Minggu, 17 Desember 2017

kompetisi

KOMPETISI
I.     Tujuan Praktikum
1.    Mengetahui sampai seberapa jauh pengaruh  kerapatan  teki terhadap pertumbuhan  tanaman.

II. Tinjauan Pustaka
A.  Pengaruh Lingkungan Terhadap Pertumbuhan

Faktor-faktor lingkungan akan mempengaruhi fungsi fisiologis tanaman. Respons tanaman sebagai akibat faktor lingkungan akan terlihat  pada penampilan tanaman. Tumbuhan menyesuaikan diri dengan lingkungannya, disini terlihat bahwa tumbuhan saling mempengaruhi dengan lingkungannya. Begitu pula biasanya vegetasi yang tumbuh disekitar ekosistem tersebut juga spesifik atau tertentu. Karena hanya tumbuhan yang sesuai dan cocok saja yang dapat hidup berdampingan. Tumbuhan pun mempunyai sifat menolak terhadap tumbuhan yang tidak disukainya, yaitu dengan mengeluarkan zat kimia yang dapat bersifat bagi jenis tertentu. Sifat tersebut dinamakan allelopati (Irwan,2007).

B.     Hubungan atau interaksi sesama tanaman
Dalam usaha mengkomposisikan jenis-jenis tanaman misalnya untuk keperluan estetika, perlu diketahui bahwa hubungan sesama tanaman tertentu memerlukan bantuan tanaman tertentu pula, misalnya untuk perlindungan. Tumbuh-tumbuhan dapat mengahasilkan zat-zat yang dapat merangsang atau meracuni jenis tumbuhan lain. Senyawa-senyawa ini dapat meracuni biji-biji tanaman yang ada disekitarnya (Irwan,2007).

Ada beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya hubungan  sesama tanaman  yaitu:
1.      Adanya kompetisi yang disebabkan kekurangan sumber energy atau sumber daya lainnya yang terbatas seperti sinar matahari, unsur hara, dan air. Kompetisi ini disebut juga alelospoli.
2.      Tumbuhan tertentu baik masih hidup atau sudah mati menghasilkan senyawa kimia yang dapat mempengaruhi tumbuhan lain. Senyawa kimia tersebut disebutallelopati.
3.      Adanya pengaruh baik fisik maupun maupun biologis lingkungan yang dap[at mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan jenis-jenis tumbuhan yang bertindak sebagai tuan rumah atau inang (Irwan,2007).
C.     Kompetisi
Kompetisi adalah interakksi antar individu yang muncul akibat kesamaan kebutuhan akan sumberdaya yang bersifat terbatas, sehingga membatasi kemampuan bertahan (survival), pertumbuhan dan reproduksi individu penyaing (Begon et al .1990), sedangkan Molles (2002) kompettisi didefinisikan sebagai interaksi antar individu yang berakibat pada pengurangan kemampuan hidup mereka. Kompetisi dapat terjadi antar individu (intraspesifik) dan antar individu pada satu spesies yang sama atau interspesifik. 

Kompetisi dapat didefenisikan sebagai salah satu bentuk interaksi antar tumbuhan yang saling memperebutkan sumber daya alam yang tersedia terbatas pada lahan dan waktu sama yang menimbulkan dampak negatif terhadap pertumbuhan dan hasil salah satu jenis tumbuhan atau lebih. Sumber daya alam tersebut, contohnya air, hara, cahaya, CO2, dan ruang tumbuh (Kastono,2005).

Definisi kompetisi sebagai interaksi antara dua atau banyak individu apabila (1) suplai sumber yang diperlukan terbatas, dalam hubungannya dengan permintaan organisme atau (2) kualitas sumber bervariasi dan permintaan terhadap sumber yang berkualitas tinggi lebih banyak.organisme mungkin bersaing jika masing-masing berusaha untuk mencapai sumber yang paling baik di sepanjang gradien kualitas atau apabila dua individu mencoba menempati tempat yang sama secara simultan. Sumber yang dipersaingkan oleh individu adalah untuk hidup dan bereproduksi, contohnya makanan, oksigen, dan cahaya (Noughton,1990).

Secara teoritis ,apabila dalam suatu populasi yang terdiri dari dua spesies , maka akan terjadi interaksi diantara keduanya. Bentuk interaksi tersebut dapat bermacam-macam,salah satunya adalah kompetisi. Kompetisi dalam arti yang luas ditujukan pada interaksi antara dua organisme yang memperebutkan sesuatu yang sama. Kompetisi antar spesies merupakan suatu interaksi antar dua atau lebih populasi spesies yang mempengaruhi pertumbuhannya dan hidupnya secar merugikan.Bentuk dari kompetisi dapat bermacam-macam. Kecenderungan dalam kompetisi menimbulkan adanya pemisahan secara ekologi , spesies yang berdekatan atau yang serupa dan hal tersebut di kenal sebagai azaz pengecualian kompetitif ( competitive exclusion principles ) .

Penyebab utama kompetisi adalah diantara tanaman dari spesies yang sama. Akibat dari kompetisi ini terlihat pada perbedaan tinggi batang, jumlah daun, dan diameter lateral akar. Akibat dari kompetisi ini akan berpengaruh terhadap pembentukan karakter maupun dalam kemampuan untuk memproduksi buah. Tidak seperti tanaman yang berbeda spesies, tanaman yang sama spesiesnya memiliki kebutuhan yang sama antara yang satu dengan yang lain. Mereka tidak dapat dengan mudah mengatur kebutuhan mereka sendiri dari kebutuhan tanaman yang lain sesama spesies (Weafer,2005).

Kompetisi terjadi jika salah satu dari 2 atau lebih organisme yang hidup bersama-sama membutuhkan faktor lingkungan yang sangat terbatas jumlahnya dan tidak mencukupi bagi kebutuhan bersama. Dalam keadaan seperti ini organisme akan berinteraksi ataupun melakukan adaptasi khusus untuk mengurangi persaingan. Misalnya spesies dengan perakaran dangkal mampu berdampingan dengan spesies berakar dalam karena masing-masing menyerap unsur pertumbuhan di kedalaman berbeda (Sastroutomo, 2005).
Kompetisi diantara masing-masing spesies merupakan topik penting dalam biologi kususnya dalam hal ekologi. Kompetisi antar individu dalam atu spesies (intrespesifik) merupakan faktor pendorong yang kuat dalam evolusi dan seleksi alam. Persaingan untuk mendapatkan kebutuhan seperti makanan, air, lahan dan sinar matahari merupakan hal biasa yang terjadi antara individu-individu yang berbeda spesies (intraspesifik). Hal ini disebabkan karena suatu sumber terbatas kesediaannya dan beberapa spesies tergantung pada sumber tersebut. Akibatnya spesies-spesies yang berkompetisi kemungkinan mengalami dua hal yaitu bertahan jika spesies tersebut mampu beradaptasi atau punah jika tidak mampu berkompetisi. Berdasarkan teori evolusi, kompetisi memiliki peranan penting dalam proses seleksi alam (Anonim, 2007).

Kebutuhan tanaman mengenai unsur hara dan air berbeda maka,tingkat kompetisi tanaman dapat berbeda pada tanaman yang dikombinasi. Perbedaan intensitas kebutuhan zat, perbedaan sistem perakaran (dangkal-dalam) digunakan sebagai dasar diterapkannya sistem tumpang sari. Untuk mendapatkan sistem yang tepat, faktor yang harus diperhatikan yaitu: kombinasi tanaman, penelitian yang telah dilakukan mengenai kombinasi kacang tanah – jagung berproduksi lebih tinggi dari pada kacang tanah – padi (Gunawan et al., 2006).

      D.    Persaingan dalam Komunitas
Dalam artian yang luas persaingan ditunjukan pada interaksi antara dua organisme yang memperebutkan sesuatu yang sama. Persaingan ini dapat terjadi antara indifidu yang sejenis ataupun antara individu yang berbeda jenis. Persaingan yang terjadi antara individu yang sejenis disebut dengan persaingan intraspesifik sedangkan persaingan yang terjadi antara individu yang berbeda jenisnya disebut sebagai persaingan interspesifik.

Persaingan yang terjadi antara organisme-organisme tersebut mempengaruhi pertumbuhan dan hidupnya, dalam hal ini bersifat merugikan (Odum, 1971). Setiap organisme yang berinteraksi akan di rugikan jika sumber daya alam menjadi terbatas jumlahnya. Yang jadi penyebab terjadinya persaingan antara lain makanan atau zat hara, sinar matahari, dan lain – lain (Setiadi, 1989).

Faktor-fator intraspesifik merupakan mekanisme interaksi dari dalam individu organisme yang turut mengendalikan kelimpahan populasi. Pada hakikatnya mekanisme intraspesifik yang di maksud merupakan perubahan biologi yang berlangsung dari waktu ke waktu (Wirakusumah, 2003).

Harter (1961), mengatakan bahwa persaingan intraspesifik di gunakan untuk menggambarkan adanya persaingan antar individu-individu tanaman yang sejenis. Persaingan intraspesifik terdiri atas :
1        Persaingan aktivitas
2        Persaingan sumber daya alam
Dua jenis populasi tumbuhan dapat bertahan bersama bila individu-individunya secara bebas di kendalikan oleh hal – hal sebagai berikut:
1.      Perbedaan unsur hara
2.      Perbedaan sebab – sebab kematian
3.      Kepekaan terhadap berbagai senyawa racun
4.      Kepekaan terhadap faktor – faktor yang mengendalikan sama dan pada waktu yang berbeda.
Beberapa faktor-faktor yang berpengaruh terhadap persaingan intraspesifik dan interspesifik pada tumbuhan, yaitu :
1.      Jenis tanaman
Faktor ini meliputi sifat biologi tumbuhan, system perakaran, bentuk pertumbuhan secara fisiologis. Misalnya adalah pada tanaman ilalang yang memiliki system perakaran yang menyebar luas sehingga menyebabkan persaingan dalam memperebutkan unsure hara. Bentuk daun yang lebar pada daun talas menyebabkan laju transpirasi yang tinggi sehingga menimbulkan persaingan dalam memperebutkan air.
2.      Kepadatan tumbuhan
Jarak yang sempit antar tanaman pada suatu lahan dapat menyebabkan persaingan terhadap zat-zat makanan hal ini karena zat hara yang tersedia tidak mencukupi bagi pertumbuhan tanaman.
3.      Penyebaran tanaman
Untuk menyebarkan tanaman dapat dilakukan dengan penyebaran biji atau melalui rimpang (akar tunas). Tanaman yang penyebarannya dengan biji mempunyai kemampuan bersaing yang lebih tinggi daripada tanaman yang menyebar dengan rimpang. Namun persaingan yang terjadi karena factor penyebaran tanaman sangat dipengaruhi factor-faktor lingkungan lain seperti suhu, cahaya, oksigen, dan air.
4.      Waktu
Lamanya periode tanaman sejenis hidup bersama dapat memberikan tanggapan tertentu yang mempengaruhi kegiatan fisiologis tanaman. Periode 25-30 % pertama dari daur tanaman merupakan periode yang paling peka terhadap kerugian yang disebabkan oleh kompetisi.
Kompetisi dalam suatu komunitas dibagi menjadi dua , yaitu kompetisi sumber daya (resources competition atau scramble atau exploitative competition ), yaitu kompetisi dalam memanfaatkan secara bersama-sama sumber daya yang terbatas Inferensi (inference competition atau contest competition), yaitu usaha pencarian sumber daya yang menyebabkan kerugian pada individu lain, meskipun sumber daya tersebut tersedia secara tidak terbatas. Biasanya proses ini diiringai dengan pengeluaran senyawa kimia (allelochemical) yang berpengaruh negatif pada individu lain. Setiap makhluk hidup membutuhkan air, ruang, udara, cahaya, dan nutrisi untukmemenuhi kebutuhan hidupnya. Kebutuhan yang terpenuhi secara tepat atau optimum akan menghasilkan pertumbuhan yang baik dan sehat bahkan akan menghasilkan buah yang nikmat. Tumbuhan, manusia, dan hewan dalam memperoleh kebutuhan hidupnya perlu melakukan persaingan baik antar jenis maupun antar spesies bahkan antar organ satu dengan yang lain dalam satu tubuh (Sitompul et al.,2004).
E.     Definisi Pertumbuhan dan Perkembangan
Peristiwa perubahan biologi yang terjadi pada makhluk hidup yang berupa pertambahan ukuran (volume, massa, dan tinggi) Irreversibel (tidak kembali ke asal) dapat diukur serta dinyatakan secara kuantitatif. Auksanometer adalah Suatu alat untuk mengukur pertumbuhan memanjang suatu tanaman, yang terdiri atas sistem kontrol yang dilengkapi jarum penunjuk pada busur skala atau jarum yang dapat menggaris pada silinder pemutar.
Proses menuju tercapainya kedewasaan atau tingkat yang lebih sempurna (kompleks). Sel-sel berdiferensiasi. Peristiwa diferensiasi menghasilkan perbedaan yang tampak pada struktur dan fungsi masing-masing organ, sehingga perubahan yang terjadi pada organisme tersebut semakin kompleks. Proses ini berlangsung secara kualitatif. Irreversible

F.      Tahap Pertumbuhan dan Perkembangan Tumbuhan
TAHAP AWAL PERTUMBUHAN
Mula-mula biji melakukan imbibisi atau penyerapan air sampai ukuran bijinya bertambah dan menjadi lunak. Saat air masuk ke dalam biji, enzim-enzim mulai aktif sehingga menghasilkan berbagai reaksi kimia. Kerja enzim ini antara lain, mengaktifkan metabolisme di dalam biji dengan mensintesis cadangan makanan sebagai persediaan cadangan makanan pada saat perkecambahan berlangsung.
PERKECAMBAHAN
Perkecambahan terjadi karena pertumbuhan radikula (calon akar) dan pertumbuhan plumula (calon batang). Faktor yang memengaruhi perkecambahan adalah air, kelembapan, oksigen, dan suhu. Perkecambahan biji ada dua macam, yaitu:
a.       Tipe perkecambahan di atas tanah (Epigeal)
Hipokotil memanjang sehingga plumula dan kotiledon ke permukaan tanah dan kotiledon melakukan fotosintesis selama daun belum terbentuk. Contoh: perkecambahan kacang tanah.
b.      Tipe perkecambahan di bawah tanah (hipogeal)
Epikotil memanjang sehingga plumula keluar menembus kulit biji dan muncul di atas permukaan tanah, sedangkan kotiledon tertinggal dalam tanah. Contoh: perkecambahan kacang kapri (Pisum sativum). 
G.    Faktor – faktor yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman
Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman dibedakan menjadi dua, yaitu factor dalam dan factor luar. Berikut penjabaran mengenai faktor  luar dan faktor dalam.
a.       Faktor Dalam
a). Gen, adalah pembawa sifat keturunan atau hereditas.
b). Hormon, adalah suatu senyawa organik yang dibuat pada suatu bagian tumbuhan dan kemudian diangkut ke bagian lain, yang dengan konsentrasi rendah menyebabkan suatu dampak fisiologis. Peran hormon adalah merangsang pertumbuhan, pembelahan sel, pemanjangan sel, dan ada yang mengahambat pertumbuhan. Contoh hormon pada tumbuhan; oksin, geberelin, sitokinin, asam absisat, etilen, asam traumatin, dan kalin.
b.  Faktor Luar
a). Nutien dan air, nutrien dan zat makanan terdiri dari unsur-unsur atau senyawa kimia. Nutrient yang diperlukan merupakan sumber energi dan sumber materi untuk sintesis berbagai komponen sel yang diperlukan selama pertumbuhan. Air dibutuhkan tumbuhan sebagai pelarut bagi kebanyakan reaksi dalam tubuh tumbuhan dan sebagai medium reaksi enzimatis.
b). Cahaya, selain berpengaruh dalam proses fotosintesis cahaya berpengaruh terhadap pertumbuhan setiap organ dan keseluruhan tumbuhan.Cahaya khususnya cahaya matahari merupakan sumber energi yang sangat penting untuk melaksanakan proses fotosintesis. Tanpa adanya cahaya, tumbuhan hijau tidak akan melakukan fotosintesis, sehingga tak mungkin mampu bertahan hidup untuk jangka waktu yang lama. Respon tumbuhan terhadap lama penyinaran dan intensitas cahaya disebut fotoperiodisme.
c). Suhu udara, suhu berpengaruh terhadap kerja enzim, sehingga suhu juga berpengaruh terhadap fisiologi tumbuhan. Suhu yang baik atau ideal yang diperlukan tumbuhan sehingga pertumbuhan dan perkambangan berlangsung baik disebut suhu optimum (10º C - 38ºC). Umumnya tumbuhan tidak dapat tumbuh di bawah suhu 0ºC dan di atas 40ºC. Suhu yang terlalu tinggi atau terlalu rendah akan menghambat proses pertumbuhan dna perkembangan.
d). Oksigen, berpengaruh terhadap pertumbuhan bagian tanaman di atas tanah maupun pertumbuhan akar yang berada di dalam tanah.
e). Kelembapan, kelembapan udara mempengaruhi proses penguapan air yang berhubungan dengan penyerapan nutrien. Penguapan air akan meningkat apabila kelembapan rendah, akibatnya tumbuhan dapat menyerap banyak nutrien. Keadaan ini memacu pertumbuhan tanaman.



III. Metode Praktikum
3.1 Tempat dan Waktu
            Praktikum Ilmu Gulma, mengenai Kompetisi  dilaksanakan di Halaman Laboratorium Fakultas Pertanian Universitas Tidar, Magelang. Waktu pelaksanaannya pada hari Senin, tanggal 12 Oktober 2016, Pukul 16.00 WIB sampai selesai.
3.2  Alat dan Bahan                                                                                                  
Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum kompetisi adalah Biji jagung, Umbi teki, Pot, Tanah, Pupuk NPK, Meteran dan timbangan, Oven dan alat lain yang diperlukan.
3.3 Cara Kerja
1.      Kecambakan biji-biji jagung pada pot yang telah diisi tanah
2.      Kecambahan tuber teki pada kantong plastik yang telah diisi tanah.
3.      Pada saat kecambah jagung berdaun 2-3 lembar, pada masing-masing pot tinggalkan satu tanaman, pindahan kecambah teki  kedalam  pot - pot tersebut dengan kerapatan 0, 3, 6, 12 per pot.
4.      Setiap perlakuan diulangi 6 kali
5.      Pupuklah dengan NPK
6.      Berilah pangairan dengan teratur  dengan cara disiram
7.      Amatilah tinggi tanaman dan jumlah daun tanaman jagung tiap minggu
8.      Amatilah tinggi dan jumlah anakan teki tiap minggu.
9.      Amati berat segar dan berat kering tanaman jagung
10.  Amati berat segar dan berat kering umbi teki dan bagian yang ada diatas tanah
11.  Lakukan uji statistik apakah ada pengaruh yang nyata dari tiap perlakuan  yang saudara kerjakan diatas.



IV. Hasil dan Pembahasan


Dari hasi pengamaan terhadap pertumbuhan jagung dan teki dari keduanya yang lebih kuat untuk berkompetisi ialah tanaman jagung di bandingkan dengan tanaman teki hal itu karena tanaman jagung memiliki akar serabut yangmampu menyerap unsure hara dibandingkan dengan akar kacang hiaju. Kemampuan tanaman jagung untuk bersaing dengan komonditas tanaman lainya cukup banyak.

            Jagung merupakan tanaman hortikultura yang mana tanaman ini mampu menghasilkan karboohidrat Kompetisi yang terjadi antara tanaman jagung dan kacang hijau. Kompetisi tersebut dapat berbentuk perebutan sumber daya yang terbatas (resource competition) atau saling menyakiti antar indifidu yang sejenis dengan kekuatan fisik (interference competition). Kompetisi yang terjadi antara individu sejenis disebut sebagai kompetisi intraspesifik sedangakan interaksi antara individuyang tidak sejenis disebut interaksi interspesifik. Persaingan tumbuhan dalam suatu spesies mampu di liat pada jarak antar tumbuhan. di mana sebenarnya persaingan yang paling keras terjadi antara tumbuhan yang sama spesiesnya, sehingga tegakan besar dari sepesies tunggal sangat jarang di temukan di alam. Persaingan antar tumbuhan yang sejenis ini mempengaruhi pertumbuhannya karena pada umumnya bersifat merugikan.
Kompetisi antara tanaman tersebut terjadi karena faktor tumbuh yang terbatas. Faktor yang dikompetisikan antara lain hara, cahaya, CO2, cahaya dan ruang tumbuh. Besarnya daya kompetisi tumbuhan kompetitor tergantung pada beberapa faktor  antara lain jumlah individu dan berat tanaman kompetitor, siklus hidup tanaman kompetitor, periode tanaman, dan jenis tanaman. Oleh karena itu dalam praktikum ini kita akan mengetahui faktor penentu apa saja yang berpengaruh terhadap tanaman jagung dan kacang hijau yang di amati serta interaksi yang terjadi diantara keduanya.
           
Kecepatan perkecambahan biji tumbuhan dan pertumbuhan anakan (seedling) merupakan suatu faktor yang menentukan kemampuan spesies tumbuhan tertentu untuk menghadapi dan menaggulangi persaingan yang terjadi. Apabila suatu tanaman berkecambah terlebih dahulu di banding suatu tanaman yang lain maka tanaman yang tumbuh lebih dahulu dapat menyebar lebih luas sehingga mampu memperoleh cahaya matahari, air, dan unsur hara tanah lebih banyak di bandingkan dengan yang lain. Dalam artian yang luas persaingan ditunjukan pada interaksi antara dua organisme yang memperebutkan sesuatu yang sama. Persaingan ini dapat terjadi antara indifidu yang sejenis ataupun antara indifidu yang berbeda jenis. Persaingan yang terjadi antara individu yang sejenis disebut dengan persaingan intraspesifik sedangkan persaingan yang terjadi antara individu yang berbeda jenisnya disebut sebagai persaingan interspesifik. Persaingan yang terjadi antara organisme-organisme tersebut mempengaruhi pertumbuhan dan hidupnya, dalam hal ini bersifat merugikan. Setiap organisme yang berinteraksi akan di rugikan jika sumber daya alam menjadi terbatas jumlahnya. Yang jadi penyebab terjadinya persaingan antara lain makanan atau zat hara, sinar matahari, dan lain – lain. Faktor-fator intraspesifik merupakan mekanisme interaksi dari dalam individu organisme yang turut mengendalikan kelimpahan populasi. Pada hakikatnya mekanisme intraspesifik yang di maksud merupakan perubahan biologi yang berlangsung dari waktu ke waktu.
           
Sedangkan dari perbandingan data berat basah dan berat kering tanaman berbeda nyata antar perlakuan, perlakuan yang memiliki nilai paling tinggi yaitu pada monokultur dari jumlah keseluruhan perlakuan hal tersebut menunjukan bahwa dengan penanaman yang sedemikian maka kompetisi berjalan dengan sedikit sehingga tanaman mampu berkembang sendiri sehingga kebutuhan akan unsurhara dalam satu polibeq terpenuhi. Pada perlakuan polikultur tanaman jagung dan gulma menunjukan keadaan yang tak sebanding yang mana berat kering dan berat basah berbeda dengan perlakuan yang lainnya sehingga dalam polibeq ini terjadi persaingan antar jenis tanaman yang berbeda jenis maupun sama jenis, itulah hasil pengamatan yang telah dilakukan dalam praktikum ilmu gulma tentang kompetisi.

                                                           

V. KESIMPULAN

1. Kompetisi adalah interakksi antar individu yang muncul akibat kesamaan kebutuhan akan sumberdaya yang bersifat terbatas.
2. Gulma adalah suatu tumbuhan yang merugikan bagi tanaman budidaya.
3.  Pada perlakuan polikultu jagung dan teki memiliki penurunan yang tinggi dibandingkan dengan perlakuan yang lainnya.
4. Gulma merupakan tempat tinggal bagi inang penyakit maupun insek yang berukuran kecil.
5. Faktor yang di persaingkan antar tumbuhan ialah  hara, cahaya, CO2, cahaya dan ruang tumbuh.


DAFTAR PUSTAKA
Allard, R. W., 2005. Principles of Plant Breeding. Jhon Wiley and Sons, New York. 485 pp.

Chambell and R. Mitchel. 1987. Biology 5th Ed. Addison Wesley Longman, Inc ; USA.

