KOMPETISI
I.
Tujuan
Praktikum
1.
Mengetahui sampai seberapa jauh
pengaruh kerapatan teki terhadap pertumbuhan tanaman.
II.
Tinjauan Pustaka
A. Pengaruh
Lingkungan Terhadap Pertumbuhan
Faktor-faktor lingkungan akan mempengaruhi fungsi
fisiologis tanaman. Respons tanaman sebagai akibat faktor lingkungan akan
terlihat pada penampilan tanaman. Tumbuhan menyesuaikan diri dengan
lingkungannya, disini terlihat bahwa tumbuhan saling mempengaruhi dengan
lingkungannya. Begitu pula biasanya vegetasi yang tumbuh disekitar ekosistem
tersebut juga spesifik atau tertentu. Karena hanya tumbuhan yang sesuai dan
cocok saja yang dapat hidup berdampingan. Tumbuhan pun mempunyai sifat menolak
terhadap tumbuhan yang tidak disukainya, yaitu dengan mengeluarkan zat kimia
yang dapat bersifat bagi jenis tertentu. Sifat tersebut
dinamakan allelopati (Irwan,2007).
B. Hubungan atau interaksi sesama tanaman
Dalam usaha mengkomposisikan jenis-jenis tanaman
misalnya untuk keperluan estetika, perlu diketahui bahwa hubungan sesama tanaman
tertentu memerlukan bantuan tanaman tertentu pula, misalnya untuk perlindungan.
Tumbuh-tumbuhan dapat mengahasilkan zat-zat yang dapat merangsang atau meracuni
jenis tumbuhan lain. Senyawa-senyawa ini dapat meracuni biji-biji tanaman yang
ada disekitarnya (Irwan,2007).
Ada beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya
hubungan sesama tanaman yaitu:
1.
Adanya kompetisi yang disebabkan kekurangan sumber energy atau sumber daya
lainnya yang terbatas seperti sinar matahari, unsur hara, dan air. Kompetisi
ini disebut juga alelospoli.
2.
Tumbuhan tertentu baik masih hidup atau sudah mati menghasilkan senyawa kimia
yang dapat mempengaruhi tumbuhan lain. Senyawa kimia tersebut
disebutallelopati.
3.
Adanya pengaruh baik fisik maupun maupun biologis lingkungan yang dap[at
mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan jenis-jenis tumbuhan yang bertindak
sebagai tuan rumah atau inang (Irwan,2007).
C. Kompetisi
Kompetisi adalah interakksi antar individu yang muncul
akibat kesamaan kebutuhan akan sumberdaya yang bersifat terbatas, sehingga
membatasi kemampuan bertahan (survival), pertumbuhan dan reproduksi individu
penyaing (Begon et al .1990), sedangkan Molles (2002) kompettisi didefinisikan
sebagai interaksi antar individu yang berakibat pada pengurangan kemampuan
hidup mereka. Kompetisi dapat terjadi antar individu (intraspesifik) dan antar
individu pada satu spesies yang sama atau interspesifik.
Kompetisi dapat didefenisikan sebagai salah satu
bentuk interaksi antar tumbuhan yang saling memperebutkan sumber daya alam yang
tersedia terbatas pada lahan dan waktu sama yang menimbulkan dampak negatif
terhadap pertumbuhan dan hasil salah satu jenis tumbuhan atau lebih. Sumber
daya alam tersebut, contohnya air, hara, cahaya, CO2, dan ruang tumbuh (Kastono,2005).
Definisi kompetisi sebagai interaksi antara dua atau
banyak individu apabila (1) suplai sumber yang diperlukan terbatas, dalam
hubungannya dengan permintaan organisme atau (2) kualitas sumber bervariasi dan
permintaan terhadap sumber yang berkualitas tinggi lebih banyak.organisme
mungkin bersaing jika masing-masing berusaha untuk mencapai sumber yang paling
baik di sepanjang gradien kualitas atau apabila dua individu mencoba menempati
tempat yang sama secara simultan. Sumber yang dipersaingkan oleh individu
adalah untuk hidup dan bereproduksi, contohnya makanan, oksigen, dan cahaya
(Noughton,1990).
Secara teoritis ,apabila dalam suatu populasi yang
terdiri dari dua spesies , maka akan terjadi interaksi diantara keduanya.
Bentuk interaksi tersebut dapat bermacam-macam,salah satunya adalah kompetisi.
Kompetisi dalam arti yang luas ditujukan pada interaksi antara dua organisme
yang memperebutkan sesuatu yang sama. Kompetisi antar spesies merupakan suatu
interaksi antar dua atau lebih populasi spesies yang mempengaruhi
pertumbuhannya dan hidupnya secar merugikan.Bentuk dari kompetisi dapat
bermacam-macam. Kecenderungan dalam kompetisi menimbulkan adanya pemisahan
secara ekologi , spesies yang berdekatan atau yang serupa dan hal tersebut di
kenal sebagai azaz pengecualian kompetitif ( competitive exclusion principles )
.
Penyebab utama kompetisi adalah
diantara tanaman dari spesies yang sama. Akibat dari kompetisi ini terlihat
pada perbedaan tinggi batang, jumlah daun, dan diameter lateral akar. Akibat
dari kompetisi ini akan berpengaruh terhadap pembentukan karakter maupun dalam
kemampuan untuk memproduksi buah. Tidak seperti tanaman yang berbeda spesies,
tanaman yang sama spesiesnya memiliki kebutuhan yang sama antara yang satu
dengan yang lain. Mereka tidak dapat dengan mudah mengatur kebutuhan mereka
sendiri dari kebutuhan tanaman yang lain sesama spesies (Weafer,2005).
Kompetisi terjadi jika salah satu
dari 2 atau lebih organisme yang hidup bersama-sama membutuhkan faktor
lingkungan yang sangat terbatas jumlahnya dan tidak mencukupi bagi kebutuhan
bersama. Dalam keadaan seperti ini organisme akan berinteraksi ataupun
melakukan adaptasi khusus untuk mengurangi persaingan. Misalnya spesies dengan
perakaran dangkal mampu berdampingan dengan spesies berakar dalam karena
masing-masing menyerap unsur pertumbuhan di kedalaman berbeda (Sastroutomo,
2005).
Kompetisi diantara masing-masing
spesies merupakan topik penting dalam biologi kususnya dalam hal ekologi.
Kompetisi antar individu dalam atu spesies (intrespesifik) merupakan faktor
pendorong yang kuat dalam evolusi dan seleksi alam. Persaingan untuk
mendapatkan kebutuhan seperti makanan, air, lahan dan sinar matahari merupakan
hal biasa yang terjadi antara individu-individu yang berbeda spesies (intraspesifik).
Hal ini disebabkan karena suatu sumber terbatas kesediaannya dan beberapa
spesies tergantung pada sumber tersebut. Akibatnya spesies-spesies yang
berkompetisi kemungkinan mengalami dua hal yaitu bertahan jika spesies tersebut
mampu beradaptasi atau punah jika tidak mampu berkompetisi. Berdasarkan teori
evolusi, kompetisi memiliki peranan penting dalam proses seleksi alam (Anonim,
2007).
Kebutuhan tanaman mengenai unsur hara
dan air berbeda maka,tingkat kompetisi tanaman dapat berbeda pada tanaman yang
dikombinasi. Perbedaan intensitas kebutuhan zat, perbedaan sistem perakaran
(dangkal-dalam) digunakan sebagai dasar diterapkannya sistem tumpang sari.
Untuk mendapatkan sistem yang tepat, faktor yang harus diperhatikan yaitu:
kombinasi tanaman, penelitian yang telah dilakukan mengenai kombinasi kacang
tanah – jagung berproduksi lebih tinggi dari pada kacang tanah – padi (Gunawan
et al., 2006).
D.
Persaingan dalam Komunitas
Dalam artian yang luas persaingan ditunjukan pada
interaksi antara dua organisme yang memperebutkan sesuatu yang sama. Persaingan
ini dapat terjadi antara indifidu yang sejenis ataupun antara individu yang
berbeda jenis. Persaingan yang terjadi antara individu yang sejenis disebut
dengan persaingan intraspesifik sedangkan persaingan yang terjadi antara
individu yang berbeda jenisnya disebut sebagai persaingan interspesifik.
Persaingan yang terjadi antara organisme-organisme
tersebut mempengaruhi pertumbuhan dan hidupnya, dalam hal ini bersifat
merugikan (Odum, 1971). Setiap organisme yang berinteraksi akan di rugikan jika
sumber daya alam menjadi terbatas jumlahnya. Yang jadi penyebab terjadinya
persaingan antara lain makanan atau zat hara, sinar matahari, dan lain – lain
(Setiadi, 1989).
Faktor-fator intraspesifik merupakan mekanisme
interaksi dari dalam individu organisme yang turut mengendalikan kelimpahan
populasi. Pada hakikatnya mekanisme intraspesifik yang di maksud merupakan
perubahan biologi yang berlangsung dari waktu ke waktu (Wirakusumah, 2003).
Harter (1961), mengatakan bahwa persaingan
intraspesifik di gunakan untuk menggambarkan adanya persaingan antar
individu-individu tanaman yang sejenis. Persaingan intraspesifik terdiri atas :
1 Persaingan
aktivitas
2 Persaingan
sumber daya alam
Dua jenis populasi tumbuhan dapat bertahan bersama
bila individu-individunya secara bebas di kendalikan oleh hal – hal sebagai
berikut:
1.
Perbedaan unsur hara
2.
Perbedaan sebab – sebab kematian
3.
Kepekaan terhadap berbagai senyawa racun
4.
Kepekaan terhadap faktor – faktor yang mengendalikan sama dan pada waktu yang
berbeda.
Beberapa faktor-faktor yang berpengaruh terhadap
persaingan intraspesifik dan interspesifik pada tumbuhan, yaitu :
1.
Jenis tanaman
Faktor ini meliputi sifat biologi tumbuhan, system
perakaran, bentuk pertumbuhan secara fisiologis. Misalnya adalah pada tanaman
ilalang yang memiliki system perakaran yang menyebar luas sehingga menyebabkan
persaingan dalam memperebutkan unsure hara. Bentuk daun yang lebar pada daun
talas menyebabkan laju transpirasi yang tinggi sehingga menimbulkan persaingan
dalam memperebutkan air.
2.
Kepadatan tumbuhan
Jarak yang sempit antar tanaman pada suatu lahan dapat
menyebabkan persaingan terhadap zat-zat makanan hal ini karena zat hara yang
tersedia tidak mencukupi bagi pertumbuhan tanaman.
3.
Penyebaran tanaman
Untuk menyebarkan tanaman dapat dilakukan dengan
penyebaran biji atau melalui rimpang (akar tunas). Tanaman yang penyebarannya
dengan biji mempunyai kemampuan bersaing yang lebih tinggi daripada tanaman
yang menyebar dengan rimpang. Namun persaingan yang terjadi karena factor
penyebaran tanaman sangat dipengaruhi factor-faktor lingkungan lain seperti
suhu, cahaya, oksigen, dan air.
4.
Waktu
Lamanya periode tanaman sejenis hidup bersama dapat
memberikan tanggapan tertentu yang mempengaruhi kegiatan fisiologis tanaman.
Periode 25-30 % pertama dari daur tanaman merupakan periode yang paling peka
terhadap kerugian yang disebabkan oleh kompetisi.
Kompetisi dalam suatu komunitas dibagi menjadi dua ,
yaitu kompetisi sumber daya (resources competition atau scramble atau
exploitative competition ), yaitu kompetisi dalam memanfaatkan secara
bersama-sama sumber daya yang terbatas Inferensi (inference competition atau
contest competition), yaitu usaha pencarian sumber daya yang menyebabkan
kerugian pada individu lain, meskipun sumber daya tersebut tersedia secara
tidak terbatas. Biasanya proses ini diiringai dengan pengeluaran senyawa kimia
(allelochemical) yang berpengaruh negatif pada individu lain. Setiap makhluk hidup membutuhkan air, ruang, udara,
cahaya, dan nutrisi untukmemenuhi kebutuhan hidupnya. Kebutuhan yang terpenuhi
secara tepat atau optimum akan menghasilkan pertumbuhan yang baik dan sehat
bahkan akan menghasilkan buah yang nikmat. Tumbuhan, manusia, dan hewan dalam
memperoleh kebutuhan hidupnya perlu melakukan persaingan baik antar jenis
maupun antar spesies bahkan antar organ satu dengan yang lain dalam satu tubuh
(Sitompul et al.,2004).
E. Definisi
Pertumbuhan dan Perkembangan
Peristiwa perubahan biologi yang terjadi pada makhluk
hidup yang berupa pertambahan ukuran (volume, massa, dan tinggi) Irreversibel
(tidak kembali ke asal) dapat diukur serta dinyatakan secara kuantitatif.
Auksanometer adalah Suatu alat untuk mengukur pertumbuhan memanjang suatu
tanaman, yang terdiri atas sistem kontrol yang dilengkapi jarum penunjuk pada
busur skala atau jarum yang dapat menggaris pada silinder pemutar.
Proses menuju tercapainya kedewasaan atau tingkat yang
lebih sempurna (kompleks). Sel-sel berdiferensiasi. Peristiwa diferensiasi
menghasilkan perbedaan yang tampak pada struktur dan fungsi masing-masing
organ, sehingga perubahan yang terjadi pada organisme tersebut semakin
kompleks. Proses ini berlangsung secara kualitatif. Irreversible
F.
Tahap Pertumbuhan dan Perkembangan Tumbuhan
TAHAP AWAL
PERTUMBUHAN
Mula-mula biji melakukan imbibisi atau
penyerapan air sampai ukuran bijinya bertambah dan menjadi lunak. Saat air
masuk ke dalam biji, enzim-enzim mulai aktif sehingga menghasilkan berbagai
reaksi kimia. Kerja enzim ini antara lain, mengaktifkan metabolisme di dalam
biji dengan mensintesis cadangan makanan sebagai persediaan cadangan makanan
pada saat perkecambahan berlangsung.
PERKECAMBAHAN
Perkecambahan terjadi karena pertumbuhan radikula (calon
akar) dan pertumbuhan plumula (calon batang). Faktor yang memengaruhi
perkecambahan adalah air, kelembapan, oksigen, dan suhu. Perkecambahan biji ada
dua macam, yaitu:
a.
Tipe perkecambahan di atas tanah (Epigeal)
Hipokotil memanjang sehingga plumula dan
kotiledon ke permukaan tanah dan kotiledon melakukan fotosintesis selama daun
belum terbentuk. Contoh: perkecambahan kacang tanah.
b.
Tipe perkecambahan di bawah tanah (hipogeal)
Epikotil memanjang sehingga plumula keluar
menembus kulit biji dan muncul di atas permukaan tanah, sedangkan kotiledon
tertinggal dalam tanah. Contoh: perkecambahan kacang kapri (Pisum
sativum).
G. Faktor – faktor
yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman
Faktor-faktor
yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman dibedakan menjadi dua, yaitu factor dalam
dan factor luar. Berikut penjabaran mengenai faktor luar dan faktor
dalam.
a.
Faktor Dalam
a). Gen, adalah pembawa sifat
keturunan atau hereditas.
b). Hormon, adalah suatu senyawa
organik yang dibuat pada suatu bagian tumbuhan dan kemudian diangkut ke bagian
lain, yang dengan konsentrasi rendah menyebabkan suatu dampak fisiologis. Peran
hormon adalah merangsang pertumbuhan, pembelahan sel, pemanjangan sel, dan ada
yang mengahambat pertumbuhan. Contoh hormon pada tumbuhan; oksin,
geberelin, sitokinin, asam absisat, etilen, asam
traumatin, dan kalin.
b.
Faktor Luar
a). Nutien
dan air, nutrien dan zat makanan terdiri dari unsur-unsur atau senyawa kimia.
Nutrient yang diperlukan merupakan sumber energi dan sumber materi untuk
sintesis berbagai komponen sel yang diperlukan selama pertumbuhan. Air
dibutuhkan tumbuhan sebagai pelarut bagi kebanyakan reaksi dalam tubuh tumbuhan
dan sebagai medium reaksi enzimatis.
b). Cahaya,
selain berpengaruh dalam proses fotosintesis cahaya berpengaruh terhadap
pertumbuhan setiap organ dan keseluruhan tumbuhan.Cahaya khususnya cahaya
matahari merupakan sumber energi yang sangat penting untuk melaksanakan proses
fotosintesis. Tanpa adanya cahaya, tumbuhan hijau tidak akan melakukan
fotosintesis, sehingga tak mungkin mampu bertahan hidup untuk jangka waktu yang
lama. Respon tumbuhan terhadap lama penyinaran dan intensitas cahaya
disebut fotoperiodisme.
c). Suhu
udara, suhu berpengaruh terhadap kerja enzim, sehingga suhu juga berpengaruh
terhadap fisiologi tumbuhan. Suhu yang baik atau ideal yang diperlukan tumbuhan
sehingga pertumbuhan dan perkambangan berlangsung baik disebut suhu
optimum (10º C - 38ºC). Umumnya tumbuhan tidak dapat tumbuh di bawah suhu
0ºC dan di atas 40ºC. Suhu yang terlalu tinggi atau terlalu rendah akan
menghambat proses pertumbuhan dna perkembangan.
d). Oksigen,
berpengaruh terhadap pertumbuhan bagian tanaman di atas tanah maupun
pertumbuhan akar yang berada di dalam tanah.
e).
Kelembapan, kelembapan udara mempengaruhi proses penguapan air yang berhubungan
dengan penyerapan nutrien. Penguapan air akan meningkat apabila kelembapan
rendah, akibatnya tumbuhan dapat menyerap banyak nutrien. Keadaan ini memacu
pertumbuhan tanaman.
III.
Metode Praktikum
3.1
Tempat dan Waktu
Praktikum Ilmu Gulma, mengenai Kompetisi dilaksanakan di Halaman Laboratorium Fakultas Pertanian Universitas Tidar, Magelang. Waktu pelaksanaannya pada hari Senin, tanggal 12 Oktober 2016, Pukul 16.00 WIB sampai selesai.
Praktikum Ilmu Gulma, mengenai Kompetisi dilaksanakan di Halaman Laboratorium Fakultas Pertanian Universitas Tidar, Magelang. Waktu pelaksanaannya pada hari Senin, tanggal 12 Oktober 2016, Pukul 16.00 WIB sampai selesai.
3.2 Alat dan Bahan
Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum
kompetisi adalah Biji jagung, Umbi teki, Pot, Tanah,
Pupuk NPK, Meteran dan timbangan, Oven dan alat lain yang diperlukan.
3.3
Cara Kerja
1. Kecambakan
biji-biji jagung pada pot yang telah diisi tanah
2. Kecambahan
tuber teki pada kantong plastik yang telah diisi tanah.
3. Pada
saat kecambah jagung berdaun 2-3 lembar, pada masing-masing pot tinggalkan satu
tanaman, pindahan kecambah teki
kedalam pot - pot tersebut dengan
kerapatan 0, 3, 6, 12 per pot.
4. Setiap
perlakuan diulangi 6 kali
5. Pupuklah
dengan NPK
6. Berilah
pangairan dengan teratur dengan cara
disiram
7. Amatilah
tinggi tanaman dan jumlah daun tanaman jagung tiap minggu
8. Amatilah
tinggi dan jumlah anakan teki tiap minggu.
9. Amati
berat segar dan berat kering tanaman jagung
10. Amati
berat segar dan berat kering umbi teki dan bagian yang ada diatas tanah
11. Lakukan
uji statistik apakah ada pengaruh yang nyata dari tiap perlakuan yang saudara kerjakan diatas.
IV.
Hasil dan Pembahasan
Dari
hasi pengamaan terhadap pertumbuhan jagung dan teki dari keduanya yang lebih
kuat untuk berkompetisi ialah tanaman jagung di bandingkan dengan tanaman teki
hal itu karena tanaman jagung memiliki akar serabut yangmampu menyerap unsure
hara dibandingkan dengan akar kacang hiaju. Kemampuan tanaman jagung untuk
bersaing dengan komonditas tanaman lainya cukup banyak.
Jagung merupakan tanaman hortikultura yang mana tanaman ini mampu menghasilkan karboohidrat Kompetisi yang terjadi antara tanaman jagung dan kacang hijau. Kompetisi tersebut dapat berbentuk perebutan sumber daya yang terbatas (resource competition) atau saling menyakiti antar indifidu yang sejenis dengan kekuatan fisik (interference competition). Kompetisi yang terjadi antara individu sejenis disebut sebagai kompetisi intraspesifik sedangakan interaksi antara individuyang tidak sejenis disebut interaksi interspesifik. Persaingan tumbuhan dalam suatu spesies mampu di liat pada jarak antar tumbuhan. di mana sebenarnya persaingan yang paling keras terjadi antara tumbuhan yang sama spesiesnya, sehingga tegakan besar dari sepesies tunggal sangat jarang di temukan di alam. Persaingan antar tumbuhan yang sejenis ini mempengaruhi pertumbuhannya karena pada umumnya bersifat merugikan.
Kompetisi antara tanaman
tersebut terjadi karena faktor tumbuh yang terbatas. Faktor yang dikompetisikan
antara lain hara, cahaya, CO2, cahaya dan ruang tumbuh. Besarnya daya kompetisi
tumbuhan kompetitor tergantung pada beberapa faktor antara lain jumlah
individu dan berat tanaman kompetitor, siklus hidup tanaman kompetitor, periode
tanaman, dan jenis tanaman. Oleh karena itu dalam praktikum ini kita akan
mengetahui faktor penentu apa saja yang berpengaruh terhadap tanaman jagung dan
kacang hijau yang di amati serta interaksi yang terjadi diantara keduanya.
Kecepatan perkecambahan
biji tumbuhan dan pertumbuhan anakan (seedling) merupakan suatu faktor yang
menentukan kemampuan spesies tumbuhan tertentu untuk menghadapi dan
menaggulangi persaingan yang terjadi. Apabila suatu tanaman berkecambah
terlebih dahulu di banding suatu tanaman yang lain maka tanaman yang tumbuh
lebih dahulu dapat menyebar lebih luas sehingga mampu memperoleh cahaya
matahari, air, dan unsur hara tanah lebih banyak di bandingkan dengan yang
lain. Dalam artian yang luas persaingan ditunjukan pada interaksi antara dua
organisme yang memperebutkan sesuatu yang sama. Persaingan ini dapat terjadi
antara indifidu yang sejenis ataupun antara indifidu yang berbeda jenis.
Persaingan yang terjadi antara individu yang sejenis disebut dengan persaingan
intraspesifik sedangkan persaingan yang terjadi antara individu yang berbeda
jenisnya disebut sebagai persaingan interspesifik. Persaingan yang terjadi
antara organisme-organisme tersebut mempengaruhi pertumbuhan dan hidupnya,
dalam hal ini bersifat merugikan. Setiap organisme yang berinteraksi akan di
rugikan jika sumber daya alam menjadi terbatas jumlahnya. Yang jadi penyebab
terjadinya persaingan antara lain makanan atau zat hara, sinar matahari, dan
lain – lain. Faktor-fator intraspesifik merupakan mekanisme interaksi dari
dalam individu organisme yang turut mengendalikan kelimpahan populasi. Pada
hakikatnya mekanisme intraspesifik yang di maksud merupakan perubahan biologi
yang berlangsung dari waktu ke waktu.
Sedangkan dari
perbandingan data berat basah dan berat kering tanaman berbeda nyata antar
perlakuan, perlakuan yang memiliki nilai paling tinggi yaitu pada monokultur
dari jumlah keseluruhan perlakuan hal tersebut menunjukan bahwa dengan
penanaman yang sedemikian maka kompetisi berjalan dengan sedikit sehingga
tanaman mampu berkembang sendiri sehingga kebutuhan akan unsurhara dalam satu
polibeq terpenuhi. Pada perlakuan polikultur tanaman jagung dan gulma
menunjukan keadaan yang tak sebanding yang mana berat kering dan berat basah
berbeda dengan perlakuan yang lainnya sehingga dalam polibeq ini terjadi
persaingan antar jenis tanaman yang berbeda jenis maupun sama jenis, itulah
hasil pengamatan yang telah dilakukan dalam praktikum ilmu gulma tentang
kompetisi.
V. KESIMPULAN
1. Kompetisi adalah interakksi antar individu yang muncul akibat kesamaan kebutuhan akan sumberdaya yang bersifat terbatas.
2. Gulma adalah suatu tumbuhan yang merugikan bagi tanaman budidaya.
3. Pada perlakuan polikultu jagung dan teki memiliki penurunan yang tinggi dibandingkan dengan perlakuan yang lainnya.
4. Gulma merupakan tempat tinggal bagi inang penyakit maupun insek yang berukuran kecil.
5. Faktor yang di persaingkan antar tumbuhan ialah hara, cahaya, CO2, cahaya dan ruang tumbuh.
DAFTAR PUSTAKA
Allard, R. W., 2005. Principles of Plant Breeding.
Jhon Wiley and Sons, New York. 485 pp.
Chambell and R. Mitchel. 1987. Biology 5th
Ed. Addison Wesley Longman, Inc ; USA.
Djuffi.2006. Penentuan pola distribusi, asosiasi dan interaksi
apesies tumbuhan khususnya padang rumput di Taman Nasional
Baluran Jawa Timur. Jurnal of Biological Divercity 3:181.
Elfidasari, D. 2007 Jenis-jenis intraspesifik dan
interspesifik pada tiga jenis kuntul pada saat mencari makan di sekitar Cagar
Alam Pulau Dua Serang, Propinsi Banten. Jurnal Biodiversitas
8:266-29.
Hasanuddin, Erida, Gina., dan Safmaneli. 2012.
Pengaruh Persaingan Gulma Synedrella nodiflora L. Gaertn pada Berbagai
Densitas terhadap Pertumbuhan Hasil Kedelai. Agrista, 16 (3) : 146—152.
Makmur. A.,
1988. Pengantar Pemulian Tanaman. Bina Aksara, Jakarta.
Marzuki, R. 2007. Bertanam Kacang Tanah. Jakarta : Penebar Swadaya.
Murrinie, Endang Dewi. Tanpa Tahun. Analisis
Pertumbuhan Tanaman Kacang Tanah dan Pergeseran Komposisi Gulma pada Frekuensi
Penyiangan dan Jarak Tanam yang Berbeda.(Online)(http://eprints.umk.ac.id/118/1/ANALISIS_PERTUMBUHAN_TANAMAN_KACANG_TANAH.pdf), diakses 24 September 2016.
Nasir, M.,
2002. Bioteknologi Molekuler Teknik Rekayasa Genetik Tanaman. Citra
Aditya Bakti, Bandung.
Nurwidada,
1998. Bertanam Kacang Tanah. Yogyakarta.
Odum, P.E. 1983. Basic Ecology. Saunders Collage
Publishing, United States of America.
Pranasari, R.A. ,
Nurhidayati, T dan Durwani, K.L. 2012. Persaingan tanaman jagung (Zea mays)
dan rumput teki (Cyperus rorundus) pada pengaruh tekanan garam (NaCl).
Jurnal Sains dan Seni ITS 1:235
Rahmadi, M., N. Hermiati, A. Baihaki dan R. Setiamihardja, 1990. Varian
Genetik dan Heritabilitas Komponen
Hasil dan Galur Harapan. Rezky Nuradi. 2014. http://www.academia.edu/11603754/Laporan_Penelitian_Kacang_Tanah_dan_Padi_by.RN. Diakses
pada tanggal 17 september 2016 pada pukul 13.00 WIB.
Sastroutomo, Soetikno S. 1990.
Ekologi Gulma. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama
Sitompul, S.
M., dan B. Guritno, 1995. Analisis Pertumbuhan Tanaman. Gadja Mada
University Press, Yogyakarta.
Soemaatmadja,
S., 1993. Sumber Daya Nabati Asia Tenggara I. Editor Maesen, L. J. V.
Grafindo Pustaka Utama, Jakarta.
Suhaeni,
2007. Menanam Kacang Tanah. Penerbit Nuansa. Bandung.
Sutopo, L.,
1998. Teknologi Benih. Raja Gafindo Persada, Jakarta.
Tjokrowardojo, Agus Sudiman dan Djauhariya, Endjo.
Tanpa tahun. Gulma danm Pengendaliannya pada Budidaya Tanaman Nilam.
(Online), (http://balittro.litbang.pertanian.go.id/ind/images/publikasi/monograph/nilam/GULMA%20DAN%20PENGENDALIANNYA%20PADA%20BUDIDAYA.pdf) , diakses pada 16 September 2016.
Umi Arsih. 2012. https://umiarsih.wordpress.com/2013/01/18/acara-iii-pengaruh-kondisi-pencahayaan-pada-pertumbuhan-tanaman/. Diakses
pada tanggal 17 September 2016 pada pukul 15.00 WIB.
Weafer, T.E and Frederic, E.Clements.1938. Plant
Ecology. 2th Edition MC.Grow –hill Book Company, New York.
Zuchri, A. 2007. Optimalisas hasil tanaman kacang
tanah dan jagung dalam tumpangsari melalui pengaturan baris tanam dan
pemrosesan daun jagung. Embryo 4:156-163.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar