Kamis, 12 Mei 2016

PENGARUH FAKTOR LINGKUNGAN TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN TOMAT (Solanum lycopersicum L)

LAPORAN  PRAKTIKUM AGROEKOLOGI

Pengaruh Faktor Lingkungan terhadap Pertumbuhan Tanaman Tomat (Solanum lycopersicum L )
Disusun Oleh:   
Nama             : Ulfi Setyaningrum
 Kelompok     : II E


  PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
                          
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS TIDAR
2014


KATA PENGANTAR
    Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan hasil praktikum “Pengaruh Faktor Lingkungan terhadap Pertumbuhan Tanaman Tomat (Solanum lycopersicum L )  “ . Penulisan laporan hasil praktikum “Pengaruh Faktor Lingkungan Terhadap Pertumbuhan Tanaman Tomat (Solanum lycopersicum L )” dimaksudkan untuk memenuhi tugas mata kuliah Agroekologi.
    Dalam pelaksanaan praktikum dan penulisan hasil praktikum, penulis banyak mendapatkan bantuan dan bimbingan berbagai pihak. Maka pada kesempatan ini, penulis menyampaikan terima kasih kepada :
1.    Dekan Fakultas Pertanian Universitas Tidar.
2.    Dosen Pengampu mata kuliah Agroekologi.
3.    Teman-teman serta semua pihak yang telah membantu, baik dalam pelaksanaan maupun penulisan laporan praktikum “Pengaruh Faktor Lingkungan terhadap Pertumbuhan Tanaman Tomat (Solanum lycopersicum L )”.
Penulis berharap semoga laporan ini bermanfaat bagi pembaca.







                                                                                       Magelang, Desember 2014


                                                                                               Penulis


DAFTAR ISI
                   
HALAMAN JUDUL         1
KATA PENGANTAR         2
DAFTAR ISI         3
DAFTAR LAMPIRAN         4
I.     PENDAHULUAN            5
A.    Latar Belakang Praktikum         5
B.    Tujuan Praktikum         6
C.    Manfaat  Praktikum         6
II   TINJAUAN PUSTAKA         12
A.    Tanaman Tomat ..................................................................................      12
B.    Tempat penanaman ............................................................................       12
C.    Berat basah dan berat kering tanaman...............................................        12
III.  METODE PERCOBAAN         13
A.    Waktu dan Tempat percobaan         13
B.    Bahan dan alat percobaan        13
C.    Metode percobaan         13
D.    Tahapan percobaan .............................................................................      14
E.    Parameter pengamatan .......................................................................       14
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN          17
V.  KESIMPULAN             22
DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................       3
LAMPIRAN

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Tabel Pengukuran Rata-rata Tinggi Tanaman per minggu(Cm)    
Lampiran 2 : Tabel Rata-rata Jumlah daun Tanaman per minggu(helai)    
Lampiran 3 : Tabel Pengamatan Visual    
Lampiran 4 :  Tabel Distribusi Pengakaran    
















BAB I.PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Tanaman tomat termasuk famili Solanaceae dan merupakan salah satu komoditas sayuran yang sangat potensial untuk dikembangkan. Tanaman ini dapat ditanam secara luas di dataran rendah sampai dataran tinggi, pada lahan bekas sawah dan lahan kering. Tanaman dapat tumbuh baik pada tanah yang gembur, sarang, subur, banyak mengandung humus dan pH tanah berkisar antara 5-6. Temperatur optimum untuk pertumbuhan tomat antara 21-240C. Waktu tanam diperhitungkan berdasarkan kemungkinan bahwa waktu berbunga dan berbuah jatuh dimusim kemarau tetapi masih ada sedikit hujan.
     Faktor-faktor lingkugan sangat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman tomat,terutama fungsi fisiologis dan morfologis tanaman,apabila faktor tersebut bisa mengalami dormansi / dorman yaitu berhenti melakukan aktifitas hidup.Faktor-faktor lingkungan dibedakan menjadi 2 yaitu:faktor biotik dan abiotik.Lingkungan biotik terdiri atas organisme-organisme hidup di luar lingkungan abiotik (manusia, tumbuhan, hewan, dan mikroorganisme).Namun pada pengaruh faktor lingkungan faktor abiotik merupakan faktor utama yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman.Tanaman secara umum dapat tumbuh dan berkembang biak dengan baik pada kondisi lingkungan yang sesuai dengan kebutuhan tanaman berdasarkan karakter sifat interval (genetik) dari tanaman tersebut,sehingga keberhasilan suatu tanaman dalam melangsungkan aktifitas hidupnya sangat ditentukan oleh kelangsungan interaksi dari faktor lingkungan dan faktor genetik.Faktor lingkungan abiotik terdiri dari tanah,air,udara,kelembaban udara,angin,cahaya matahari dan suhu.
     Dalam pertumbuhan tanaman tomat, memerlukan media dan dipengaruhi oleh beberapa faktor salah satunya adalah cahaya. Sehubungan dengan adanya tomat yang dalam pertumbuhannya dipengaruhi oleh cahaya, pada penelitian ini akan membahas mengenai perlakuan yang akan ditimbulkan dari pemberian intensitas cahya yang berbeda. Untuk mengetahui secara detail, maka perlu diketahui bahwa cahaya merupakan energi yang berbentuk gelombang dan membantu kita untuk melihat. Tumbuhan hijau termasuk tomat, memerlukan cahaya tidak hanya untuk membuat makanan, tetapi juga untuk pertumbuhan seperti yang telah dijelaskan sebelumnya. Salah satu sumber cahaya di bumi ini adalah matahari.



B. Tujuan Percobaan:
1.    Untuk mengetahui pengaruh faktor lingkungan terhadap pertumbuhan tanaman Tomat.
2.    Untuk mengetahui perbedaan yang timbul pada pertumbuhan tanaman Tomat yang ditanam di rumah kaca, naungan dan terbuka.
3.    Untuk mengetahui aspek yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman tomat
C.Manfaat Percobaan :
1.    Dalam praktikum ini dapat mengetahui keadaan pertumbuhan fisik tanaman tomat terhadap faktor lingkungan
2.    Mahasiswa dapat lebih selektif dalam memilih lingkungan untuk menanam tanaman tomat.

















BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
A .TANAMAN TOMAT
     a.Klasifikasi tanaman Tomat
Tanaman tomat termasuk dalam Kingdom Plantae (Tumbuhan), Subkingdom    Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh), Super Divisi Spermatophyta (Menghasilkan biji), Divisi Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga), Kelas Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil), Sub Kelas Asteridae , Ordo Solanales, Famili  Solanaceae (suku terung-terungan), Genus Solanum, Spesies Solanum lycopersicum L. (Chandra, 2013)

    b.Morfologi tanaman Tomat
Tanaman tomat memiliki akar tunggang yang tumbuh menembus kedalam tanah dan akar serabuat yang tumbuh ke arah samping tetapi dangkal. Berdasarkan sifat perakaran ini, tanaman tomat akan dapat tumbuh dengan baik jika ditanam ditanah yang gembur dan porous(Dra,Riana Rakartika 2003).
Batang tanaman tomat berbentuk persegi empat hingga bulat, berbatang lunak tetapi cukup kuat, berbulu atau berambuat halus dan diantara bulu – bulu itu terdapat rambut kelenjar. Batang tanaman tomat berwarna hijau, pada ruas – ruas batang mengalami penebalan, dan pada ruas bagian bawah tumbuh akar – akar pendek. Selain itu, batang tanaman tomat dapat bercabang dan apabila tidak dilakukan pemangkasan akan bercabang banyak yang menyebar secara merata(Dra,Riana Rakartika 2003).
Daun tanaman tomat (berbentuk oval, bagian tepinya bergerigi dan mambentuk celah – celah menyirip agak melengkung kedalam. Daun berwarna hijau dan merupakan daun majemuk ganjil yang berjumlah 5 – 7. Ukuran daun sekitar (15 – 30 cm) x (10 x 25 cm) dengan panjang tangkai sekitar 3 – 6 cm. diantara daun yang berukuran besar biasanya tumbuh 1 – 2 daun yang berukuran kecil. Daun majemuk pada tanaman tomat tumbuh berselang seling atau tersusun spiral mengelilingi batang tanaman(Dra,Riana Rakartika 2003).
Bunga tanaman tomat berukuran kecil, berdiameter sekitar 2cm dan berwarna kuning cerah. Kelopak bunga yang berjumlah 5 buah dan berwarna hijau terdapat pada bagian bawah atau pangkal bunga. Bagian lain pada bunga tomat adalah mahkota bunga, yaitu bagian terindah dari bunga tomat Mahkota bunga tomat berwarna kuning cerah, berjumlah sekitar 6 buah dan berukuran sekitar 1 cm. bunga tomat merupakan bunga sempurna, karena benang sari atau tepung sari dan kepala benang sari atau kepala putik terletak pada bunga yang sama. Bunganya memiliki 6 buah tepung sari dengan kepala putik berwarna sama dengan mahkota bunga, yakni kuning cerah. Bunga tomat tumbuh dari batang cabang yang masih muda(Dra,Riana Rakartika 2003).
Buah tomat memiliki bentuk bervariasi, tergantung pada jenisnya. Ada buah tomat yang berbentuk bulat, agak bulat, agak lonjong, bulat telur (oval), dan bulat persegi. Ukuran buah tomat juga sangat bervariasi, yang berukuran paling kecil memiliki berat 8 gram dan yang berukuran besar memiliki berat sampai 180 gram. Buah tomat  yang masih muda berwarna hijau muda, bila sudah matang warnanya menjadi merah(Dra,Riana Rakartika 2003).
     c. Syarat tumbuh tanaman Tomat
● Syarat Tumbuh.
a. Iklim
Tanaman tomat bisa tumbuh baik di dataran tinggi maupun di dataran rendah, tergantung varietasnya(Tugiyono Hery, 2002). Tanaman tomat dapat tumbuh baik di dataran tinggi (lebih dari 700 m dpi), dataran medium (200 m - 700 m dpi), dan dataran rendah (kurang dari 200 m dpl). Faktor temperatur dapat mempengaruhi warna buah(Tugiyono Hery, 2002).  Pada temperatur tinggi (di atas 32°C) warna buah tomat cenderung kuning, sedangkan pada temperatur tidak tetap warna buah cenderung tidak merata(Tugiyono Hery, 2002). Temperatur ideal dan berpengaruh baik terhadap warna buah tomat adalah antara 24°C - 28°C yang umumnya merah merata(Tugiyono Hery, 2002) . Keadaan temperatur dan kelembaban yang tinggi, berpengaruh kurang baik terhadap pertumbuhan, produksi dan kualitas buah tomat(Tugiyono Hery, 2002). kelembaban yang relatip diperlukan untuk tanaman tomat adalah 80 %.  Tanaman tomat memerlukan intensitas cahaya matahari sekurang–kurangya 10-12 jam setiap hari (Sastrahidayat. 1992).
b.Tanah
     Tanaman tomat merupakan tanaman yang bisa tumbuh disegala tempat, dari daerah dataran rendah sampai daerah dataran tinggi (pegunungan) untuk pertumbuhan yang baik, tanaman tomat membutuhkan tanah yang gembur, kadar keasaman pH antara lain 5-6, tanah sedikit mengandung pasir, dan banyak mengandung humus, serta pengairan yang teratur dan cukup mulai tanam sampai tanaman mulai dari panen. Berdasarkan tipe pertumbuhannya, tanaman tomat dibedakan atas tipe determinate dan indeterminate(Tugiyono Hery, 2002). Tanaman tomat bertipe determinate mempunyai pola pertumbuhan batang secara vertikal yang terbatas dan diakhiri dengan pertumbuhan organ vegetatif (akar, batang daun), sedangkan tomat bertipe indeterminate mempunyai kemampuan untuk terus tumbuh dan tandan bunga tidak terdapat pada setiap buku serta pada ujung tanaman senantiasa terdapat pucuk muda(Tugiyono Hery, 2002). Bunga tanaman tomat berjenis dua dengan lima buah kelopak berwarna hijau berbulu dan dua buah daun mahkota (Tugiyono Hery, 2002). Pembuahan terjadi 96 jam setelah penyerbukan dan buah masak 45 hari sampai 50 hari setelah pembuahan. Persentase penyerbukan sendiri pada tanaman tomat adalah 95% - 100%(Tugiyono Hery, 2002).
B. TEMPAT PENANAMAN

a.TERBUKA
Cahaya matahari adalah sumber energi utama bagi kehidupan seluruh makhluk hidup di dunia. Bagi manusia dan hewan cahaya matahari adalah penerang dunia ini. Selain itu , bagi tumbuhan khususnya yang berklorofil cahaya matahari sangat menentukan proses fotosintesis. Fotosintesis adalah proses dasar pada tumbuhan untuk menghasilkan makanan.  Makanan yang dihasilkan akan menentukan ketersediaan energi untuk pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan. Cahaya dibutuhkan oleh tanaman mulai dari proses perkecambahan biji sampai tanaman dewasa. Dengan demikian cahaya dapat menjadi faktor pembatas utama di dalam semua ekosistem(Wirakusumah, S. 2003).
Suhu juga merupakan salah satu faktor lingkungan yang sangat berpengaruh terhadap kehidupan makhluk hidup, termasuk tumbuhan. Suhu dapat memberikan pengaruh baik secara langsung maupun tidak langsung.suhu dapat berperan langsung hampir pada setiap fungsi dari tumbuhan dengan mengontrol laju proses-proses kimia dalam tumbuhan tersebut, sedangkan berperan tidak langsung dengan mempengaruhi faktor-faktor lainnya terutama suplai air. Suhu akan mempengaruhi laju evaporasi dan menyebabkan tidak saja keefektifan hujan tetapi juga laju kehilangan air dari organisme(Wirakusumah, S. 2003).
Kelembaban udara adalah banyaknya kadar uap air yang berada di udara. Kelembaban udara mempengaruhi pemanjangan sel. Kondisi yang lembab menyebabkan banyak air yang diserap dan lebih sedikit yang diuapkan. Kondisi tersebut mendukung  pemanjangan sel sel. Ruangan yang terbuka memungkinkan banyak oksigen yang berdifusi sehingga air yang diserap oleh tanah semakin sedikit  sehingga udara kurang lembab. Air sangat  dibutuhkan dalam fotosintesis ,banyak sedikitnya air mempengaruhi kelembaban udara di sekitar lingkungan. Semakin besar kadar air yang di berikan semakin banyak air yang diserap oleh tanah sehingga suhu udara menurun dan lingkungan menjadi lembab(kusuma,2011).
Intensitas cahaya pada ruang terbuka pertumbuhan tanamanya tidak terlalu cepat dan tidak terlalu lambat. tumbuhan yang tumbuh di tempat terang menyebabkan tumbuhan tumbuhan tumbuh lebih lambat dengan kondisi relative pendek , daun berkembang baik lebih lebar, lebih hijau , tampak lebih segar dan batang kecambah lebih kokoh (Wirakusumah, S. 2003).

b. NAUNGAN
Hale dan Orchut (1987) menejelaskan bahwa adaptasi terhadap naungan pada dasarnya dapat melalui dua cara yaitu meningkatkan luas daun sebagai upaya mengurangi penggunaan metabolit yang dialokasikan untuk pertumbuhan akar dan mengurangi jumlah cahaya yang ditransmisikan dan direflesikan. Adaptasi anatomi dan morfologi tanaman. Dari sudut ini, karateristik tanaman yang beraklimatisasi terhadap intensitas cahaya rendah telah dijelaskan oleh Anderson (1986) dan Evans (1988). Daun tanaman yang ternaungi akan lebih tipis dan lebar daripada daun yang ditanam pada areal terbuka yang disebabkan oleh pengurangan lapisan palisade dan sel-sel mesofil(Sahardi, 2000). Intensitas cahaya juga mempengaruhi bentuk dan anatomi daun termasuk sel epidermis dan tipe sel mesofil(Sahardi, 2000). Perubahan tersebut sebagai mekanisme untuk pengendalian kualitas dan jumlah cahaya yang dapat dimanfaatkan oleh kloroplas daun(Sahardi, 2000). Selain itu, anatomi daun seperti ukuran palisade, klorofil dan stomata sangat menentukan efisiensi fotosintesis (Sahardi, 2000).
Perubahan Kandungan klorofil daun. Pada keadaan normal, aparatus fotosintetik termasuk klorofil mengalami proses kerusakan, degradasi dan perbaikan. Proses perbaikan ini bergantung pada cahaya, sehingga bila tanaman dinaungi kemampuan ini akan menjadi terbatas. Kekuatan melawan degradasi ini sangat penting bagi adaptasi terhadap naungan, yaitu dengan meningkatkan jumlah kloroplas perluas daun dan dengan peningkatan jumlah klorofil pada kloroplas(Sahardi, 2000).
Hasil pengukuran intensitas kehijauan daun menggunakan Klorofil meter (FJK Chlorophyll Tester dan SPAD-502) menunjukkan bahwa daun yang menerima intesitas cahaya rendah mengalami peningkatan kehijauan. Warna hijau pada daun terikat erat dengan kandungan klorofil sehingga dapat diduga bahwa peningkatan intensitas kehijauan merupakan gambaran adanya peningkatan kandungan klorofil. Dugaan ini diperkuat oleh adanya korelasi yang kuat antara intensitas kehijauan dengan kandungan klorofil. Dengan demikian dapat diperkirakan bahwa meningkatnya intensitas kehijauan merupakan mekanisme yang dibangun tanaman agar dapat menangkap dan menggunakan cahaya secara efisien (Soepandie et al, 2006).
c.RUMAH KACA    
Di dalam rumah kaca menunjukan bahwa rata-rata suhu di rumah kaca lebih tinggi di bandingkan di luar rumah kaca. Tinggi tanaman di dalam rumah kaca lebih rendah dibandingkan dengan tanaman yang diluar rumah kaca. Tetapi berat biomassa tanaman diluar rumah kaca lebih berat daripada yang didalam rumah kaca. Intensitas cahaya juga berpengaruh dalam hal ini. Semakin rendah intensitas cahaya maka pertumbuhan tanaman akan semakin cepat. Hal ini disebabkan karena hormon-hormon yang terdapat dalam tumbuhan bekerja lebih optimal dengan intensitas cahaya yang rendah. Bila intensitas cahaya tinggi, maka hormon-hormon tidak bekerja secara optimal akibatnya pertumbuhan tanaman lebih lambat. Pengaruh biologis langsung dari pengaruh peningkatan CO2 pada produktifitas tanaman, sebagai sesuatu yang tak terpisahkan dengan efisiensi fotositensis, efisiensi penggunaan air, penyerapan nitrogen biologis terkait dengan sumberdaya iklim seperti cahaya, suhu dan kelembaban ( Sowasono, Haddy. 2001).
Pengaruh dari rumah kaca ini terjadi sebagai akibat diserapnya gelombang pendek yang memiliki energi yang tinggi oleh rumah kaca. Gelombang yang sudah masuk, akan berbenturan  dengan benda-benda yang ada di dalam rumah kaca, sehingga energi gelombang tersebut menurun dan gelombang itu tidak dapat keluar dari rumah kaca. Hal itu menyebabkan panas atau intensitas cahaya di dalam rumah kaca stabil( Sowasono, Haddy. 2001).
Selain itu, rumah kaca juga berfungsi menurunkan dan melindungi tanaman dari hama dan penyakit tanaman. Akan tetapi, hama tersebut tidak hanya menyerang tanaman di luar rumah kaca, tetapi juga di dalam rumah kaca, dilihat dari daunnya yang berlubang ataupun bagian tepi daun yang tidak rata. Hal itu mungkin terjadi karena hama tersebut toleransi terhadap pengaruh rumah kaca dalam pertumbuhan tanaman( Sowasono, Haddy. 2001).
Temperatur siang hari di dalam rumah kaca menjadi lebih tinggi daripada suhu di luar rumah kaca. Sedangkan pada malam hari (dini hari) perbedaan temperatur dalam dan luar rumah semakin kecil (vikifaatihah,2013).
Pada rumah kaca,sinar matahari dapat masuk dengan karena dinding dan atap pada rumah kaca di rancang khusus dari bahan kaca yang transparan. Sehingga dapat dikatakan cahaya yang berasal dari matahari dapat dimanfaatkan secara optimal. Telah disebutkan bahwa cahaya matahari mutlak diperlukan oleh setiap jenis tumbuhan untuk fotosintesis. Dengan adanya cahaya matahari pada rumah kaca maka proses fotosintesis dapat berlangsung dengan baik sehingga pertumbuhan dan perkembangan tanaman yang dibudidayakan pada rumah kaca dapat berlangsung dengan baik dan tanaman juga dapat menghasilkan produksi yang baik pula(vikifaatihah,2013).
C.BERAT BASAH DAN BERAT KERING TANAMAN
pada tanaman berat basah adalah berat mula-mula setelah dilakukanya proses pemanenan. Berat kering adalah berat bahan setelah dilakukan pengeringan. Pengeringan ini dapat dilakukan dengan cara mengoven bahan sehingga seluruh hingga airnya menguap. Saat air menguap, otomatis berat bahan akan berkurang. Jumlah pengurangan ini dianggap sebagai selisih antar berat basah dan berat kering. Perbandingan dari pengurangan berat dan berat awal inilah yang kemudian diubah menjadi persen dan kadar air ditemukan. Pada organ tumbuhan, kadar air sangat bervariasi, tergantng dari jenis tumbuhan, struktur dan usia dari jaringan organ(Hermansah Reza,2013).

Bobot Kering Tanaman :
•     Bahan basah dibagi menurut jenis organ : daun, batang, akar (bila mungkin), buah, biji, kulit biji dll, bila terlalu banyak disubsampel (Hermansah Reza,2013).
•     Bahan basah di jemur sampai kering matahari – dioven pada suhu 65-85o C sampai berat tetap, setelah 48 jam(Hermansah Reza,2013).
•     Ditimbang dengan timbangan ketelitian 2 angka dibelakang koma dalam gram
Berat kering  tanaman adalah berat suatu tanaman setelah melewati beberapa tahapan proses pengeringan. Berat kering  tanaman menjadi salah satu parameter pertumbuhan tanaman. Berat kering tanaman mengindikasikan pola tanaman mengakumulasi produk dari proses fotosintasis, selain itu, merupakan integrasi dengan faktor lingkungan lainnya(Hermansah Reza,2013).

       Cara mengukur berat kering tanaman (dikeringkan dengan oven) adalah :
a.       Tanaman yang akan diukur berat keringnya, dekeringkan terlebih dahulu,  dimasukkan ke dalam amplop, kemudian diberi identitas (pelabelan) yang jelas (Hermansah Reza,2013).
b.      Oven dinyalakan, di setting 60-850C(Hermansah Reza,2013).
c.       Tanaman di dalam amplop dimasukkan ke dalam oven dengan posisi “berdiri” (bukan terpapar) (Hermansah Reza,2013).
d.      Tanaman yang sekiranya sudah kering, diambil kemudian ditimbang. Lakukan 3 kali pengulangan penimbangan (ditimbang, oven, ditimbang, oven kembali, ditimbang, oven kembali) lakukan kalibrasi setiap kali penimbangan. Berat kering yang benar jika angka dari hasil pengulangan penimbangan konstan(Hermansah Reza,2013).
e.       setelah didapatkan berat kering, tanaman bisa disimpan di dalam inkubator(Hermansah Reza,2013).


Cara mengeringkan tanaman bisa juga dengan pancaran sinar matahari, namun untuk mendapatkan berat kering yang maksimal, maka intensitas cahaya yang tersedia harus penuh, tetapi karena faktor cuaca yang tidak menentu, untuk proses pengeringan tanaman lebih banyak menggunakan oven(Hermansah Reza,2013).


BAB III. METODE PERCOBAAN

a.Waktu dan  tempat percobaan
Percobaan ini dilaksanakan pada hari Senin tanggal 22 September 2014 sampai 17 November 2014. Percobaan ini dilakukan di lingkungan Fakultas Pertanian Universitas Tidar Jalan Kapten Suparman no 39 Magelang 56116. Percobaan ini dilakukan pada pukul 13.30 sampai 15.00 WIB.
b.Alat dan bahan
Dalam praktikum agroekologi penanaman tomat ini kami menggunakan alat dan bahan yaitu : 
Alat yang digunakan : Polybag, Meteran atau penggaris, Tali Raffia, Cetok, Ember ,pisau , kantong kertas bekas atau koran.  
Bahan yang di gunakan : Air, 28 Bibit tanaman tomat, Tanah,11 polybag.
c.Metode percobaan
Percobaan dilakukan dengan tiga perlakuan. Tanaman Tomat diberi perlakuan dengan meletakkan tanaman di Rumah Kaca, Naungan, dan Tempat Terbuka.
Perlakuan 1: Terbuka
            T1:Terbuka satu
            T2:Terbuka dua
            T3:Terbuka tiga
        Perlakuan II: Rumah Kaca
            Rk 1: Rumah Kaca satu
            Rk 2: Rumah Kaca dua
            Rk 3: Rumah Kaca tiga
        Perlakuan III:Naungan
            N 1:Naungan satu
            N 2:Naungan dua
            N 3:Naungan tiga
Sehingga diperoleh 9 perlakuan yaitu
   
T1    RK 1    N1
T2    RK 2    N2
T3    RK3       N3
Data hasil pengamatan di olah secara statistik untuk mendapatkan nilai rata-rata dan di grafikkan atau histogram.

d.Tahapan percobaan
 -Persiapan tempat
Tempat penanaman yang akan digunakan untuk menanam adalah Rumah Kaca, Naungan, dan Tempat Terbuka.

-Media tanam
Media yang akan digunakan yaitu tanah yang sudah dimasukkan ke dalam 11 polybag. Kemudian disiram dengan air hingga media basah. Lalu media didiamkan selama 1 minggu.

-Penanaman
Bibit Tomat ditanam dengan cara tanah di lubangi sedalam 5cm  dan pada percobaan di Tempat Terbuka terdapat tiga percobaan yaitu Terbuka satu yang jumlah bibit tomatnya dua, Terbuka dua yang jumlah bibit tomatnya dua, Terbuka tiga yang jumlah bibit tomatnya dua, di Rumah Kaca juga terdapat tiga percobaan yaitu Rumah Kaca satu yang jumlah bibit tomatnya dua, Rumah Kaca dua yang jumlah bibit tomatnya dua, Rumah Kaca tiga yang jumlah bibit tomatnya dua, di dalam Naungan juga terdapat tiga percobaan yaitu Naungan satu yang jumlah bibit tomatnya dua, Naungan dua yang jumlah bibit tomatnya dua, Naungan tiga yang jumlah bibit tomatnya dua.
-Pemeliharaan tanaman
Pemeliharaan meliputi kegiatan penyiraman, penyiangan atau pembubuhan,pengendalian hama,pengajiran,pasca panen . Penyiraman dilakukan sekali per hari tetapi bila hujan dan tanah cukup basah maka penyiraman tidak perlu dilakukan.
     Penyiangan harus dilakukan manakala tampak bahwa telah tumbuh gulma yang menggangu pertumbuhan tanaman. Biasanya pelaksanaan penyiangan dibarengi dengan pembubuhan tanah di sekitar tanaman.Penyiangan dapat dilakukan 2 atau 3 kali atau sesuai dengan kondisi lapang. penyiangan dilakukan dengan cara dicabut menggunakan tangan dan yang sulit dicabut menggunakan cangkul.
Pengendalian hama
Pengendalian hama dilakukan dengan menghilangkan serangga serangga yang ada di dalam tanaman tersebut dan serangganya berupa belalang dan kemudian belalang itu dibuang dan dimatikan.
Pengajiran
            Pengajiran dilakukan agar tanaman tomat tumbuh tegak.Alat yang digunakan untuk pengajiran yaitu bambu yang sudah dibelah dengan ketebalan dan panjang tertentu sesuai dengan kebutuhan.

Panen dan pasca panen
Panen dilakukan di lingkungan Fakultas Pertanian dengan cara siram media secukupnya.Amati warna daun, warna batang, lebar tipis daun, kekekaran batang, ada tidaknya bunga, buah , hama, penyakit , catat.Ukur tinggi tanaman dan hitung jumlah daunya.Sobek polybag, pelan-pelan pisahkan media dari akar tanaman. Usahakan akar tidak putus,Cuci akar sampai tidak ada tanah yang menempel, tuntaskan. Amati percabangannya, catat.Ukur panjang akar terpanjangnya .Pisahkan akar dari bagian atas tanaman dengan cara memotong pada batas leher akar. Timbang masing-masing  bagian atas dan akar untuk mendapatkan data bebat basah brangkasan bagian atas dan berat basah akar. Kemudian Masukkan masing-masing dalam kantong kertas dandi beri kode supaya tidak tertukar dan setelah itu di oven dan timbang berat keringnya.

e.Parameter pengamatan
a.Tinggi tanaman(Cm)
     Pengamatan tinggi tanaman diukur dengan menggunakan mistar pada pangkal tanaman hingga bagian titik tumbuh tanaman. Pengukuran tinggi tanaman dilakukan pada setiap satu minggu sekali.
b.Berat Basah Brangkasan Atas(g)
Penimbangan Brangkasan Atas dilakukan pada saat Brangkasan Atas masih segar yaitu setelah tanaman dipanen. Brangkasan Atas yang telah dipisahkan dari Akar  kemudian ditimbang dan catat hasil penimbangan tersebut.
c.Berat Kering Brangkasan Atas(g)
Tanaman bagian atas yang telah diketahui berat basahnya kemudian dikeringkan menggunakan oven dengan suhu 80°C.Brangkasan yang telah kering kemudian ditimbang dan catat hasil penimbangan tersebut.
d.Berat Basah Akar(g)
Penimbangan akar dilakukan pada saat akar masih segar yaitu setelah tanaman dipanen.Akar yang telah dipisahkan dari tanaman bagian atas dibersihkan dari tanah yang menempel.Akar yang sudah dibersihkan kemudian ditimbang dan catat hasil penimbangan tersebut.
e.Berat Kering Akar(g)
Akar  yang telah diketahui berat basahnya kemudian dikeringkan menggunakan oven dengan suhu 80°C.Akar   yang telah kering kemudian ditimbang dan catat hasil penimbangan tersebut.
f. Jumlah Daun (helai)
Jumlah daun diketahui dengan cara menghitung daun yang terbentuk pada setiap tanaman.Perhitungan jumlah daun dilakukan setiap minggu sampai minggu ketujuh.

g.Panjang akar terpanjang (cm)
Pengukuran panjang akar terpanjang dilakukan setelah tanaman dipanen dan akar dibersihkan dari tanah yang menempel.Panjang akar terpanjang diketahui dengan mengukur panjang akar mulai dari leher akar hingga akar yang terpanjang.

h. Pengamatan visual
Pengamatan visual ini dilakukan pada saat pemanenan atau setelah pemanenan.Pengamatan visual ini meliputi tinggi tanaman,warna daun,distribusi akar,panjang akar terpanjang,jumlah daun.Kegiatan ini dilakukan pada semua tanaman.




















IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Dari percobaan yang dilaksanakan maka diperoleh data yang menunjukkan tinggi tanaman,jumlah daun,panjang akar terpanjang,berat basah akar,berat kering akar,berat basah brangkasan atas dan berat kering brangkasn atas setiap perlakuan.Data yang diperoleh kemudian diolah menggunakan metode statistik,yang kemudian dibuat dalam bentuk grafik dan histogram.Data yang tersaji dalam bentuk grafik dan histogram adalah data rata-rata tanaman  setiap perlakuan.
1.Tinggi Tanaman
          Grafik 1 Tinggi rata-rata tanaman per- minggu
.


Pada tempat Terbuka (T) rata-rata tinggi tanaman setiap minggunya mengalami kenaikan,daun berwarna kuning kehijauan paling baik dari pada perlakuan lainya,batang tanaman pendek tetapi sangat kekar,lebih cepat berbunga dibandingkan dengan perlakuan yang lainya.Tanaman banyak yang  mulai mati karena perubahan cuaca yang ekstrim dari panas,hujan dan dingin. Pada tempat Terbuka tinggi tanamanya normal yaitu tidak cepat tumbuh dan tidak terlalu lambat untuk tumbuh.
Pada naungan (N) tinggi rata-rata tanaman setiap minggunya mengalami kenaikan dan  pada naungan rata-rata tinggi tanaman lebih baik di bandingkan yang lain karena tanaman tumbuh memanjang untuk mencari cahaya matahari. Warna daun pada naungan daunya hijau ketebalan daunya tipis,lebar dan besar, dan batangnya panjang tetapi lambat untuk berbunga dan kekokohanya kurang karna tumbuhan di dalam naungan tidak dapat cahaya yang mencukupi sehingga tanaman cepat tumbuh dan batngnya berbelok belok karna mengikuti arah datangnya sinar matahari tersebut. Hal ini disebabkan karena hormon-hormon yang terdapat dalam tumbuhan bekerja lebih optimal dengan intensitas cahaya yang rendah.
Pada Rumah Kaca (RK) tinggi rata-rata tanaman setiap minggunya mengalami kenaikan, Warna daun pada rumah kaca daunya kekuningan ketebalan daun agak tebal,sedangkan lebar daunya sedang ,batangnya sedang cepat berbunga batang tinggi rata-rata pendek. Pada rumah kaca semakin besar energi sinar matahari yang diserap atau ditangkap oleh tamaman, maka semakin besar pengaruhnya terhadap kenaikan hasil tanaman. Intensitas cahaya tinggi, maka hormon-hormon tidak bekerja secara optimal akibatnya pertumbuhan tanaman lebih lambat.


2. Jumlah Daun
          Grafik jumlah rata-rata daun dalam satu perlakuan setiap minggu.



     Rata rata jumlah daun pada tempat Terbuka setiap minggunya mengalami kenaikan. mengalami pertambahan jumlah daun.Ini juga menunjukkan bahwa faktor lingkungan juga masih berpengaruh pada pertambahan jumlah daun.Sedangkan pada Rumah Kaca jumlah daunnya masih relatif sedikit karena masa pertumbuhan yang lebih lama dibanding dengan perlakuan lainya.Sedangkan pada Naungan jumlah daunya setiap minggu mengalami kenaikan dan jumlah daunya paling banyak di akibatkan karna tanaman tomat yang di letakan di naungan cepat tumbuh besar sehingga mempengaruhi jumlah daun yang ada di Naungan tersebut untuk memenuhi nutrisi pada tanaman.

3. Berat Basah Akar dan Berat Kering Akar
          Grafik jumlah rata-rata berat basah akar dan berat kering akar dalam satu perlakuan setiap minggu.




Pada tempat Terbuka berat basah akar lebih tinggi dibandingkan dengan perlakuan Rumah Kaca dan Naungan disebabkan karena pada tempat terbuka jumlah nutrisi yang di dapatkan oleh tanaman lebih banyak di bandingkan dengan perlakuan yang lainya.        
Pada tempat Terbuka berat kering akar lebih tinggi dibandingkan dengan perlakuan Rumah Kaca dan Naungan disebabkan karena pada tempat terbuka jumlah nutrisi yang di dapatkan oleh tanaman lebih banyak di bandingkan dengan perlakuan yang lainya dan walaupun di Naungan tinggi tanaman sangat tinggi tidak mempengaruhi berat akar tersebut.
4. Berat Basah Brangkasan Atas dan Berat Kering Brangkasan atas
          Grafik jumlah rata-rata berat basah brangkasan atas dalam satu perlakuan setiap minggu.


Pada Naungan berat basah brangkasan atas lebih tinggi dibandingkan dengan perlakuan Rumah Kaca dan tempat Terbuka disebabkan karena pada Naungan tinggi tanaman paling tinggi sehingga berat basahnya menjadi lebih besar dibandingkan perlakuan yang lainya dan pada tempat Terbuka berat basahnya rendah karena tanaman tersebut paling pendek sehingga berat basahnya paling kecil.
Pada Naungan berat kering brangkasan atas lebih tinggi dibandingkan dengan perlakuan Rumah Kaca dan tempat Terbuka disebabkan karena pada Naungan tinggi tanaman paling tinggi sehingga berat keringnya menjadi lebih besar dibandingkan perlakuan yang lainya dan pada tempat terbuka berat basahnya rendah karena tanaman tersebut paling pendek sehingga berat basahnya paling kecil.
7. Panjang Akar Terpanjang

Grafik menunjukkan panjang akar terpanjang setiap perlakuan.Dari grafik diketahui bahwa perlakuan Naungan memilikki panjang akar terpanjang yang paling panjang dari perlakuan lain yaitu 15 cm.Panjang akar ini menunjukkan pada perlakuan Naungan nutrisi makanannya kurang terpenuhi.Akar bertambah panjang karena berusaha mencari unsur hara dan mineral yang dibutuhkan untuk pertumbuhan.Pada tempat Terbuka memiliki panjang akar terpendek dibandingkan perlakuan yang lainya.Pada rumah kaca akar terpanjang terjadi ke dua setelah perlakuan  Naungan.Cabang akar pada terbuka lebih banyak dari pada perlakuan yang lain.Data menunjukkan bahwa daya saing yang besar terhadap faktor abiotik yang besar tidak selalu membuat tanaman memiliki akar yang panjang.Apabila nutrisinya yang dibutuhkan untuk tumbuh tidak terpenuhi atau kurang.Akar akan tumbuh memanjang guna berusaha mencari nutrisi yang dibutuhkan tersebut tetapi pertambahan panjang akar ini hanya sebatas kemampuan masing-masing tanaman.   

8.Pengamatan visual
Warna daun pada Naungan daunya hijau ketebalan daunya tipis,lebar dan besar, dan batangnya panjang tetapi lambat untuk berbunga dan kekokohanya kurang karna tumbuhan di dalam naungan tidak dapat cahaya yang mencukupi sehingga tanaman cepat tumbuh dan batangnya berbelok belok karna mengikuti arah datangnya sinar matahari tersebut.
Warna daun pada Rumah Kaca daunya kekuningan ketebalan daun agak tebal,sedangkan lebar daunya sedang ,batangnya sedang cepat berbunga batang tinggi rata-rata pendek.
Warna daun pada Tempat Terbuka daunya kekuningan ketebalan daun tebal,lebar,dan daunya lebih kecil ,batangnya pendek dan kekar,lebih cepat berbunga dan banyak mulai mati karena perubahan cuaca yang ekstrim dari panas,hujan dan dingin.
Sistem perakaran pada tanaman tomat di tempat terbuka,naungan,dan rumah kaca adalah perakaranya panjang menyebar


















V.KESIMPULAN
Dari praktikum yang telah dilaksanakan dapat ditarik kesimpulan dari kegiatan ini adalah mengenai pengaruh faktor lingkungan terhadap pertumbuhan tanaman adalah tempat dan perlakuan pertumbuhan tanaman tomat dibagi menjadi tiga perlakuan yaitu di Rumah Kaca,Naungan dan di tempat Terbuka.Pada tempat terbuka pertumbuhannya lebih lambat, warna daun hijau kekuningan dan dalam pengamatan visual perlakuan ditempat Terbuka lebih baik di bandingkan di perlakuan yang lain, untuk di Rumah Kaca pertumbuhannya sedang tetapi lebih baik yang tumbuh di tempat Terbuka,warna daun hijau kekuningan dan pada Naungan pertumbuhannya sangat cepat di karenakan tanaman yang di tanam di Naungan akan cepat tinggi karena untuk mencari cahaya matahari guna untuk memenuhi kebutuhan nutrisi untuk fotosintesisnya,warna daun hijau.Dari pengamatan visual yang dilakukan dapat disimpulkan faktor lingkungan berpengaruh pada pertumbuhan tanaman.Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman tomat yaitu faktor abiotik.Faktor abiotik terdiri dari tanah, air, udara,angin,cahaya dan hal-hal yang lain. Warna hijau pada daun terikat erat dengan kandungan klorofil sehingga dapat diduga bahwa peningkatan intensitas kehijauan merupakan gambaran adanya peningkatan kandungan klorofil. Dugaan ini diperkuat oleh adanya korelasi yang kuat antara intensitas kehijauan dengan kandungan klorofil. Dengan demikian dapat diperkirakan bahwa meningkatnya intensitas kehijauan merupakan mekanisme yang dibangun tanaman agar dapat menangkap dan menggunakan cahaya secara efisien. Sehingga disimpulkan bahwa tanaman tomat lebih baik ditanaman di tempat Terbuka.












DAFTAR PUSTAKA
1. Chandra,2013.Morfologi dan Klasifikasi Tumbuhan
http://blog.umy.ac.id/chandra193/2013/03/11/morfologi-dan-klasifikasi-tumbuhan/ di unduh 10 oktober 2014 jam 12.00 wib
2. Rakartika, rina riana Dra,. 2003. MORFOLOGI TUMBUHAN. Tasikmalaya:-
http://endangdaryati.blogspot.com/2014/01/pertumbuhan-dan-perkembangan-buah-tomat.htmldi unduh 10 oktober 2014  jam 12.00 wib
3. Sastrahidayat. 1992. Bertanam Tomat. Penebar Swadaya. Jakarta. 38 p.
Turgiyono Herry, 2002. Budidaya tanaman tomat, Yogyakarta
http://hanifandinelmuttaqin.blogspot.com/2013/12/teknik-budidaya-tanaman-tomat-solanum.html di unduh tanggal 10 oktober 2014 Jam 13.00 WIB
4. Wirakusumah, S. 2003. Dasar-dasar Ekologi Bagi Populasi dan Komunitas. Jakarta : Penerbit Universitas Indonesia.
http://imamfauzirohman.blogspot.com/2012/01/pengaruh-cahaya-matahari-dan-suhu.html
http://kusumaworld25.blogspot.com/2011/07/pengaruh-kelembaban-udara-terhadap.html
di unduh 10 oktober 2014 jam 13.00 wib
5.Daniel T. W, J.A. Helms and F.S. Baker, 1992. Prinsip-Prinsip Silvikultur (Terjemahan). Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.
Soepandie D., 2006., Persfektif Fisiologi Dalam Pengembangan Tanaman Pangan Di Lahan Marjinal; Orasi Ilmiah Guru Besar Tetap Fisologi Tanaman , Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Supijatno, Trikoesoemaningtyas, Soepandie D., Lontoh A.P., Idris K, 2006, Fisiologi dan Pemuliaan Padi Gogo Untuk Toleransi Ganda Terhadap Kondisi Biofisik Lahan Kering Di Bawah Naungan, Lembaga Penelitian Dan Pemberdayaan Masyarakat Institut Pertanian Bogor, Bogor.
http://thophick.blogspot.com/2012/11/pengaruh-naungan-terhadap-upaya.html Di unduh 10 oktober 2014 jam 13.00 wib





6. Sowasono, Haddy. 2001. Biologi Pertanian. Rajawali Press: Jakarta
http://rikarikull.blogspot.com/2011/12/laporan-agroekosistem-faktor-lingkungan.html Di unduh 10 oktober 2014 jam 13.00 wib
vikifaatihah,2013.laporan ekologi umum kelembaban relatif
http://vikifaatihah.blogspot.com/2013/05/laporan-ekologi-umum-kelembaban-relatif.html
Di unduh pada 10 oktober 2014 jam 13.00 wib
7. Hermansah Reza,2013.Analisis Tumbuhan
http://rezahermansah.blogspot.com/2013/03/analisis-tumbuhan.html di unduh 8 Desember 2014 jam 12.00 WIB




Tidak ada komentar:

Posting Komentar