Djuffi.2006. Penentuan pola distribusi, asosiasi dan interaksi apesies tumbuhan khususnya     padang rumput di Taman Nasional Baluran Jawa Timur. Jurnal of Biological Divercity 3:181.

Elfidasari, D. 2007 Jenis-jenis intraspesifik dan interspesifik pada tiga jenis kuntul pada saat   mencari makan di sekitar Cagar Alam Pulau Dua Serang, Propinsi Banten. Jurnal     Biodiversitas 8:266-29.

Hasanuddin, Erida, Gina., dan Safmaneli. 2012. Pengaruh Persaingan Gulma Synedrella nodiflora L. Gaertn pada Berbagai Densitas terhadap Pertumbuhan Hasil Kedelai. Agrista, 16 (3) : 146—152.

Makmur. A., 1988. Pengantar Pemulian Tanaman. Bina Aksara, Jakarta.
Marzuki, R. 2007. Bertanam Kacang Tanah. Jakarta : Penebar Swadaya.

Murrinie, Endang Dewi. Tanpa Tahun. Analisis Pertumbuhan Tanaman Kacang Tanah dan Pergeseran Komposisi Gulma pada Frekuensi Penyiangan dan Jarak Tanam yang Berbeda.(Online)(http://eprints.umk.ac.id/118/1/ANALISIS_PERTUMBUHAN_TANAMAN_KACANG_TANAH.pdf), diakses 24 September 2016.

Nasir, M., 2002. Bioteknologi Molekuler Teknik Rekayasa Genetik Tanaman. Citra Aditya Bakti, Bandung.
Nurwidada, 1998. Bertanam Kacang Tanah. Yogyakarta.

Odum, P.E. 1983. Basic Ecology. Saunders Collage Publishing, United States of America.
          Pranasari, R.A. , Nurhidayati, T dan Durwani, K.L. 2012. Persaingan tanaman jagung (Zea mays) dan rumput teki (Cyperus rorundus) pada pengaruh tekanan garam (NaCl). Jurnal Sains dan Seni ITS 1:235

Rahmadi, M., N. Hermiati, A. Baihaki dan R. Setiamihardja, 1990. Varian Genetik dan   Heritabilitas Komponen Hasil dan Galur Harapan. Rezky Nuradi. 2014. http://www.academia.edu/11603754/Laporan_Penelitian_Kacang_Tanah_dan_Padi_by.RN. Diakses pada tanggal 17 september 2016 pada pukul 13.00 WIB.

Sastroutomo, Soetikno S. 1990. Ekologi Gulma. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama

Sitompul, S. M., dan B. Guritno, 1995. Analisis Pertumbuhan Tanaman. Gadja Mada University Press, Yogyakarta.

Soemaatmadja, S., 1993. Sumber Daya Nabati Asia Tenggara I. Editor Maesen, L. J. V. Grafindo Pustaka Utama, Jakarta.

Suhaeni, 2007. Menanam Kacang Tanah. Penerbit Nuansa. Bandung.

Sutopo, L., 1998. Teknologi Benih. Raja Gafindo Persada, Jakarta.

Tjokrowardojo, Agus Sudiman dan Djauhariya, Endjo. Tanpa tahun. Gulma danm Pengendaliannya pada Budidaya Tanaman Nilam. (Online), (http://balittro.litbang.pertanian.go.id/ind/images/publikasi/monograph/nilam/GULMA%20DAN%20PENGENDALIANNYA%20PADA%20BUDIDAYA.pdf) , diakses pada 16 September 2016.

Umi Arsih. 2012. https://umiarsih.wordpress.com/2013/01/18/acara-iii-pengaruh-kondisi-pencahayaan-pada-pertumbuhan-tanaman/. Diakses pada tanggal 17 September 2016 pada pukul 15.00 WIB.

Weafer, T.E and Frederic, E.Clements.1938. Plant Ecology. 2th Edition MC.Grow –hill Book Company, New York.

Zuchri, A. 2007. Optimalisas hasil tanaman kacang tanah dan jagung dalam tumpangsari melalui pengaturan baris tanam dan pemrosesan daun jagung. Embryo 4:156-163.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar