Rabu, 08 Juni 2016

RESPON PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN SELADA (Lactuca sativa L.) TERHADAP MACAM BOKHASI DAN VARIETASNYA

RESPON PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN SELADA (Lactuca sativa L.) TERHADAP MACAM BOKHASI DAN VARIETASNYA
Peneliti :
MOCH SINUN
N.P.M : 1040401437




Penyusun :
ULFI SETYANINGRUM
N.I.M : 1410401047

PROGRAM STUDI S1 AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS TIDAR
2015



Penelitian mengenai Respon Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Selada (Lactuca Sativa L.) Terhadap Macam Bokhasi dan Varietasnya telah dilaksanakan mulai bulan Mei sampai Juli 2012 di Desa Rejosari, Kecamatan Bandongan, Kabupaten Magelang. Ketinggian tempat 490 meter di atas permukaan laut.
Metode penelitian yang digunakan adalah faktorial (3x3) dengan rancangan acak lengkap dan lima ulangan. Faktor pertama, macam bokhasi: bokhasi Shisako Plus, bokhasi pupuk kandang kambing, dan bokhasi pupuk kandang sapi. Faktor kedua,  macam varietas : New Grand Rapid, Georgia, dan Red Rapid.
Hasil analisis menunjukkan bahwa penggunaan bokhasi pupuk kandang kambing mampu meningkatkan berat segar bagian di atas tanah sedangkan berat segar akar terberat diperoleh pada penggunaan bokhasi pupuk kandang sapi. Pada tanaman selada varietas New Grand Rapid diperoleh hasil terbaik pada berat segar bagian di atas tanah dan berat kering bagian di atas tanah.



















BAB 1. PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Permintaan pasar terhadap komoditas sayur-sayuran makin meningkat dan beragam jenisnya. Selada merupakan sayuran daun yang sudah dikenal lama oleh masyarakat indonesia,tetapi belum meluas pembudidayaanya. Hal ini menunjukkan bahwa peminat usaha selada relatif rendah, karena selada bukan merupakan  jenis sayuran utama melainkan hanya sebagai pelengkap (lalapan) sehingga dinilai dari sisi ekonomi kurang menjanjikan.
Di dalam dunia tumbuh-tumbuhan selada termasuk dalam famili Asteraceae. Jenis yang paling banyak dibudidayakan di dataran rendah ialah selada daun. Jenis ini begitu toleran terhadap dataran rendah,daunya cukup renyah,dan warnanya hijau segar. Beberapa varietas selada daun yang dikenal antara lain New Grand Rapid, Georgia,Red Rapid, New Red Rapid, Green Wave,Price Head, Salad Bowl dan Red Salad Bowl.
Untuk mempertahankan struktur media yang ideal  perlu dilakukan penambahan bahan organik untuk menambah daya pegang air dan unsur hara. Penggunaan pupuk kima dan pestisida yang berlebihan akan semakin memperparah kondisi kesuburan tanah. Disamping itu juga menimbulkan permasalahan yang berkaitan pada tingkat produksi. Masalah yang tidak kalah pentingnya yaitu kerusakan lingkungan hidup. Untuk mengantisipasi  masalah tersebut para petani kini mulai menyadari pentingnya menggunakan pupuk organik karena mempunyai beberapa kelebihan diantaranya untuk memperbaiki tanah. Keadaaan ini merupakan peluang yang baik untuk pengembangan pertanian organik.
Bokhasi dan varietas selada yang ada di pasaran jenisnya bermacam-macam, masing-masing mempunyai kelebihan dan kekurangan yang berbeda-beda, baik dari  kuantitas maupun kualitasnya. Berdasarkan permaslahan tersebut, perlu dilakukan penelitian mengenai respon pertumbuhan dan hasil tanaman selada  (Lactuca Sativa L.) terhadap macam bokhasi dan varietas.
IDENTIFIKASI MASALAH
Menentukan bagaimana mengetahui pengaruh macam bokhasi dan macam varietas terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman selada  (Lactuca Sativa L.)
BATASAN MASALAH
RUMUSAN MASALAH
Bagaimana pengaruh macam bokhasi terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman selada (Lactuca Sativa L.).
Bagaimana pengaruh macam varietas terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman selada(Lactuca Sativa L.).
TUJUAN PENULISAN
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh macam bokhasi dan macam varietas terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman selada  (Lactuca Sativa L.). Diduga dengan menggunakan varietas Red Rapid dan bokhasi Shisako Plus akan memeberikan pertumbuhan dan hasil tanaman selada  (Lactuca Sativa L.) yang lebih baik.
MANFAAT PENELITIAN
a. Bagi fakultas Pertanian UNTIDAR, hasil penelitian ini diharapkan dapat mendukung kelengkapan dalam penerapan kurikulum pendidikan pertanian.
b. Bagi mahasiswa, sebagai persyaratan dalam melengkapi nilai (skripsi).
c. Bagi masyarakat, dapat mengetahui disis yang cocok untuk tanaman selada.








BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
Selada  (Lactuca Sativa L.) diduga berasal dari Asia Barat, namun terdapat  terdapat sumber lain yang memastikan bahwa sumber genetik (plasma nutfah) tanaman selada terdapat di kawasan Amerika. Tanaman selada meluas sampai ke berbagai negara, diantaranya yaitu Karibiya,Malaysia, Afrika Timur, Barat, dan Tengah, serta filipina. Selada termasuk tanaman setahun atau semusim yang banyak mengandung air (herbaceus). Batangnya pendek berbuku-buku sebagai tempat kedudukan daun. Daun selada berbentuk bulat panjang mencapai ukuran 25 cm dan lebar 15 cm, dengan tepi daun permukaan licin ataupun keriting bergelombang. Daun berwarna hijau muda sampai hijau tua bahkan ada yang merah ,   (Rukmana,2003)
Klasifikasi selada secara lengkap adalah sebagai berikut Tanaman Selada termasuk dalam Divisio Spermatophyta, Sub Divisio Angiospermae,Kelas Dycotyledoneae, Ordo Asterales, Genus Lactuca, Spesies Lactuca Sativa L.(Hariyanto,2003)
Selada yang umum dibudidayakan saat ini dikelompokkan menjadi empat tipe, yaitu selada krop atu selada telur, selada rapuh, selada daun dan batang. Tipe selada yang menjadi tren saat ini adalah selada daun, nama internasional untuk jenis ini ialah leaf letucce atau cut letucce. (Hariyanto,2003)
Sistem akar selada adalah akar tunggang dan cabang-cabang akarnya menyebar ke segala arah dengan kedalaman 25-50 cm. Bunga selada merupakan bunga sempurna dengan lima stamen. Di daerah  yang beriklim sedang atau tropik selada mudah berbunga dan warna bunganya adalah kuning terletak pada tangkai yang lebat dan tangkai bunga dapat mencapai ketinggian 90 cm. Bunga ini menghasilkan polong yang berisi  biji. Biji selada berbentuk pipih, berukuran kecil-kecil , serta berbulu tajam. (Rukmana,2003)
Tanaman selada membutuhkan lingkungan tempat  hidup  yang beriklim dingin dan sejuk, yaitu pada suhu antara 15-20 0C.  Di daerah yang bersuhu tinggi, tanaman selada tipe krop akan gagal membentuk krop atau kalau terbentuk krop ukuranya kecil-kecil. Di tempat yang dingin selada cepat berbunga. Adanya kemajuan di bidang perbenihan, banyak diciptakan varietas selada yang toleran terhadap suhu panas. (Rukmana,2003)
Daerah-daerah yang dapat ditanami selada terletak pada ketinggian 50-2200 m di atas permukaan laut. Tanaman selada dapat tumbuh baik pada berbagai macam tanah, tetapi menghendaki tanah yang subur, cukup mengandung bahan organik atau humus, lembab, struktur dan aerasi tanah baik tetapi tidak menyukai tanah-tanah yang tergenang air. Tanah yang banyak mengandung pasir dan lumpur akan meningkatkan pertumbuhan,  meskipun demikian tanah yang lain seperti lempung berdebu dan lempung berpasir pun dapat digunakan sebagai tempat budidaya tanaman ini. Derajad kemasaman tanah (pH) yang ideal untuk tanaman selada berkisar antara 6-5,7. (Hariyanto,2003)
Selada yang dibudidayakan petani yaitu New Grand Rapid, Georgia, selada merah Red Rapid. Selada New Grand Rapid merupakan selada hijau yang cocok ditanam di suhu 18-30 0C,daun keriting berwarna hijau kekuningan. Selada  Georgia selada hijau yang daunya berbentuk krop yang cocok ditanam di suhu 15-250C. Selada merah Red Rapid merupakan selada merah yang daunya kriting berwarna merah hingga hitam, cocok untuk suhu panas dan tahan terhadap virus.(Haryati,2007)
Tanaman membutuhkan 16 unsur hara esensial yang mutlak di butuhkan oleh tanaman untuk membantu pertumbuhanya. Jika tanaman kekurangan hara maka tanaman tidak akan tumbuh subur dan bisa mati. Tiga unsur yang tersedia di alam yang melimpah adalah karbon, hidrogen, oksigen. sementara  13 unsur dikelompokkan menjadi dua yaitu unsur makro dan mikro. Unsur makro meliputi natrium, fosfor,  kalium,kalsium, magnesium dan belerang. unsur hara makro mutlak dibutuhkan untuk pertumbuhan tanaman. Unsur mikro meliputi besi, klor, tembaga, mangan ,seng, boron dan molibdenum.(Parnata ,2010)
Pemupukan adalah usaha untuk meningkatkan produksi dan mutu hasil pertanian. Pupuk organik sering juga disebut pupuk alam karena seluruh atau sebagian dari pupuk ini berasal dari alam.  Bokhasi digunakan sebagai pupuk organik  yang dapat menyuburkan tanah, meningkatkan pertumbuhan dan produksi tanaman.  Bokhasi shisako plus dibuat  dari humus sampah kota magelang dan diperkaya dengan pupuk limbah ayam, guano, bekatul, zeolit, dolomit, abu sekam padi  yang diproduksi oleh UD.
BAB III. METODE, BAHAN DAN ALAT PENELITIAN
A.    Metode Penelitian
Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode rancangan acak lengkap, yang disusun secara faktorial (3x3) sendiri dan lima ulangan, yaitu:
Faktor  1 : Macam Bokhasi (B) terdiri atas tiga taraf:
        B1 : Bokhasi Shisako Plus
        B2 : Bokhasi pupuk kandang sapi
        B3 : Bokhasi pupuk kandang kambing
Faktor  2 : Macam Varietas (V) terdiri atas tiga taraf:
        V1 : New Grand Rapid
        V2 : Georgia
        V3 : Red Rapid
Sehingga diperoleh sembilan kombinasi perlakuan dengan satu tanaman tiap kombinasi perlakuan. Adapun kombinasi perlakuan sebagai berikut:
        B1V1            B2V1            B3V1
    B1V2            B2V2            B3V2
    B1V3            B2 V3            B3V3
    Apabila ada perbedaan dilanjutkan dengan Uji F serta uji lanjut Least Signification Different (LSD) atau uji Beda Nyata Terkecil.
B.    Bahan dan Alat penelitian
1.    Bahan
Benih selada, Bokhasi Shisako Plus, Bokhasi pupuk kandang sapi, Bokhasi pupuk kandang kambing, tanah Lathosol.
2.    Alat
Timbangan,Alat semprot, gelas ukur, penggaris, spidol, pensil, ayakan ukuran 5mm, pisau, oven, ember, kantong plastik, stapler, amplop , polibag ukuran  30cm x 35cm, polibag 6cm x 7cm.
C.    Waktu  dan Tempat Penelitian
Penelitian dilaksanakan  padai bulan Mei sampai Juli 2012 di Desa Rejosari, Kecamatan Bandongan, Kabupaten Magelang. Ketinggian tempat 490 meter di atas permukaan laut. Jenis tanah Lathosol dan pH 6.
D.    Tahapan Persiapan
1.    Persiapan media tanam
Tanah di bersihkan kemudian diayak dengan ukuran ayakan 5mm, selanjutnya dicampur dengan Bokhasi dengan dosis 5kg/m2 atau 312,5 g per polibag sesuai perlakuan. Media campuran tersebut dimasukkan dalam polibag ukuran 30cm x 35 cm dengan berat 4 kg selanjutnya ditata sesuai dengan lay out.
2.    Persiapan Bibit
Tanah di bersihkan kemudian diayak dengan ukuran ayakan 5mm, kemudian tanah dimasukkan dalam polybag dengan ukuran 6cm x 7 cm dan dibiarkan satu minggu. Penyemaian dilakukan dengan membuat lubang tanam sedalam 1cm. Kemudian tiap satu lubang diisi satu benih dan ditutup tanah halus tipis-tipis. Untuk menjaga kelembaban disiram menggunakan alat semprot hingga basah. Bibit dipindah tanam pada umur 20 hari setelah semai.
3.    Penanaman
Penanaman dilakukan dengan membuat lubang tanam sedalam 7cm kemudian bibit dimasukkan dengan cara menyobek polibag dan ditutup tanah dengan posisi tanaman tegak lurus sesuai perlakuan.

4.    Pemeliharaan
A.    Penyiraman dilakukan dengan cara disiram pada volume yang sama hingga media basah.
B.    Penyulaman dilaksanakan pada saat tanaman berumur 5 hari setelah tanam sebanyak satu tanaman pada perlakuan B1V1U3.
C.    Pemupukan dilakukan bersamaan dengan persiapan media dengan dosis 5kg/m2 atau 312,5 g per polibag sesuai perlakuan.
D.    Penyiangan dilakukan dengan mencabut gulma yang tumbuh pada saat tanaman berumur 15 hari setelah tanam.
5.    Panen
Panen dilakukan pada saat tanaman berumur 37 hari setelah tanam. Pemanenan dilakukan pada saat sore hari dengan cara menyobek polibag dan mencabut tanaman selada secara hati-hati, kemudian di bersihkan tanah yang melekat dengan air mengalir.
E . Pengamatan
    Pengamatan dilakukan pada lima tanaman contoh pada setiap kombinasi perlakuan. Parameter yang diamati sebagai berikut:
1.    Jumlah daun per tanaman (helai) dilakukan dengan cara menghitung jumlah daun pada saat panen.
2.    Berat segar bagian diatas tanah (g) dengan cara menimbang daun beserta tangkai dan seluruhnya dengan menggunakan timbangan pada saat panen,
3.    Berat kering bagian diatas tanah (g) dengan cara menimbang daun beserta tangkai dan seluruhnya yang telah dikeringkan  dalam oven pada suhu 60 0C hingga beratnya konstan.
4.    Berat segar akar (g)  dilakukan dengan cara menimbang akar dengan menggunakan timbangan pada saat panen.
5.    Berat kering akar (g)  dilakukan dengan cara menimbang akar yang telah dikeringkan dalm oven pada suhu 60 0C hingga beratnya konstan.

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil analisis menunjukkan bahwa perlakuan macam bokhasi berpengaruh terhadap berat segar bagian di atas tanah dan berat segar akar. Perlakuan penggunaan macam varietas berpengaruh terhadap berat segar bagian di atas tanah dan berat kering bagian diatas tanah.
1.    Berat segar bagian di atas tanah
Berdasarkan hasil uji LSD 5% menunjukkan bahwa berat segar brangkasan pada penggunaan bokhasi pupuk kandang kambing menghasilkan berat yang tertinggi, sedangkan penggunaan bokhasi shisako plus menghasilkan berat yang lebih rendah.
Berat segar bagian di atas tanah tertinggi dihasilkan dari penggunaan bokhasi pupuk kandang kambing. Hal ini disebabkan karena kandungan unsur hara bokhasi pupuk kandang kambing yaitu N 1,9%, P2O3 1,4%, K2O 2,9%, CA 3,3%, Mg 0,6%, Bahan Organik 53,9%, dan Air  11,4% kebutuhan unsur hara yang dibutuhkan tanaman sudah terpenuhi.
Nitrogen merupakan salah satu unsur hara utama untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman terutama akar,batang,dan daun. Berat segar tanaman pada hakekatnya merupakan penyerminan tanaman dalam hal penyerapan nutrisi dan air. Kemampuan tanaman untuk menyerap nutrisi dan air akan meningkatkan berat segar.
Hasil uji LSD 1% menunjukkan berat segar bagian atas tanah pada penggunaan selada varietas New Grand Rapid menghasilkan berat yang tertinggi sedangkan penggunaan selada varietas Red Rapid dihasilkan berat segar bagian di atas tanah paling ringan.
Berat segar bagian diatas tanah yang terberat pada selada  New Grand Rapid tidak lepas dari pengaruh banyaknya jumlah daun dan luas daun yang terbentuk.  Jumlah daun dan luas daun terbentuk secara langsung akan meningkatkan berat segar bagian diatas tanah. Selain itu berat segar bagian diatas tanah juga dipengaruhi oleh faktor genetis tanaman.
Kemampuan tumbuh dan berkembang  tanaman selada varietas New Grand Rapid lebih baik dibandingkan dengan varietas Georgia dan Red Rapid. Selada New Grand Rapid memiliki karakteristik yaitu selada hijau yang cocok ditanam untuk suhu 18-30 0C,  tahan panas, daun keriting berwarna kuning kehijauan, berat sekitar 300-500 g dan tekstur daging halus.
2.    Berat kering bagian diatas tanah
Hasil uji LSD 1% menunjukkan berat kering bagian atas tanah pada penggunaan selada varietas New Grand Rapid menghasilkan berat yang tertinggi sedangkan penggunaan selada varietas Red Rapid dihasilkan berat segar bagian di atas tanah paling ringan.
    Berat kering terberat yang dihasilkan dari selada varietas New Grand Rapid menunjukkan bahwa kemampuan selada dalam menyerap air dan unsur hara yang tersedia dalam tanah berjalan secara optimal sehingga pembentukan bagian vegetatif seperti tunas,akar, dan daun lebih optimal. Unsur pendukung tanaman seperti tunas,akar, dan daun dinyatakan sebagai biomassa yang tidak kembali yang merupakan timbunan hasil metabolisme asimilat, unsur nutrisi tanaman dan air yang bersifat konstan.
    Biomassa merupakan bahan hidup yang dihasilkan tanaman dan bersifat konstan. Hal ini menyebabkan berat kering bagian diatas tanah yang diperoleh dari varietas New Grand Rapid lebih berat diabanding varietas yang lain.
3.    Berat segar akar
Berdasarkan hasil uji LSD 5% menunjukkan bahwa berat segar akar pada penggunaan bokhasi pupuk kandang sapi menghasilkan berat yang lebih tinggi sedangkan penggunaan bokhasi Shisako Plus menghasilkan berat yang paling ringan.
Berat segar akar merupakan fungsi dari pertumbuhan akar, yaitu ukuran panjang, besar serta jumlah akar yang terbentuk. Berat kering akar tertinggi yang dihasilkan dari pemberian pupuk kandang sapi menunjukkan bahwa kandungan unsur hara yang terkandung dalam bokhasi pupuk kandang sapi mampu memenuhi kebutuhan nutrisi yang diserap oleh tanaman selada terutama nitrogen dan fosfor.
Nitrogen merupakan salah satu unsur hara utama untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman terutama akar,batang,dan daun. Unsur P diperlukan tanaman selada untuk memperbaiki sistem perakaran.
Pertumbuhan dan perkembangan akar yang baik menyebabkan fotosintesis berjalan lancar dan berpengaruh terhadap proses transpirasi tanaman dan mempengaruhi penyerapan unsur hara dan air yang bermanfaat bagi perkembangan akar, batang, dan daun. Unsur hara dan air yang terserap oleh tanaman ditranslokasikan ke bagian-bagian tanaman yang lain untuk pembentukan bagian vegetatif tanaman,yaitu pembentukan akar dan tunas. Hal ini menyebabkan berat segar akar  yang dihasilkan dari pemberian bokhasi pupuk kandang sapi lebih tinggi dibandingkan pemberian bokhasi pupuk kandang kambing dan shisako plus.

BAB V. PENUTUP
Berdasarkan hasil penelitian, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1.    Bokhasi pupuk kandang kambing mampu meningkatkan berat segar bagian diatas tanah sedangkan berat segar akar terberat diperoleh pada bokhasi pupuk kandang sapi.
2.    Varietas New Grand Rapid menghasilkan berat segar bagian diatas tanah dan berat kering bagian diatas tanah tertinggi.
3.    Tidak terjadi interaksi antara perlakuan macam bokhasi dan macam varietas terhadap seluruh parameter pengamatan.

DAFTAR PUSTAKA
Haryanto, Suhartini , Rahayu dan Sunarjono, 2003, Sawi dan Selada. Penebar Swadaya. Jakarta .112 h.
Haryati. 2007. Pengaruh Macam Varietas dan Konsentrasi pupuk Organik Cair Terhadap Hasil Tanaman Selada Merah. Skripsi . UTM. Magelang.56 h.
Novizan. 2002 . Petunjuk Pemupukan yang Efektif. Agro Media Pustaka. Jakarta. 144 h.
Parnata,A. S . 2010 Meningkatakan Hasil Panen dengan Pupuk Organik. Agro Media Pustaka. Jakarta. 145 h.
Pracaya. 2003. Betanam Sayuran Organik di Kebun,Pot dan Polybag. Penebar Swadaya. Jakarta .112 h.
Rukmana, R. 2003. Bertanam Selada dan Andewi. Penebar Swadaya. Jkarta. 43h.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar