ) = 13440 =
49,230
273 273
7. 22,4
x 4,0 x ( 273 + 27 ) = 26880 = 98,46
273 273
F.Pembahasan
Pada pengamatan perendaman biji dengan menggunakan larutan NaCl 0,1 M,
berat awal mula-mula adalah 6,2 g dan berat akhirnya 2,7 dan larutan NaCl 0,5 M, yang berat awal 4 g pada berat
akhirnya menjadi 1,5 g, sedangkan pada larutan NaCl 1,0 M berat awanya yaitu 4
g menjadi 1,5 g. Diketahui bahwa
penurunannya masing-masing berbeda hasil, hal ini menandakan bahwa terjadi
proses imbibisi dalam biji dan juga ditandai dengan tingginya persentase air
yang masuk ke dalam biji.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa proses imbibisi air ke dalam biji lebih
rendah dibandingkan pada biji kacang hijau yang di rendam dengan larutan
NaCl. Hal ini dapat disebabkan karena
tingginya daya tarik menarik antara NaCl dengan biji.
Imbibisi
merupakan penyerapan air oleh imbiban. Contohnya
penyerapan air oleh benih, proses awal perkecambahan benih yaitu dengan
masuknya air ke dalam benih maka benih akan membesar kemudian kulit benih pecah
dan perkecambahan ditandai oleh keluarnya radikula dari dalam benih
G.Kesimpulan
1. Proses imbibisi dapat terjadi jika ada
gaya tarik menarik antara biji dengan larutan yang digunakan.
2. Imbibisi terjadi pada benda-benda yang
permukaannya terdiri dari
bagian-bagian yang dapat mengikat molekul
air, sehingga bagian-bagian tersebut
menjadi renggang dan mengembang.
3. Semakin tinggi konsentrasi larutan yang
digunakan maka proses imbibisi pada biji tidak akan terjadi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar